18

320 18 1
                                    

"Kamu mau kan sayang," ucap Aliza, "tapi kalo kamu nggak mau juga nggak papa. Aku kasih tahu mereka, pasti dimengerti kok."

"Kasih tahu aja sekalian undang."

Aliza tidak menyangka kekasihnya mau melakukan itu.

"Kamu ..., serius."

"Umm ...."

Aliza langsung memeluk Hani dan tidak berhenti mencium pipi sang kekasih.

"Aku sayang banget sama kamu, ok, aku bakalan kasih tahu mereka."

"Untuk Ratna, dia nggak usah datang."

"Sayang, bukannya tadi ...."

"Kalau ingin dimaafin, langsung datang ke acara pernikahan."

Aliza menghela napasnya dengan lega.

"Sayang, aku pikir kamu tadi nggak ngizinin Ratna datang."

"Aku nggak mau hidup dalam dendam, nggak enak."

"Bener banget sayang."

"Aku mau damai hidup."

"Dewasanya calon istriku, jadi tambah cinta."

"Gombal."

"Enggak loh, emmuah ...."

"Ish, jangan cium-cium."

"Ya nggak papa toh, aku kan suami kamu."

"Belum lah."

"Kan bentar lagi kita nikah."

"Ummm ...."

Aliza memegang tangan Hani, "Pokoknya, setelah kita nikah aku pengen kamu di rumah aja."

"Ya nggak langsung di rumah dong, aku juga harus prepare buat cuti."

"Iya-iya, aku tahu. Umm ..., kamu ...."

"Apa? Jangan macam-macam deh."

"Heheh ..., tau aja kamu Yank."

"Iyalah, orang otak kamu keras."

"Ikh, jahatnya."

"Biarin!"

"Ou, mau aku bobol lagi."

"Apaan?"

"Sok nggak ngerti!"

Hani hanya tersenyum tipis dan itu membuat Aliza gemas sendiri.

"Ehh," kaget Hani saat Aliza merangkul pinggangnya.

"Jangan jauh-jauh, aku nggak suka."

"Cuma disini loh."

"Biarin."

Aliza sekarang makin super protektif dengan Hani.

"Aku ngantuk," ucap Hani.

"Mau aku pijitin," tawar Aliza.

"Nggak usah, aku mau tidur aja."

"Ya sudah."

Aliza pun menyelimuti Hani dan mengecup keningnya.

"Bobo yang nyenyak yah," ucap Aliza.

"Ummm ...," sahut Hani.

Setelah memastikan Hani tidur, Aliza keluar untuk menelpon Lawina dan memberitahunya.

"Hallo ...."

"Gimana, Al?"

"Dia mau."

"Yang benar?"

"Iya, tapi cukup datang di pernikahan kita aja."

"Kok, gitu."

"Itu maunya dia, kalau emang Ratna mau dimaafin dia harus datang di pernikahan."

"Ok, nanti aku kasih tahu Ratna."

"Oh ya, besok bisa temenin aku nggak."

"Emang mau kemana?"

"Aku mau bikin kejutan buat Hani nanti setelah nikah."

"Oh, ok-ok. Aku ngerti kok."

"Ya sudah, aku tutup dulu telponnya."

"Iya."

Tut!

Aliza kembali masuk dan memeluk Hani lalu menyusulnya tidur.

"Mimpi indah sayangku," ucap Aliza lalu mengecup kening Hani.

Besoknya, Hani baru saja bangun dan melihat jam dinding sudah pukul 10 pagi.

"Astaga!"

Dengan cepat Hani masuk ke kamar mandi.

"Aku telat," gumam Hani setelah mandi.

Ceklek!

"Sayang," panggil Aliza.

"Mom, kenapa nggak bangunin Hani. Kan telat ini," ucap Hani grasak-grusuk mencari baju.

Dengan sabar Aliza memeluk Hani dari belakang.

"Jangan tergesa-gesa, ayo duduk lagi."

"Mommy suruh aku duduk, tapi aku sudah telat."

"Sutt, jangan panik."

"Tapi ...."

"Duduk!"

Hani pun menurut. Aliza meraih dagu istrinya itu.

"Mommy, Zenny, dan Tania sepakat buat kosongin jadwal kamu di rumah sakit."

"Kenapa?" tanya Hani.

"Kita mau nikah sayang, kata Zenny, jangan capek-capek."

"Oh."

"Kamu nggak marah kan?"

"Nggak!"

"Aku seneng dengarnya."

"Umm ...."

"Sekarang aku mandiin yah."

"Udah mandi."

"Hah, kamu dah mandi."

"Umm ...."

Aliza melihat Hani bisa menebak jika calon istrinya itu tergesa-gesa.

"Kita ulang lagi yah mandinya, takutnya belum bersih." Aliza menggendong Hani.

"Mommy ...," rengek Hani yang dibopong.

[][][]

MAAFKAN MOMMY (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang