Part sebelumnya..
Baru beberapa langkah memasuki lobby Mess, mereka sudah di kejutkan oleh suara.
"JAM BERAPA INI! KALIAN TAU ATURAN NGGAK SIH! ATAU SENGAJA MINTA HUKUMAN!"
~○~
Langkah mereka pun langsung terhenti. Berbalik badan mencari sumber suara, sudah mereka duga. Itu suara pelatih mereka.
"Ikut saya ke ruang rapat!" ucap Coach Herry.
Mereka pun tak bersuara, hanya berjalan mengikuti Coach Herry. Mereka pun memasuki ruang rapat, sunyi.
"Duduk!" ucap Coach sambil menghela nafas kasar.
Mereka pun menurut, "Kalian udah tau kan yang harus dilakuin?" tanya Coach Herry.
Fikri pun mengangguk samar, "Besok pagi-pagi Fajar, Rian, dan Fikri lari keliling lapangan luar 10 kali. Untuk Lisa, kamu juga lari tapi hanya 3 putaran. PAHAM?!" ucapnya tegas.
Mereka pun mengangguk bersamaan, "Sekarang kembali ke kamar masing-masing. Istirahat, sepekan lagi Tour Asia udah mulai" ucap Coach Herry.
Mereka pun beranjak dari duduknya, "Kami permisi dulu, Coach. Selamat malam" ucap Lisa. Mereka pun keluar dari ruang rapat dan berjalan beriringan menuju kamar masing-masing.
"Ahh, sial banget aku malam ini" Lisa pun menggerutu sesampainya di kamar.
Teman sekamarnya, Gregoria yang sebenarnya belum terlelap pun bangun dan mendekati Lisa yang duduk di tepi kasur. "Kenapa sih? Ngomel aja dateng-dateng" ucap Gregoria.
"Gara-gara dinner sama Fikri, terus pulang kemaleman gara-gara Bang Fajar nganter pacarnya pulang dulu. Jadi dihukum aku, ya nggak cuma aku sih. Semua kena hukuman" ucap Lisa.
"Enak banget tuh si Ribka, pulang malem aja nggak akan kena hukuman" cibir Lisa.
Gregoria pun mangut-mangut, "Salah sendiri lah, ngapain dinner di saat-saat yang yang tepat. Udah tau jam malam di batasi, masih aja keluar malem" ucap Gregoria.
"Kecuali kalau habis WTF, kalau habis WTF kan jam malam ga di batasi. Atau kalau libur, nggak ada turnamen, bebas. Ini kamu malah keluar pas ada Tour Asia, ya jelas ngamuk lah Coach. Udah tau Coach lagi pusing, malah bikin masalah" ucapnya lagi.
"Pusing? Pusing kenapa sih?" tanya Lisa.
Gregoria pun menghela nafas, "Satu, kita gagal sabet emas di Olympic. Dua, ganda campuran bobrok semua. Tiga, ganda putra kita perlu di rombak. Empat, tunggal putra banyak yang degradasi dan cidera. Lima, ada tunggal putra junior yang di minta jadi pelatih di Aussie" ucap Gregoria, seakan membacakan list peristiwa yang membuat para pelatih mereka pusing.
"Ga pusing gimana coba?!" ucapnya lagi.
"Lah? Aussie ngambil pemain kita lagi? Siapa sih yang di ambil? Ketinggalan berita aku" ucap Lisa heran.
"Alvi Wijaya" ucap Gregoria singkat, padat, dan jelas.
"Alvi angkatannya Alwi dan Ester? Temennya Cea itu kan?"
"Iya, Lisa Ayuuuu. Siapa lagi kalau bukan diaaaa, yang namanya Alvi kan cuma satu" ucap Gregoria gemas.
Lisa pun meringis, "Iya juga ya".
YOU ARE READING
Cerita Atlet Badminton
FanfictionKegiatan sehari-hari atlet badminton Indonesia dan dunia.