02. Insiden

132 11 0
                                    

Kakaknya keluar dari minimarket, bersama seseorang yang langsung menghampiri Palisade putih itu. Kecelakaan barusan terjadi begitu cepat, tiba tiba-tiba saja pikap menabrak kendaraan dengan Hanbin di dalamnya, yang menjadi beruntun karena juga menabrak mobil kakaknya.

Dia bisa menghindari tabrakan, tapi tidak dengan Hanbin yang menjadi korban. Ponselnya masih di dalam mobil yang kini sudah remuk, tidak bisa menelpon nomor darurat. "HP aku dalem mobil kak, gak bisa nelpon 199."

Ketiga orang itu shock dengan keadaan korban di dalam mobil setelah airbag mengempis. Gaya inersia akibat tabrakan membuat batang baja yang menjadi bawaan pikap menembus jok mobil, salah satu satu batang itu menembus kepala Choi Hanbin, kemudian sisanya seperti seng berserakan di jalan.

Bagian depan Rubicon sudah remuk. Park Jeongwoo memberikan ponsel kepada adiknya untukk segera menelpon nomor darurat, lalu pergi memeriksa pengendara pikap dan mungkin korban lain jika ada.

"119, Apa situasi darurat anda?"

"Aku di Hapjeong, depan apartemen Treasure Magnum. Terjadi kecelakaan mobil dan pikap pembawa bahan bangunan. Sebuah batang besi menembus kepala pemuda berusia 21 tahun, dia masih sadar. Tolong kirim bantuan sekarang!"

"Di jalan Sakura," tambah Junghwan agar jelas di mana tempat kejadian perkara.

"Lebih tepatnya di Jalan Sakura."

Setelah telepon ditutup, Junghwan menarik pemuda yang merupakan teman mengobrol adiknya tadi. "Lo temennya Hanbin?"

"Iya, Kak. Nama aku Hayuchan."

"Ha Yuchan? "

"Park Hayuchan."

"Oke, gua butuh bantuan, kita harus tetap tenang, jangan panik. Jangan bilang apapun ke dia tentang kepala dia."

"Mengapa dia gak merasakan sakit?"

"Jaringan otak gak ada nociceptor, jadi gak bisa merasakan sakit."

Meninggalkan rasa penasaran Hayuchan, apa itu nociceptor? Eh, berarti batang baja itu menembus otak?

Mereka kembali ke mobil putih yang ringsek dengan Choi Hanbin masih sadar, bernafas dengan normal dan tidak merasakan sakit. Junghwan gak bisa melakukan tindakan apapun, karena tidak bisa gegabah untuk mengevakuasi adiknya dengan keadaan seperti ini.

"Kak, gua gabisa gerakan leher."

Junghwan memastikan tidak ada benda lain yang menembus tubuh adiknya selain batang baja itu. "Tolong jangan banyak gerak."

"Kalo jari gua gerak gak?"

Jari Hanbin masih merespon gerakan walaupun sedikit, berarti belum ada kerusakan saraf. "Sedikit."

"Gua bisa rasain jari kaki gua bergerak."

Kondisi yang remuk membuat pintu mobil tidak bisa dibuka. Kalopun bisa gak boleh sama sekali, tubuh Hanbin harus diam di posisi dan jangan ada tindakan yang membuat mobil bergerak. "Sejauh ini bagus, tolong bertahan ya."

"Kenapa kalian gak segera keluarin gua dari sini? Kenapa cuma ditonton?"

"Sulit. Lo harus mantep aja sampe bantuan tiba." jawab Hayuchan. Menjadi pengalaman pertama Hayuchan melihat langsung orang dengan kepala tertusuk besi, tapi masih sadar dan bisa berbicara dengan jelas.

143, What's Your Boyfriend | Iksan BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang