Ginting pun masuk kamar dengan kondisi yang sangat tidak baik. Tangan dan kakinya di pasang plaster luka dan jidatnya tertutupi oleh perban. Cea dan Chico hanya menatap Ginting dengan tatapan iba, tak mampu berkata apa-apa.
"KENAPA WOY, KOK BISA KEK GINI!" ucap Yere lagi.
"Lagi naik motor, kebetulan aku ngebut soalnya ada urusan penting. Nah, ada polisi tidur. Motornya oleng terus jatuh deh" jelas Ginting sambil duduk di samping Cea.
Cea pun masih terpana melihat kondisi Ginting. Cea yang tadinya ingin makan jadi tertunda.
"Coach tau ga woy" ucap Chico.
"Tau lah aku telpon tadi, minta tolong. Soalnya jadi muter semua tuh, bumi rasanya kayak guling-guling. Coach datang sama dokter Mess, terus aku pingsan" jelas Ginting lagi.
"Untung Ko Ginting gak kenapa-kenapa" ucap Cea sambil menunduk. Mengingat kenangan pahit yang di alaminya.
Ginting pun menoleh kaget ke arah Cea, lalu tersenyum.
"Cea, jangan gitu ah. Jangan mengingat-ingat peristiwa yang telah berlalu, itu hanya akan menambah lebar lukamu yang hampir sembuh" ucap Ginting. Ia tahu betul arti ucapan Cea tadi.
Cea pun menoleh ke Ginting yang tersenyum lebar. Lalu dia pun teringat ucapan Jojo beberapa hari yang lalu.
'Kamu nggak boleh sedih terus menerus gini Cea, kamu harus bangkit dari keterpurukanmu. Kamu harus terapi pemulihan cideramu juga'
'Kasian Syabda di atas sana Cea, ngeliat kamu sedih terus gini'"Aku gapapa, cuma lecet sedikit aja nggak usah khawatir" ucap Ginting lagi. Ginting pun menepuk pundak Cea, Cea pun tersentak dari lamunannya.
"Comback Stronger, Christian Adinata" ucap Ginting sambil menepuk-nepuk punggung Cea. Ginting pun berdiri untuk pergi mandi.
"Dengerin ucapan Ginting ya, Cea. Buruan di makan, keburu dingin makanannya. Habis itu di minum ya obatnya, biar cepat sembuh" ucap Yere. Cea pun mengangguk cepat dan mulai menyuap sedikit demi sedikit makan malamnya.
Pikirannya sedang mencerna ucapan Ginting dan Jojo. "Betul ucapan Koko, aku harus bangkit. Aku gamau sahabatku sedih diatas sana" gumam Cea.
Yere ternyata mendengar ucapan Cea, lalu Yere Pun tersenyum. "Semoga Cea berhasil melawan cideranya dan keterpurukannya" gumam Yere lirih.
Setelah Cea menghabiskan makan malamnya, dia pun langsung meminum obatnya dan langsung tidur. Chico, Ginting, dan Yere pun langsung memakan makan malam mereka. Setelah makanan habis, mereka meminum vitamin dan langsung menyusul Cea untuk tidur.
Keesokan harinya.......
"Hoammm" Cea menguap lebar sambil meregangkan tubuhnya. Lalu dia pun menoleh ke ranjang teman-temannya, dia pun kaget dan refleks menoleh kearah jam dinding.
"LAH, UDAH JAM DELAPAN! TELAT LATIHAN DONG GUEEE!" pekik Cea sambil melompat dari kasurnya.
Dia langsung menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi. Setelah 15 menit dia mandi, Cea pun langsung memakai jersey latihannya dan menggendong tas raketnya. Cea pun langsung lari secepat kilat menuju lapangan latihan.
Sesampainya di lapangan latihan Coach sudah menunggunya di pinggir lapangan.
"Kamu kesiangan ya?" tanya juniornya, Alwi.
"Iya nih, Wi. Bangun lihat jam, eh udah jam 8" ucap Cea sambil meletakkan tas raketnya.
"Ya gapapa, lagian Bang Cea kan lagi sakit" ucap Alwi lagi.
"Iya sih, tapi kan harus tetap disiplin walaupun lagi sakit" ucap Cea sambil mengambil raket dari tasnya.
"Yuk latihan" ajak Cea. Alwi pun mengangguk dan mengikuti Cea menuju dalam lapangan. Mereka latihan sambil di beri arahan Coach.
"Ah, capek ya" ucap Alwi ketika latihan sedang break sebentar.
Cea pun mengangguk, lalu menatap ke arah lapangan. Menatap ke tempat dimana dulu ia dan sahabatnya bercanda saat break latihan. Dia merasakan rindu pada sahabatnya itu.
"Bang?!" ucap Alwi sambil menepuk pundak Cea. Cea pun tersentak, seketika sadar dari lamunannya.
"Kok ngelamun, mikirin apaan sih?" tanya Alwi penasaran.
"Ng-nggak mikirin apa-apa kok" ucap Cea sambil tersenyum.
Tiba-tiba, Coach mereka memberi pengumuman bahwa latihan hari ini sampai disini dulu. Karena ada kepentingan mendadak. Mendengar pengumuman itu, Cea pun bergegas meninggalkan lapangan sambil menggendong tas berisi raket. Alwi pun tercengang melihat Cea pergi begitu saja. Dia pun mengendikkan bahu lalu mengikuti para seniornya keluar lapangan.
🏸🏸🏸
Lagi-lagi, Cea duduk melamun di sofa dekat jendela ruang istirahat. Entah apa yang sedang mengganggu pikirannya itu.
"Cea, are you okey?" ucap Kean Yew, pemain Singapura.
"Eh, nggak apa-apa kok, Bang" ucap Cea sambil tersenyum lebar.
Kean Yew pun mengangguk-angguk, lalu bangkit dari duduknya dan menuju ke arah Jojo.
"Jo, adikmu kenapa tuh. Dari tadi ngelamun terus" ucap Kean Yew.
"Kayaknya kamu tau kenapa dia begitu" ucap Jojo sambil memutar badannya menghadap Kean Yew.
"Ohh, satu tahun yang lalu ya?" ucap Kean Yew. Jojo pun mengangguk pelan sambil menoleh melihat Cea yang lagi-lagi melamun.
"Kasian deh, belum bisa move on dari tragedi itu" ucap Kean Yew prihatin.
Jojo pun bangkit dari duduknya lalu mendekati Cea. Cea pun bahkan tak sadar kakaknya itu telah duduk di sampingnya.
"Cea, kamu kenapa sih?!" ucap Jojo sambil menepuk pelan pundak Cea.
Cea pun tersentak, "E-enggak, nggak mikirin apa-apa" ucap Cea.
"Koko tau kok apa yang kamu pikirin, kamu masih inget kan yang Koko omongin beberapa hari yang lalu kan?!" ucap Jojo sambil tersenyum menatap Cea.
"Tutor dong Ko, move on dari orang yang udah pergi" ucap Cea sambil tersenyum kecut.
"Nggak usah di ingat-ingat kronologinya, kenangannya, bukannya ngelupain. Tapi berdamai, berdamai bukan berarti melupakan, berdoa pada Tuhan biar dia selalu tenang di atas sana" ucap Jojo sambil terus tersenyum. Cea pun mengangguk-angguk mengerti.
Di sisi lain, Pitha yang tak sengaja mendengar kata-kata dari Jojo itupun lantas menangis. Dia menelungkupkan kedua tangannya di wajahnya, berusaha meredam suara tangisnya sendiri. Ester yang melihat Pitha langsung berjalan mendekatinya dan duduk di sampingnya.
"Mbak Pitha kenapa?" ucap Ester sambil menepuk bahunya, Ester pun kaget, ternyata Pitha sedang menangis. Bahunya berguncang hebat.
Ester pun langsung melambai-lambai pada Gloria yang sedang berbincang dengan partner-nya, Dejan.
"Ada apa?" ucap Gloria sambil berjalan mendekati Ester, Ester pun menunjuk-nunjuk ke arah Pitha yang masih menangis sambil menutupi wajahnya menggunakan tangan.
"Kamu kenapa?" ucap Gloria sambil mengusap rambut Pitha.
"Kangen, aku kangen banget. Pengen ketemu, pengen peluk" ucap Pitha terisak.
Ucapan Pitha barusan membuat Gloria membeku, seketika ruang istirahat yang tadi ramai menjadi senyap. Cea pun tertegun mendengarnya, Jojo pun langsung menarik Cea ke pelukannya sebelum dia menangis.
"Aku pengen kesana" ucap Pitha.
"Kemana?" ucap Gloria heran.
"Ke tempat Syabda 'tidur', aku mau ke sana. Sendiri" ucap Pitha, tangisnya semakin hebat. Begitupun Cea, dia menangis di pelukan kakaknya.
Menangis tanpa suara.
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/372060061-288-k860707.jpg)
YOU ARE READING
Cerita Atlet Badminton
RandomKegiatan sehari-hari atlet badminton Indonesia dan dunia.