Unit 180 sangat sibuk, penghuninya lagi memikirkan layout yang cocok untuk furnitur yang dibawa dari apartmen sebelumnya. Dibantu dengan penghuni dari unit 182 yang berencana besok untuk membobol tembok mencari pelaku yang selalu berisik dan menganggu ketenangan.
"Kak Jeongwoo selalu habisin waktu di minibar sambil main tablet dan ini kursi kesayangannya."
Dia melihat bangku kayu jati dengan kaki yang tinggi dan dilengkapi sandaran sedang dibawa oleh Hayuchan. Apa gak kebas bokong Jeongwoo duduk di kursi kaya gini, nyetir lama aja bikin bokong keram.
"Kak."
Hayuchan memanggilnya dengan suara pelan, berarti lagi mau menumpahkan teh tentang sesuatu, dia pun mendekat ke pemuda itu. "Kenapa?"
"Pas habis ngegym Kak Jeongwoo gak buka baju kan?
"Iya, padahal bajunya banjir keringat."
"Dia jaga aurat banget, kaya lulusan pondok."
Pantes aja tahan banget pake baju berkeringat, ternyata emang jaga aurat. "Gua kalo gerah dikit aja rasanya mau baju, dia bisa tahan banget."
"Itu kelebihan kak Jeongwoo.
"Kenapa? Dia ada luka di badan jadi gak pede?"
"Gak ada, dari dulu emang gitu dia.
"Owh, oke."
"Kak, nanti bantu pindahin kasur gua ya." Yang mana dia akan menggunakan bed king size bekas punya kakaknya.
"Oke."
"Kak, kalo nanti gua ketindihan berarti ada hantunya."
"Terserah lo." Hayuchan sangat parnoan tentang rumor hantu di unit ini, padahal gak ada sama sekali. Tapi kan ketindihan bisa juga terjadi karena tubuh kita terlalu kelelahan dan terjadilah sleep paralysis.
"Aku takut Kak Jeongwoo yang ketindihan, kan dia tidur di bekas tempat tidur mendiang."
"Please ya, gak ada hantu di sini." Junghwan capek ngomongnya, kalo takut hantu mending tinggal aja di rumah Kapten Park Jihoon atau bisa beli rumah sendiri.
"Lo pake aja bekas tempat tidur gua."
"Iya, Kak, iya. Seribu kali lo ngomong gitu."
Junghwan juga dengar udah berapa kali Jeongwoo ngomong kaya gitu. Kemudian pemuda itu masuk ke kamar yang masih kosong dengan menyeret beberapa koper untuk mengisi baju di lemari.
Tinggal Jeongwoo yang bingung mau ngapain, dia pun juga bingung mau bantu apa. "Sekarang kita bertetangga."
"Iya, bisa pergi dan pulang bareng."
"Adik kita juga pergi kuliah bareng." Kondisi Hanbin sudah membaik, sebentar lagi bisa pulang dari rumah sakit.
"Iya, benar sekali."
Suasana menjadi canggung, keduanya bingung mau ngapain, alhasil jadinya ngomong dengan topik yang amat tidak berbobot karena males mikir.
Apartmen sudah separuh diisi oleh furnitur, tinggal diatur lagi gimana layout yang ideal. Televisi sudah terpasang dengan mudah karena ukuran bracketnya sama, gak perlu ngebor tembok lagi. Tinggal pasang router Wifi doang, nunggu teknisi datang besok.
"Halo..."
Jeongwoo melihat seseorang yang datang, sedangkan Junghwan berbalik, ternyata yang datang adalah tamu yang tak diundang Watanabe Haruto berada di ambang pintu, membawa sebotol bir dengan pita yang dililit di leher botol.
"Oh, kirain tetangga baru," ucap Haruto.
"Ya ini tetangga baru kita." Junghwan tidak mengerti maksud Haruto, kan emang Jeongwoo penghuni baru di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
143, What's Your Boyfriend | Iksan Boys
FanfictionHanya secuil kisah cinta jomok pemadam kebakaran dan operator penanggap pertama. ‼️ Ada unsur dewasa tanpa pemberitahuan di awal, membuat tidak nyaman untuk sebagian orang ‼️