Jennie pov
Pukul 19.00 malam. Aku yakinkan jika nyawaku kini di ujung tanduk karna lisa akan membunuhku sesampainya dirumah.
Aku benar² tak bermaksud untuk membohonginya, namun saat lisa menelfon aku benar² sedang meeting dan belum sempat menjawab istriku itu sudah lebih dulu mematikan panggilan.
Kulajukan mobil secepat yg aku bisa, hingga tak lama aku sampai di rumah dan memakirkan mobil tepat dibelakang milik lisa.
Dan sesampainya didalam kudapati keduanya nyenyak tertidur di sofa besar rumah kami.
Apa aku salah lihat?
Aku mengusap mataku beberapa kali, dan tak lupa mencubit lenganku berharap semuanya bukanlah mimpi.
Sakit. Itu yg kurasakan, berarti ini semua kenyataan.
Aku bersorak gembira didalam hati, setelah sekian lama aku kini mendapati putriku tertidur nyenyak dalam dekapan ibu kandungnya.
Tak ingin mengusik, aku memilih berjalan pelan menuju dapur, aku yakin keduanya belum memakan apapun dan akan lapar sangat bangun nanti.
Namun herannya, saat aku akan mulai memasak, kudapati beberapa piring kotor di wastafel lengkap dengan bungkus beberapa makanan.
Dan saat kulihat, itu berasal dari restoran ayam favorit lisa. Kurasa keduanya berpesta ayam selama aku belum pulang.
Aku mendesah mengalah, berdebat dengan keduanya tak ingin kulakukan. Kuputuskan untuk mencuci semua piring kotor dan memasak sedikit sup mandu agar keduanya bisa mencuci perut.
Kukerjakan semuanya dengan sangat pelan, mengingat keduanya masih sibuk di alam mimpi mereka.
Namun, saat akan memasak mandu, kurasakan tangan kecil yg memeluk kakiku erat. Pasti lily. Benar saja ia duduk di lantai dengan memeluk kakiku erat, penampilannya berantakan karna baru terbagun dari tidurnya, hanya saja raut wajahnya tampak gembira tertulis disana.
"Amma~", rengeknya dengan mata masih sedikit tertutup.
"Hai baby, sudah bangun ternyata. Ganti baju sebentar ne setelah itu makan malam", ucapku menggendongnya dan mematikan kompor yg masih menyala.
Lily hanya menurut, merebahkan kepalanya di pundakku dengan memeluk erat leherku yg bebas.
Saat melewati sofa kudapati lisa masih tertidur dengan nyenyak nya, ia bahkan hanya mengenakan kemeja kantor yg kupastikan sudah memenuhi tubuhnya dengan keringat.
Aku ingin membangunkannya, hanya saja aku takut ia marah karna aku berani menganggunya, hingga sebuah ide terlintas dibenakku.
"Baby tolong bangunkan mommy sayang, mommy harus mandi dan berganti pakaian. Setelah nya kita bisa makan bersama", ucapku pada lily dan dianggukinya patuh.
Dengan sedikit sempoyongan ia menuju mommynya, dan dengan berani menusuk² pipi lisa dengan jemari kecilnya.
"Mommy....bangun...mommy", ucapnya sembari masih menusuk pelan pipi lisa.
"Eughhh...", lisa meleguh terusik, dengan perlahan ia bangun dan mengucek matanya yg terkena sinar penerangan.
"Ck...., kau menganggu saja bocah aku masih mengantuk...apa lagi maumu ha?", ucap lisa dengan kesal masih menutup matanya.
"Tidak mau apa²", ucap lily polos
"Lalu kenapa menggangguku...aishh", gerutunya kesal.
"Amma menyuruh mommy mandi, bial kita bica cegela makan malam", ucap lily jujur.
Lisa seketika membuka mata dan beradu tatap denganku, dengan sedikit gemetar aku bersiap menerima amukannya.
Bagai sebuah keajaiban, lisa hanya melengos pergi meninggalkanku yg masih menahan nafas karnanya. Membuatku bertanya² mengapa ia tak mengamuk padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Amour Brisé
FanfictionJika kau tanya alasanku.... jawabannya masih sama..... ~J~