Chapter 10

2 0 0
                                    

Kunlavut pun turun dari taksi dan membayar ongkos perjalanannya. Dia pun berlari menuju ke Mess-nya. Dia pun menaiki lift dan menekan angka 3 untuk menuju kamarnya yang terletak di lantai tiga.

Kunlavut pun mencari-cari nomor Yuki dan mengiriminya pesan.

Kak Yuki Fukushima (Japan)

Kunlavut
Halo

Kak Yuki Fukushima (Japan)

Iya kenapa? Tumben chat

Kunlavut

Shida ada di Mess nggak kak?

Kak Yuki Fukushima (Japan)

Ada kok, baru aja pulang. Diantar sama Yere, emangnya kenapa?

Kunlavut

Eh, di antar Yere? Bukannya Shida pakai mobil sendiri?

Kak Yuki Fukushima (Japan)

Memang, tapi mobilnya mogok di tengah jalan. Kebetulan Yere lewat, terus dianter deh. HP Shida mati soalnya, ga bisa di hubungi

Kunlavut

Oke deh kak, makasih ya infonya

Kunlavut pun menghembuskan nafas lega, mendengar pujaan hatinya itu baik-baik saja. Pintu lift pun terbuka, Kunlavut pun langsung keluar dan langsung menuju kamarnya. Dia pun membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali.

"Eh, lu kenapa bro?" tanya teman sekamarnya yang bernama Kathapon.

"Ee, gapapa-gapapa. Capek habis jalan-jalan" ucap Kunlavut.

Kunlavut pun masuk kamar mandi, dia pun keluar dari kamar mandi 20 menit kemudian. Kunlavut pun langsung menuju ke kasurnya dan memutuskan untuk tidur, dan sebenarnya waktu sudah sore hari.

Di Mess Aussie.......

Pram pun bangun dari tidurnya yang nyenyak, saat dia melirik ke jam dinding. Ternyata sudah lama dia tidur, kira-kira setelah dia di antar Yere pulang tadi.

"Huah...udah jam lima ternyata" ucap Pram sambil merenggangkan badannya.

Pram pun mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan membukanya.

10 panggilan masuk dari Shida 💗

Mata Pram pun terbelalak, seketika kantuknya lenyap. Dia sangat 'shik shak shok' sekali ketika membaca notifikasi itu.

"Seorang Shida nelpon sebanyak ini?" gumam Pram.

Dia pun cepat-cepat menelepon balik Shida.

"Halo"
'Ha-halo Pram'
"Kenapa nelpon aku sebanyak ini? Kaget lho aku"
'A-aku cuma mau minta maaf soal kejadian tadi siang'
"Gapapa, ga usah risau. Aku diam bukan berarti marah, aku cuma capek pengen tidur"
'Makasih ya, kamu memang selalu baik dari dulu'
"Masama, yaudah ya aku tutup dulu. Mau mandi"
'Okey'

Pram pun menutup telepon dan tersenyum, mantan pacarnya itu tak pernah berubah dari dulu. Kalau dia buat salah langsung minta maaf, tidak seperti wanita yang lain.

Pram pun tak sadar jika dia senyum-senyum sendiri. Teman sekamarnya, Andhika. Lantas meringis melihat kelakuan aneh temannya ini.

'Ini orang lagi sinting apa gimana?!' batin Andhika heran.

Cerita Atlet BadmintonWhere stories live. Discover now