Chapter 5

195 62 29
                                    

Author pov

Seperti dugaan jennie. Lisa melupakan semua yg terjadi malam itu, seolah menghadapu oeang mabuk yg kehilangan seluruh ingatannya ketika rasa pengar menguar.

Ia bersikap acuh seperti biasanya dan bahkan ini adalah hari kedua lisa tak pulang kerumah. Jennie sempat bertanya namun hanya dibalas dengan pesan singkat bahwa lisa bekerja.

Lily yg sejak terbangun kala itu mencari keberadaan ibunya harus menahan sesak di hatinya lagi saat lagi² diacuhkan.

Selama 2 hari tak mendapati lisa, si kecil itu dirundung perasaan sedih. Sudah segala cara dilakukan jennie untuk mencoba mengembalikan ceria putrinya. Nihil, lily hanya tertunduk lesu dengan terus bertanya kapan ibunya pulang kerumah.

Bahkan kedua orangtua jennie juga tak mampu membujuk cucu kesayangan mereka itu. Saat di rumah kakek neneknya, lily banyak tidur dan hanya bangun untuk makan dan dijemput jennie untuk kembali pulang.

Hati orangtua mana yg tak kalut karnanya, jennie sangat khawatir dengan keadaan putrinya yg dirasa sedikit terguncang.

.....

Pagi ini lily berangkat ke sekolah dengan wajah murung, bahkan semua teman²nya tak mampu menghibur gadis manis itu.

Hingga memasuki waktu pulang, guru yg mendampingi lily diberitahu adanya keterlambatan menjemput lily karna orangtua jennie memiliki pekerjaan dan jennie yg tengah meeting dengan client yg akan memesan bunga padanya.

Saat diberi tahu, lily hanya mengangguk dengan berjalan lesu menuju ayunan yg berada di taman bermain.

Suasana yg sepi karna sebahagian anak² sudah dijemput orangtuanya. Namun, dari atas ayunan mata kecilnya masih bisa menangkap anak² yg tampak sangat bergembira dijemput oleh ibu mereka.

Ada rasa iri yg bersarang dihati kecilnya. Ia ingin merasakan dinanti oleh sang ibu dengan senyuman cerah, dipeluk dan digandeng berjalan bersama menyusuri trotoar jalanan dengan canda yg tak putus dari keduanya.

Gadis kecil itu merindukan ibunya, meski kehadiran ammanya sudah lebih dari cukup tetapi si kecil selalu haus dan berharap sang ibu datang dan melengkapi segalanya.

Lily larut dalam lamunannya hingga tanpa sadar seseorang ikut duduk di ayunan disisinya dan ikut berayun.

Wanita yg cantik, itulah yg ada di benak lily. Ia memperhatikan sang wanita yg masih asik menikmati ayunan.

Rambut panjangnya terbawa angin dengan indah. Berkilau dan wangi.

Seketika lily terpesona dengan rupa sang wanita, wajah cantiknya tampak semakin cantik dengan senyum yg merekah darinya. Hingga tanpa sadar lily tersenyum seraya masih menaruh atensi penuh padanya.

"Apa aunty terlalu cantik hingga kau tak berkedip sayang?", tanya sang wanita kini membuat lily gelagapan dan malu.

"Mianhe aunty...., lily tidak belmaksud begitu", ucap lily takut pada wanita itu.

Sang empu kini tertawa kecil dan bangkit seraya menuju kearah lily dan berjongkok dihadapan kaki kecilnya.

"Apa aunty menakutimu?, maaf ne...aunty hanya gemas dengan wajah cantikmu", ucapnya dan mencubit kecil pipi gembil lily.

"Eumm", gumam lily merasa masih malu pada wanita dihadapannya ini.

"Namamu siapa sayang?", tanya wanita itu kini dengan santai duduk di rumput dan menumpu dagunya di paha kecil lily

"Lily, palk lily manoban aunty", ucap lily membalas pertanyaan sang wanita.

"Omo cantik sekali namamu sayang, perkenalkan nama aunty jisoo. Kim jisoo, apa lily mau berteman dengan aunty?", ucap wanita bernama jisoo itu kini mengulurkan kelingkingnya pada lily

Mon Amour BriséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang