ARUNA | 33 : Hadiah

454 62 7
                                    

BAB 33 : Hadiah

***

Lain di mulut, lain di tindakan.

Ya, begitulah kenyataan yang ada dalam diri Arkana Narenda Akbar.

Selalu mengatakan tidak pada Kaluna, namun kenyataannya tetap memberikan apa pun yang wanita itu inginkan.

Seperti malam ini contohnya.

"Makasih ya, Kak."

Kaluna turun dari atas panggung dengan ekspresi wajah antusias.

"Aku seneng banget ya ampun," lalu menunjukkan hasil fotonya bersama anak-anak PARF. "Coba aja ada istri-istri mereka, pasti bakal aku mintain foto juga." Kikiknya kesenangan. "Aku pernah loh Kak, bertemu secara langsung sama Kinan dan Kenzia. Duh, pokoknya mereka aslinya tuh cantik banget." Celotehnya yang tanpa sadar sedari tadi tidak mendapatkan tanggapan dari sang suami.

"Ih, Kak Arkan mah nggak seru. Orang aku lagi cerita juga malah nggak ditanggepin."

"Berapa banyak foto yang kamu ambil bersama mereka?"

Maksud Arkan tentu saja anak-anak PARF. Yang kemudian mencipta senyum lebar di wajah cantik Kaluna.

"Banyak dong. Kakak mau lihat?"

"Nggak."

Senyum di wajah Kaluna seketika luntur.

"Tadi katanya aku dibolehin foto sama PARF Band, tapi kenapa sekarang Kakak malah marah?"

Arkan memejamkan mata sejenak sembari menghembuskan napas panjang.

"Kamu bilangnya cuma foto sekali Kaluna, tapi yang aku lihat malah sebaliknya. Udah gitu kamu juga terlalu dekat sama mereka."

Lalu jahilnya Kaluna mencolek lengan Arkan.

"Cemburu, ya?"

"Nggak."

"Tinggal ngaku aja apa susahnya sih, Kak?"

"Aku nggak cemburu, Kaluna. Aku cuma capek nungguin kamu foto-foto."

"Kan Kakak bisa duduk bareng teman-teman Kakak yang lain. Emang siapa yang nyuruh Kak Arkan nungguin aku?"

Melihat pelototan Arkan, Kaluna pun langsung menutup rapat mulutnya sambil mengangkat jarinya ke atas membentuk tanda peace.

"Kita pulang sekarang." Putus pria itu yang buat bola mata Kaluna seketika membelalak.

"Tapi aku belum foto di dekat danau, Kak. Sayang banget kalau belum foto disana."

"Salah siapa kamu lebih memilih mengambil banyak foto bersama anak-anak PARF."

Arkan terus berjalan dan sengaja meninggalkan Kaluna di belakang. Namun wanita itu dengan segera menyusul langkah kakinya.

"Cemburuan banget sih,"

Kaluna merangkul lengan Arkan dengan sorot gelinya. "Foto sebentar di dekat danaunya ya, Kak? Janji deh nggak lama. Sekalian kita ambil foto berdua."

Seketika Arkan menghentikan langkah kaki. "Memangnya siapa yang mau foto sama kamu?" Tanyanya dengan alis terangkat.

"Jadi Kakak nggak mau?" Kaluna menurunkan tangannya dari lengan Arkan dengan wajah pasrah. "Ya udah deh, kalau gitu aku ajakin Kak Adam aja kesana. Kakak bisa pulang duluan kok, nanti aku minta Kak Adam buat--"

Dengan gerakan cepat, Arkan menahan tengkuk sang istri, lalu melumat bibir merah Kaluna yang buat wanita itu melotot.

Bagaimana tidak, tindakan Arkan menjadikan mereka pusat perhatian orang-orang.

ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang