03. Berkenalan

127 11 0
                                    

"Junghwan, saya izinkan kamu hari ini absen lagi." Dengan melihat keadaan Junghwan yang masih sakit dan harus menemani adiknya, Jihoon mengizinkan anggotanya untuk absen lagi.

"Terima kasih, Capt," ucap Junghwan dengan suara yang masih bindeng. Tidak ada yang menemani Hanbin, karena kakak Perempuan Hanbin masih dalam perjalanan ke Seoul dari New York.

Semua petugas damkar shift kedua di pos 708 datang menjenguk sebelum shift dimulai, membawa parcel buah, roti dan bunga. Choi Hanbin telah selesai dioperasi, sekarang dirawat di ruang pemulihan dengan dipasang alat penunjang kehidupan.

Belum ada orang yang boleh masuk ke ruang pemulihan, dia dan satu kompi pos 708 hanya duduk di luar, agar ruangan tetap steril dan tidak ada kontaminasi dari luar.

Mereka tidak ada yang menuntut cerita bagaimana kecelakaan bisa terjadi, karena tidak etis bertanya tentang bala yang baru dialami seseorang. Apalagi bertanya apakah ada firasat buruk sebelum kejadian, beneran gak bermutu.

Sebentar lagi shift akan dimulai, mereka harus pergi bekerja dan juga jarak tempuh yang jauh karena pos 708 berlokasi di Gangnam. Mungkin petugas damkar shift pertama akan bergantian menjenguk.

Lee Jeno mewakili teman-teman untuk mendoakan yang terbaik. "Lekas sembuh untuk Hanbin."

"Terima kasih."

"Banyak berdoa aja."

"Siap."

Satu persatu meninggalkannya sendiri dengan bingkisan parcel berjejer di kursi besi ruang tunggu. Kapten adalah yang terakhir pergi, dengan menepuk pundaknya sebelum benar benar pergi.

Junghwan duduk kembali menyaksikan pundak satu kompi anggota pos 708 yang semakin menjauh. Tangannya merobek plastic wrap parsel dan mengambil buah apel, lalu mengigitnya. Tubuhnya butuh nutrisi karena perutnya kosong sejak siang tadi, belum sempat makan siang, bahkan mandi pun tidak jadi.

Melirik ke koridor keluar, anggota pos 708 telah menghilang, kecuali kaptennya yang sedang mengobrol dengan seseorang. Rasanya gak asing dengan orang tersebut, bukankah yang di minimarket tadi alias kakaknya Hayuchan dan juga pemilik Rubicon. Dia gatau nama pria itu, yang pasti bermarga Park.

Kaptennya dan kakak dari Hayuchan selesai mengobrol, kemudian berjalan ke arah yang berlawanan, sedangkan pria berbahu lebar itu semakin mendekat.

Junghwan berdiri untuk menyambut kedatangan tamu yang mau menjenguk adiknya, datang membawakan satu tatakan dengan dua cup teh atau kopi, tidak mungkin boba.

Tapi tidak ada bungkus parcel seperti bawaan teman-temannya tadi. Dia tidak mengharapkan apapun, tapi budaya menjenguk orang sakit adalah membawa bingkisan untuk orang yang sakit.

"Hi."

"Hai juga."

"Kita belum kenalan ya, nama gua Park Jeongwoo."

Junghwan membalas uluran tangan perkenalan yang dimulai oleh pria yang nampak berusia 30 tahun ini. "So Junghwan."

"Aku gatau kamu suka apa, sehubungan kamu lagi bindeng, jadi aku bawain teh herbal aja."

Entah berapa usia pemuda atau pria ini, karena looknya sangat dewasa. Disodorkan tatakan karton berisikan dua cup, dia bingung mana yang teh herbal. "Semuanya sama kah?"

"Iya, teh herbal semua."

Junghwan mengambil salah satu, "Terima kasih."

"Sama-sama. Bagaimana kondisi adik kamu?"

Tadi awal kenalan pake panggilan gua sekarang malah aku kamu. "Operasi berhasil, organ otaknya tidak ada kerusakan."

"Kabar baik."

143, What's Your Boyfriend | Iksan BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang