Chapter 4

6 0 0
                                    


Semua orang lantas menatap ke Bagas yang diam sambil menundukkan kepalanya.

"Ngomong aja Gas, dari pada nanti Babah marah ke semua orang" bisik Fikri kepada Bagas lirih.

"Aku takut ngomong Kri! Gimana coba?!" jawab Bagas tak kalah lirih.

"Makanya, jangan emosian kalau jadi orang!" ucap Fikri.

Bagas pun menatap Ribka yang ada di sebelah Rian, Ribka pun menjulurkan lidahnya ke Bagas, mengejek. Bagas yang sedang sebal sekaligus takut pun langsung berteriak nyaring.

"Aku Bah, yang melempar botolnya. Tapi aku nggak sengaja, tadi mau ku lempar ke Ribka tapi malah kena Babah!" ucap Bagas dengan cepat.

"Yaudah, gapapa. Lain kali jangan lakuin lagi!" ucap Ahsan.

Bagas mengangguk, lalu melanjutkan latihan yang sempat terhenti 15 menit itu. Tampak Rian masih mengawasi gerak-gerik Bagas, seolah-olah mempunyai dendam pada Bagas.

"Awas aja kamu Gas, tunggu selesai latihan nanti" ucap Rian sambil menyeringai.

"Oke anak-anak, hari ini latihannya sampai sini dulu. Sekarang kemasi barang-barang latihan kalian, lalu ke kamar masing-masing" ucap seorang pelatih, panggil saja Coach Harry.

"Baik Coach" ucap semua pemain.

"Balik kamar yuk, capek aku" ucap Yere lemas.

"Yaudah yuk, laper juga aku. Gerah, pengen mandi" sahut Chico.

Mereka pun berjalan menuju kamar meraka, tiba-tiba ada suara ribut dari kamar sebelah. Ternyata Bagas dan Rian sedang bertengkar gara-gara masalah lempar botol tadi.

"Jaman sekarang masih aja ya, ngeributin masalah sepele" ucap Ginting.

Temannya hanya tertawa.

"Yaudah, aku mandi dulu" ucap Cea sambil tertawa kecil.

Samua pun bergantian untuk mandi. Setelah semua selesai mandi, Yere pun mengajak temannya ke kantin Mess.

"Enaknya makan apa ya?" gumam Chico.

"Enaknya makan nasi goreng telur" ucap Cea sambil berlari meninggalkan ke 3 temannya.

"Kelakuannya mirip Jojo ya" ucap Ginting sambil tersenyum melihat adik sahabatnya itu.

"Kan adiknya, kalau bukan adiknya mana mungkin mirip" ucap Yere. Ginting pun menatap Yere sambil berkata.

"Adikmu mana Yer, dari dulu seleksi nggak lolos-lolos. Nggak bisa main ya" sindir Ginting.

Ya, Yere punya punya adik. Panggil saja Sarah.

"Jangan sembarangan ya, adikku itu selalu juara di hatiku. Nggak harus lolos seleksi pelatnas pun, aku tetap bangga padanya" ucap Yere nyaring.

"Lihat adikku tuh Yer, habis jadi Runner Up di turnamen super 500. Terus ranking-nya naik 6 lagi" ucap Chico dengan nada bangga.

Ya, Chico punya adik, sebut saja Ester.

"Yaudah yuk cepet, udah laper banget nih aku" ucap Ginting.

Mereka pun bergegas menuju kantin Mess yang sudah terlihat.

🏸🏸🏸

"Halo Ce, tumben sendiri. Mana temanmu?" tanya Jojo.

"Oh, masih dibelakang Ko. Aku tinggal tadi, keburu laper" jawab Cea sambil nyengir.

Jojo pun mengacak rambut Cea gemas.

"Yaudah, Koko ke sana dulu ya. Oh iya hampir lupa, nanti kalau kamu udah selesai makan, langsung ke ruang istirahat ya. Ajak temanmu juga." ucap Jojo.

Cea menoleh lalu mengangguk. Ketika Kokonya pergi, Cea pun melanjutkan kegiatan makan siangnya itu. Tiba-tiba, ada yang memanggil namanya dengan keras.

"CHRISTIAN!"

Cea langsung menoleh, ohhh ternyata Chico.

"Kok lama banget sih kesini? Ketiduran di jalan kah" tanya Cea dengan nada kesal.

"Nggak, kok cuma kelamaan ngobrol" jawab Yere.

"Cepet pesan makan, kata Ko Jo habis ini kita ke ruang istirahat atlet" ucap Cea.

Teman-temannya hanya mengangguk serempak.

"Hemm, kenyang aku" ucap Yere setelah selesai menghabiskan makan siangnya.

"Yaudah, yuk ke ruang istirahat" ajak Chico.

Mereka pun berjalan beriringan menuju ruang istirahat yang ada di luar Mess atlet Indonesia. Ruang istirahat yang diisi oleh semua atlet badminton dari seluruh negara.

Setelah sampai Cea dkk langsung masuk kedalam ruangan, dan langsung di sambut oleh sahabat Chico dari Singapura, Kean Yew namanya.

"Halo, selamat datang" sambut Kean Yew ramah.

Cea dkk hanya tersenyum lalu masuk ke ruangan lebih dalam lagi. Terlihat Ester sedang berbincang dengan Gloria, melihat kakaknya masuk ke ruangan, sontak Ester bangkit dan berlari kecil sambil memanggil Chico.

"MAS CHICO!"

Chico yang kaget langsung menoleh dan tersenyum, lantas langsung memeluk adik kesayangannya itu.

"Ester udah makan?" tanya Chico lembut.

Hanya di balas anggukan oleh Ester.

"Ayo duduk di sana, temenin Ester" ucap Ester dengan nada manja.

"Yuk" jawab Chico sambil tertawa.

Cea, Yere, dan Ginting hanya melongo melihat kelakuan kedua temannya itu.

"Di lapangan terlihat mengerikan, eh di luar ternyata seperti ini" ucap Ginting sambil tertawa.

Mereka pun duduk di sofa yang hanya di duduki oleh seorang laki-laki tampan dari Korea, panggil Seung Jae. Dia terkenal dingin dan jarang tersenyum pada siapapun, kecuali pada istrinya. Jangankan pada temannya, pada Coach-nya pun dia tidak tersenyum.

"Hai" sapa Cea pada Seung Jae.

Seung Jae hanya menatap Cea datar, dan langsung memalingkan mukanya dari Cea, Yere, dan Ginting. Lantas langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri teman-teman senegaranya.

"Sombong amat!" cibir Ginting.

Mereka pun duduk berjejer di sofa. Dan tampak mengobrol seru.

"Cea!" panggil Jojo. Cea yang sedang asyik mengobrol pun langsung menoleh.

"Kenapa Ko?" tanya Cea.

"Kamu hari ini ada jadwal terapi kan?" tanya Jojo.

"Oh, iya lupa" ucap Cea sambil nyengir.

"Yuk aku anterin" ucap Jojo. Cea pun mengangguk lalu bangkit dari duduknya.

"Aku pergi dulu ya" ucap Cea. Temannya hanya mengangguk.

"Yuk berangkat, keburu telat nanti" ucap Jojo.

Cea pun mengangguk dan melambaikan tangannya ke semua teman-temannya yang ada di ruang istirahat itu. Dan langsung mengikuti langkah Jojo ke parkiran dan menyalakan mobil untuk pergi ke tempat terapi cidera Cea.

Yere dkk pun meneruskan obrolan yang tertunda.

                          Bersambung

Cerita Atlet BadmintonWhere stories live. Discover now