8

596 43 0
                                    

POV DARREN

Aku terbangun dari tidurku, lalu aku mengambil ponselku yang dimeja. Aku melihat jam diponselku, sekarang pukul 05.00 pagi, aku juga tidak melihat Sean  disampingku. Aku heran kemana anak itu.

Aku kemudian mengambil pakaianku lalu memutuskan untuk mandi. Selama aku mandi aku memikirkan Sean yang tampak berbeda seperti biasanya dan menurutku dia tampak menarik sekarang

Jujur awalnya aku tidak menyukai Sean. Kami juga dijodohkan oleh kedua orang tua kami. Kami juga memiliki pasangan, ketika bertemu aku terkejut yang akan dijodohkan denganku adalah kekasih sahabatku bernama Kevin.

Aku cukup mengenal kekasih Kevin sewaktu mereka masih pacaran, karena Kevin sendiri sering membawa pacarnya ketika  istirahat semasa SMA hingga membawa kebascampe. Mereka cukup lama berpacaran dari jaman sekolah hingga selesai kuliah.

Awalnya Kevin membenciku, hingga kami bermusuhan namun itu tak lama karena Kevin meminta maaf padaku. Aku mengerti perasaannya, kami akhirnya berbaikan. Kevin memintaku membuat dia merasa dicintaiin, aku mengangguk setuju dengan itu.

Kekasihku? Kami putus setelah tau aku akan menikah dengan orang lain. Selama menikah aku fokus dengan istriku walaupun aku tidak mencintainya. Tapi itu tak berlangsung lama, setelah setahun menikah aku bertemu dengan mantan kekasihku lagi. Dengan pipi memar dan tangisan kesakitan.

Dia memang mendapatkan pacar setelah itu, tapi kekasihnya itu sangat kasar. Aku memang yang masih mempunyai perasaan dengan dia marah, lalu aku mengatakan buat menjadi keasihku. Awalnya dia menolak karena takut tapi aku mengatakan jangan takut karena aku akan selalu bersamanya.

Kami kemudian berpacaran kembali, aku menutupi perselingkuhanku agar tidak ketauan oleh Sean. Nama kekasihku adalah Kirana bukan Sania. Sania? Dia adalah pekerja dikantorku. Aku juga menyuruhnya sebagai pacar pura-puraku untuk menutupi perselingkuhanku karena akhir-akhir ini Sean mulai mencurigai ku. Aku memberikan gaji tambahan untuk itu dan dia mau

Sean yang tau aku berpacaran dengan Sania langsung marah kepadaku, dia memami-maki aku. Aku mulai jengah karena dia sering marah-marah kepadaku, lalu aku mulai mengacuhkannya. Selama tiga bulan aku mengacuhkan, entah mengapa Sean tampak berubah. Dia tidak peduli apapun.

Ketika aku menyusulnya di kamar, aku sangat terkejut dengan dia mengemasi barangku. Entah mengapa aku emosi melihat itu. Dia mengatakan akan pindah kamar, aku tak membiarkan itu. Aku mengancamnya dan dia setuju.

Setelah mandi dan berpakaian lengkap aku turun kebawah. Aku melihat Sean sedang makan biskuit dan coklat panas dimeja makan. Aku melihatnya, dia tampak cantik sekarang. Sungguh.

"Apa lihat-lihat,"

Itu suara Sean yang kesal karena aku melihatnya, aku menarik kursiku lalu duduk disampingnya. Aku mengambil biskuit coklatnya, dia sangat marah karena aku mengambil itu. Dia tampak pelit dengan makanan itu.

"Apa yang kau lakukan, mengapa kau mengambil makananku. Yakk"

"Pelit banget sih," delikku terhadap Sean

"Itu adalah makanan kesukaanku, huaaa ganti nggak!," Teriaknya

Aku meringis mendengarnya, telinga aku sakit mendengar suara teriakannya. Padahal aku yang membeli memakai uangku sendiri, tali mengapa dia pelit.

"Baiklah aku akan membelinya," kataku kepada Sean

Dia tampak senang mendengar itu, aku bernafas lega dia tidak teriak lagi. Namun itu tak berlangsung lama, karena aku melihat ponsel sean berdiri disampingku. Bukan ponselnya yang membuatku terganggu tapi tanda love dikontak itu, aku melihat Sean tampak gugup.








TRANSMIGRASI? WHATTT?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang