19

384 16 2
                                    

Pernikahan Aliza dan Hani digelar dalam gedung mewah, hanya anak belok yang menjadi tamu.

"Aunty," panggil Zeta.

"Kenapa sayang," sahut Hani mensejajarkan tubuhnya dengan sang ponakan.

"Aunty cantik," Puji Zeta tersenyum manis.

"Terima kasih, kamu juga cantik."

"Iya dong."

"Cium dulu," pinta Hani.

"Emmuah ...."

Zenny datang bersama Tania.

"Kamu cantik banget," ucap Zenny.

"Makasih, Kak," sahut Hani.

"Kakak enggak nyangka, kamu cantik banget ini," sambung Tania.

Hani hanya tersenyum.

"Oh, Al ada dimana?" tanya Zenny.

"Masih di ruang makeup," sahut Hani.

"Ouh ...."

Aliza sudah mengenakan jas warna putih.

"Al, ini beneran kamu?" tanya Lawina.

"Iyalah," sahut Aliza.

"Gila, ganteng banget."

"Udah dari lahir."

"Heleh ...."

"Puji napa," ucap Al.

"Ogah," sahut Lawina.

"Mana Ratna?"

"Ada, lagi temenin Nara ke toilet."

"Ouh ...."

Ratna dan Nara pun datang.

"Maaf, lama yah," ucap Ratna.

"Enggak kok, sayang." Lawina menjawab.

Nara mencari keberadaan Zeta.

"Nara keluar yah."

"Mau ngapain kamu," ucap Lawina.

"Diluar pasti ada Zeta," sahut Nara.

"Mau ketemu Zeta?" tanya Ratna.

"Iya," sahut Nara.

"Ya sudah, ayo."

Ratna pamit pada Lawina dan Aliza.

"Zeta," panggil Nara.

"Yah, dia lagi!" kesal Zeta.

Nara berlari kecil menghampiri Zeta yang berada di dekat Zenny dan Tania, tidak lupa juga dengan Hani.

"Kenapa sayang?" tanya Tania.

"Nggak papa, Mi," sahut Zeta.

Nara meminta izin pada Tania.

"Tante," panggil Nara.

"Iya, sayang."

"Nara mau bermain sama Zeta, boleh."

"Bo-"

"Nggak boleh!" ketus Zeta.

"Zeta," tegur Tania.

"Maaf, Mi."

"Jangan begitu."

"Iya."

"Minta maaf sama temennya."

"Umm ..., maaf. Zeta enggak sengaja."

"Nggak papa, ayo main." Nara menarik tangan Zeta.

"Jangan jauh-jauh, ya," ucap Ratna.

"Iya," sahut Nara.

Lalu Ratna menatap Hani dan mendekatinya.

"Hani," ucap Ratna, "aku ...."

"Sudahlah," balas Hani, "itu hanya masa lalu."

"Maksudnya?"

"Aku sudah maafin kamu."

"Beneran?"

"Ummm ...."

"Kamu nggak bohong kan?"

"Enggak!"

Ratna menitikkan air matanya.

"Kenapa nangis?" bingung Hani.

"Aku lagi seneng aja," sahut Ratna mengusap air matanya.

"Ouh, hapus gih. Nanti di foto nggak cantik."

"Apaan sih."

"Bener tahu."

"Hani ...," rengek Ratna.

"Hahaha ...," tawa Hani.

"Sudah," ucap Zenny, "itu Al sudah naik panggung."

"Oh ya," sahut Hani.

"Kita ke panggung sekarang," ajak Tania.

"Biar aku yang gandeng kamu," ucap Ratna dengan cepat memeluk tangan Hani.

"Iya," sahut Hani.

"Cantik banget sahabatku ini."

"Jangan muji-muji terus, nanti kamu bisa jatuh cinta sama aku."

"Huusss!" tegur Zenny.

"Eh, hehehe ..., maaf Kak."

Di atas panggung, hati Aliza berdegup kencang.

"Cantik banget kamu sayang," batin Aliza.

Aliza dan Hani bersanding di atas pelaminan.

Masing-masing, menyatakan janji sucinya seumur hidup.

Pembawa acara meminta pengantin untuk melempar bucket bunga.

"1 ..., 2 ..., 3 ...," hitung meraka semua.

Yang dapat bucket bunga malah Dokter Anita.

"Kok bisa," ucap Hani.

"Kamu nikah sama siapa, An?" tanya Citra.

"Aku juga enggak tahu," sahut Anita.

"Tapi selamat yah."

"Iya."

Hani tersenyum dan Aliza mempererat pegangan  tangannya.

"Sayang," bisik Aliza.

"Umm ...," sahut Hani.

"Bersiaplah malam ini."

Deghh!

[][][]

NEXT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAAFKAN MOMMY (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang