14. Hal Terbesar dan Hubungan Istimewa

168 9 1
                                    

Park Jeongwoo berbaring telentang dan merentangkan tangan, dia langsung berbaring menyamping dengan menyandarkan kepala di atas bahu dan mendekap tubuh Jeongwoo.

Kalopun mau melakukan hubungan badan dia siap walaupun belum belum resmi jadi pacar, tapi hebatnya Jeongwoo lebih memilih cuddle begini aja.

Apa sebaiknya langsung pacaran aja, Jeongwoo sama sekali gak menunjukkan sifaf-sifat cowo red flag. Dia yakin kalo Park Jeongwoo emang cowo green flag, lebih gree dari hutan yang ada di Kalimantan dan Hutan Hujan Amazon.

Mencintai dan memiliki Park Jeongwoo adalah hal terbesar di hidupnya. Sebisa mungkin dia harus menjadi yang paling pantas untuk Jeongwoo yang amat amat green flag.

"Junghwan."

"Ya, Kak?"

"Kaya ada yang buka pintu deh."

"Iya kah?"

"Apa Hanbin udah pulang ya?" Padahal adik mereka baru aja pergi, mungkin sekitar 20 menit yang lalu.

"Aku cek dulu kak."

Junghwan bangkit dari duduknya untuk memeriksa siapa yang datang dan menganggu acara intim pagi ini. Memangnya siapa lagi bisa buka pintu kalo bukan adik mereka.

Dia pun bangkit dari tidurnya dan duduk di kasur, mencoba mendengar yang terjadi di luar kamar. Terdengar argumentasi, jika Hanbin telah pulang seharusnya bukan masalah.

Dia penasaran bangkit dari ranjang, berjalan ke luar kamar dan membuka pintu yang tadi ditutup rapat oleh tuan rumah.

"Pergi sekarang!"

"Kenapa sih? Tumben ngusir."

Ternyata beneran sedang ada sedikit keributan, entah mengapa ada makhluk halus di sini dan bagaimana cara masuk padahal kan dikunci.

Problem hubungan ini ada pada mantan dengan masa lalu belum selesai, dia gamau tau masalah mereka dulu karena bukan urusannya. "Keluarlah."

"Kalian tetanggaan kan? Habis ngapain kok keluar dari kamar Junghwan?"

*Pake nanya." Memang apalagi yang dilakukan bersama Junghwan di kamar dengan sama sama bertelanjang dada? Tidak mungkin berbelanja bulanan.

"Lo siapanya Junghwan?"

"Hubungan istimewa kali ya." jawabnya, memang dia sengaja membuat Haruto panas, karena kalo didiemin terus malah gatau kalo Junghwan sudah miliknya sekarang.

"Lo mau sama dia, Junghwan?"

"Lha, kalo aku gamau sama dia ngapain aku rela begini?"

Junghwan pun turut menyerang Haruto, tapi dengan kalimat yang kurang nyelekit, harusnya lebih menohok lagi. "Dia lebih nyaman sama gua sih."

"Emang lo sekaya apa bisa bikin Junghwan nyaman?"

"Money doesn't matter, Bruh. Uang gak dibawa mati." Entah sekaya apa Haruto yang memandang segalanya dengan uang. Elon Musk orang kaya nomor satu di permukaan bumi gak gini amat,

"Anjing lo."

"Tapi zodiak gua monyet sih, kita kan sebaya?"

"Liat aja kalian."

Haruto yang pundung langsung pergi meninggalkan unit ini, "Merengeklah, crybaby."

Akhirnya makhluk halus tadi telah pergi dan tidak meninggalkan jejak apapun. Pasti Haruto mengetahui kode akses unit ini, makanya bisa menerobos masuk. "Kok bisa dia masuk?"

"Dia tau kode aksesnya."

"Ganti aja." Maka dia harus ganti juga, karena kode aksesnya sama dengan unit ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

143, What's Your Boyfriend | Iksan BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang