Chapter 9

222 34 52
                                    

Jennie pov

Langit sore ini mendukung kesedihanku, awannya yg kelabu dengan lembut bergerak menggeser cerah merahnya langit

Pandanganku kosong menatap halaman belakang rumah, untuk kesekian kalinya aku merenung dengan figura lisa di sampingku.

Jika kukatakan aku telah hancur. Maka itu benar adanya, surat perceraian dan undangan itu sudah mampu membuatku tak memiliki seutuhnya nyawa di tubuh.

Bisakah aku berharap sesuatu tiba² terjadi?, mungkin dengan munculnya lisa dan mengatakan jika semua kebohongan dan menginginkan pernikahan ini tetap berlanjut.

Aku bersumpah dengan nama tuhan, aku tak akan menuntut apapun lagi jika lisa kembali ke sisiku.

Jika pada akhirnya ia tak akan pernah mencintaikupun, aku rela asalkan ia berada di sini.

Memberiku tatapan datarnya, dan segala dingin sikapnya. Aku tak akan mengeluh, aku bersumpah.

Hanya jangan membuatnya pergi. Sungguh demi apapun aku tak bisa.

Lamunan perihku terhenti, saat sebuah tubuh memeluk kakiku dengan erat. Lily berpeluk dibawah dengan wajahnya yg tampak sendu.

"Wae baby?, ada yg kau butuhkan sayang?", tanyaku padanya.

"Lily ingin mommy..., bisakah kita menjemput mommy?", tanyanya pelan dengan menatapku penuh harap.

Aku tak mampu menjawab pertanyaan dan permintaannya itu. Bagaimana caraku untuk mewujudkannya.

"Sayang, jika kita hanya berdua saja apa lily akan keberatan?", tanyaku yg memeluk erat tubuh kecil itu.

"Wae?, kenapa mommy tidak ada?, apa mommy akan pergi bekerja?", tanyanya lagi kini melepaskan pelukan dan menatapku sedikit ketakutan.

"Eumm, mommy harus pergi bekerja lama. Mungkin mommy tak akan pulang hingga lily dewasa", ucapku mencoba memberinya pengertian.

Lily berubah murung, dengan segera ia mendekap erat boneka pemberian lisa untuknya.

"Hiks...hiks....mommy...", sendunya terdengar ngilu untukku.

Aku menariknya masuk kembali ke pelukanku. Mengecup puncak kepalanya berharap ia sedikit tenang.

"Lily mau mommy...hiks...mommy", tangisnya lagi kian keras membuatku tak tega pada putriku itu.

....

Malam kini diwarnai dengan derasnya hujan yg turun membasahi bumi. Seolah ingin memeluk malam dengan dinginnya air.

Lily tiba² mengalami demam tinggi setelah menangis dipelukanku. Aku sudah memanggil dokter. Dan ia berkata jika lily mengalami demam mungkin saja karna merindukan seseorang.

Ia merindukan lisa, dan aku tahu akan hal itu. Karna lily mengigau dalam tidurnya menyebut² mommynya

Sudah satu jam berlalu namun, aku tak mendapati putriku tenang dalam tidurnya, tubuhnya terasa panas tapi lily menggigil kedinginan.

Tak kupingkiri aku panik melihat kondisi lily, biasanya ia akan tertidur tenang setelah kukompres dan diberi obat, namun kali ini kurasa rindunya lebih berat menguasai diri.

Aku ingin menghubungi lisa, namun nyaliku sudah hilang entah kemana mengingat ia sudah tak ingin bersamaku.

Kalut, namun seketika pikiranku pecah karna mendengar ketukan dari pintu utama rumah.

Melirik jam yg berada di nakas, tak mungkin ada orang lagi yg akan bertamu.

Ketukannya terdengar pelan, namun rasa penasaran meliputi diriku.

Mon Amour BriséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang