Kejadian beberapa hari yang lalu saat ia bertemu dengan Nando dan gadis itu lalu melihat adegan yang tidak di inginkan oleh Sasya membuat harinya memburuk. Terlebih saat Sasya mengetahui jika Nando sudah beberapa hari ini tidak masuk ke kampus tanpa keterangan. Yang lebih membuat moodnya semakin hancur saat gadis itu-yang ia ketahui bernama Jenna-juga tidak masuk kampus bersamaan dengan Nando. Pikiran buruk pun kembali merasuki otaknya membuat dirinya semakin hari semakin drop. Sasya tau ia harus tetap berpikiran positif kepada Nando, tapi bagaimana ia bisa tetap berpikiran seperti itu di saat semua terlihat tidak baik-baik saja? Jadi, jika ia memiliki pikiran negatif maka itu wajar. Kecuali jika Nando dan gadis itu masih berada didalam jangkauannya, mereka masih terlihat di sekitar kampus atau tempat-tempat tertentu. Tapi ini? Mereka berdua menghilang seakan-akan di telan bumi. Nando pun sama sekali tidak memberikan penjelasan kepadanya, bahkan saat Sasya mencoba memghubungi nomornya, ia tersambung pada maillbox yang membuat dirinya kesal.
Sasya mengerang, memijat bagian keningnya yang terasa sakit seperti di tusuk. Ia mencoba menenangkan dirinya agar tidak terlalu memikirkan hal ini walaupun dalam hati ia terus bertanya dan khawatir dengan keberadaan Nando sekarang. Melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya, Sasya segera bangkit dari kursi yang didudukinya. Ia sudah berada di Cafe ini selama 2 jam dan sekarang sudah pukul 9 malam. Ia harus segera pulang ke rumah, takut jika kedua orang tuanya mencari dirinya. Membereskan barang-barangnya dan meninggalkan selembar uang seratus ribuan, Sasya segera keluar dari dalam Cafe dan memberhentikan taxi. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumahnya, setelah melewati waktu selama 15 menit, Sasya sudah berada di depan pintu gerbang rumahnya. Namun yang membuat dirinya bingung adalah sebuah mobil Jeep yang terparkir tidak jauh dari rumahnya. Sasya mengernyit, bingung siapa yang bertamu ke rumahnya malam-malam seperti ini? Mengabaikan rasa penasarannya, Sasya masuk ke dalam rumahnya dan terkejut begitu mendapati Nando yang tengah berdiri di depan pintu utama rumahnya dengan penampilan yang-sangat amat-berantakan. Tubuhnya yang terlihat lebih kurus, rambutnya yang berantakan dan terlihat panjang, kantung mata yang begitu kentara dan wajah pucat dengan raut yang begitu lelah membuat Sasya yakin jika ada suatu hal yang telah terjadi kepada kekasihnya. Sasya berjalan perlahan menuju Nando, rasa rindu yang membuncah dari dalam dirinya membuat langkah Sasya berubah menjadi lebar-ia berlari kecil ke arah Nando dan menubruk tubuh itu cukup kencang. Sasya memeluk Nando begitu erat dengan tubuh yang bergetar pelan.
"Aku kangen kamu, Nando.." gumam Sasya dengan isakkan di akhir kalimatnya. Nando yang mengetahui jika Sasya menangis segera membalas pelukan gadisnya tidak kalah erat dan memberikan kecupan-kecupan kecil pada puncak kepala Sasya.
"Aku juga kangen kamu, Ca." jawab Nando lirih.
Keduanya sama-sama terdiam, hanya saling memeluk untuk menyalurkan rasa rindu dari keduanya. Setelah beberapa saat terdiam, Nando menguraikan pelukan mereka dan mengecup kening Sasya sekilas.
"Oh my God, I miss you so much." gumam Nando sembari mengelus pipi Sasya dengan lembut. Sasya memejamkan matanya, merasakan kehangatan tangan Nando yang mengelus pipinya.
"Kamu ke mana aja, Nando? Ngilang gitu aja selama beberapa hari." ucap Sasya cepat. Ia begitu penasaran ke mana perginya Nando beberapa hari ini hingga tidak memberikan kabar sama sekali kepada dirinya.
Nando terdiam sejenak, matanya memperhatikan sekitar dan kembalu menatap mata Sasya. "Ada urusan yang harus aku selesaikan, Ca. Maaf kalo aku buat kamu khawatir karena menghilang tanpa kabar," jawab Nando dengan nada penuh penyesalan. Sasya yang melihat itu pun tersenyum. Tangannya terangkat untuk mengelus pipi Nando dengan sayang hingga membuat pemuda itu memejamkan matanya, merasakan usapan lembut pada pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Teen FictionSUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU TERDEKAT! Tidak ada yang lebih menggemaskan dari si kembar Austin dan Aurin, kakak beradik Sasya dan Reon, pun si gadis bermata abu-abu bernama Cikha yang selalu bertingkah malu pada setiap orang, juga Nando si pemuda yan...