12. Not a Jogging Date

68 6 0
                                    

Pengendara double cabin itu mencari spot parkir, agak susah mencari kosong kalo pagi banget kaya gini, karena penghuni apartemen belum pada berangkat. Yang kosong cuma parkir tamu di luar dan bukan di basemen ini, tapi harus bayar perjam.

Ada lampu penanda untuk menunjukkan bahwa ada atau tidak kendaraan yang terpakir, penanda di sini warna merah semua.

"Itu kosong deh," tunjuk Jeongwoo pada spot di sebelah Jeep yang nampaknya gak ada kendaraan di sebelahnya.

"Tapi lampunya merah kak," ucap Junghwan.

"Coba aja, mungkin ada yang naro sepeda kali."

Junghwan ngikutin aja apa yang dikatakan oleh pemilik mobil, soalnya dia cuma mengemudi doang. "Oke"

Hanya beberapa meter doang, mobil berjalan pelan di sekitar 5 km/jam. Semakin dekat pada spot yang nampak kosong, ternyata ada kendaraan roda empat yang mengisinya. Pantes gak keliatan karena ukuran yang compact dan ketutupan bodi Jeep tadi.

"Njir mobilnya nambah keliatan kecil banget sebelahan sama Jeep."

Orang di sebelahnya gak percaya sih, padahal ada lampu penanda warna merah. Mereka melihat sebuah lampu mobil yang menyala dari kaca spion tengah, berarti mobilnya mau keluar.

"Tunggu bentar, kayanya mau keluar deh."

Junghwan menghentikan laju kendaraan biar gak terlalu jauh untuk mundur dan terpaksa memutar. "Oke."

Mobil yang mereka tunggu akhirnya keluar beneran, segera dia berpindah ke tranmisi mundur dan menginjak pedal gas. Kendaraan masih mundur sambil memutar kemudi untuk masuk ke spot, kemudian meluruskan ban dan tinggal menginjak pedal gas aja.

Pemilik mobil mematikan air conditoner, dia menekan tombol start-stop engine sehingga semua kelistrikan mati, kemudi juga sudah terkunci. Segera mereka keluar dari kendaraan.

Jeongwoo pergi kerja cuma bawa nyawa sama tablet kesayangan yang dipegang, sedangkan dia bawa tas untuk baju ganti.

"Aku penasaran sama penthouse di atas."

"Ada dua, punya Haruto satu, satunya lagi orang Inggris."

"Dia sendirian di hunian sebesar itu?"

"Haruto punya lima pelayan." Lima pelayan itu punya mental yang kuat ngadepin Haruto, tapi gajinya banyak banget.

"Tapi gak punya sopir pribadi ya."

"Betul, dia menyetir sendiri. Aku pernah disuruh resign dari Damkar terus kerja sama dia, gajinya fantastis sih."

"Kamu mau?"

"Gamau aku dibabu sama dia." Dia masih punya harga diri, masih bisa hidup dari gaji pegawai negeri sipil.

Park Jeongwoo menekan tombol naik pada panel di elevator, sedetik kemudian langsung kebuka, mungkin karena kebetulan ada di basemen alias gak ada yang pake.

Dia masuk menyusul park Jeongwoo yang udah masuk duluan, memberi kunci mobil kepada pemiliknya. "Kuncinya, Kak."

"Pegang di kamu aja."

"Oke."

"Junghwan, apakah aku harus mengizinkan Yuchan punya kucing?"

"Gapapa sih, Kak. Bisa jadi temen main kan kalo kakak bosen."

"Dia mau pelihara sekaligus empat, gila tuh bocah."

"Maksimal dua lah, banyak amat empat, mau debutin boyband apa gimana?" Mungkin Hayuchan mau menyaingi Bigbang atau Blackpink kalo kucingnya betina semua.

143, What's Your Boyfriend | Iksan BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang