4. Pertemuan

30 2 0
                                    

KIMETSU NO YAIBA X READERS
♡♡♡♡♡♡♡♡
HAPPY READING





Typo bertebaran dimana-mana ☆










Matahari tepat berada diatas kepala sekarang, namun cuaca tak begitu panas ataupun mendung. Di sinilah Hinbie berada memakai kimono ungu nya dilapisi haori putih untuk menutup nichirin yang ia bawa dengan rambut yang ia gerai menjadikan ia sosok gadis yang cantik dan anggun terbukti ketika berjalan menuju Tanjirou banyak warga melihat ke arah Hinbie mengatakan beberapa kata “wahh~ dia cantik sekali” “siapa gadis rambut ungu itu?” “Aku tidak pernah melihatnya di desa ini? Apa dia pendatang?” “aromanya saja aroma lavender, sangat menenangkan”.

“kenapa orang-orang memperhatikanku?”

TANJIROU POV
Hari ini aku menjual arang lagi untuk mendapatkan beberapa uang untuk kebutuhan ibu dan juga adik-adikku, semenjak keluarga ku kehilangan sosok ayah aku yang menggantikan dia untuk menjual arang aku tidak keberatan asal keluargaku bahagia.

Warga di desa ini baik padaku mereka selalu rutin membeli arang dengan ku dan mengenal aku dengan baik, saat aku hendak memberi arang pada paman toko itu aku mencium aroma lavender yang semerbak menenangkan hatiku lantas aku mencari dari mana aroma ini berasal, saat aku memutar badanku ke belakang tampak aku melihat gadis memakai kimono ungunya dan haori putihnya berjalan kearah ku mungkin ia hendak membeli arangku tapi aku belum pernah melihat gadis itu, aku terus melihat dari ujung rambut dan kakinya sepertinya dia tidak berasal dari desa ini. Oh tunggu! Dia membawa katana? Gadis itu menyembunyikannya di balik haorinya? Tapi mengapa? Ah itu tidak penting mungkin dia seorang pengembara maka dari itu dia membawa katana untuk melindungi dirinya karena banyak beruang di daerah pegunungan sangat berbahaya kalau kita tidak memiliki perlindungan. Dan pada intinya aku penasaran dengan gadis di depanku tingginya 2 cm di atasku, aku refleks tersenyum menyambutnya.

anoo~ sumimasen..” ucapnya padaku, suaranya sungguh menenangkan dan bercampur dengan nada yang riang sangat cocok dengan dirinya aku terus memandanginya

Ano~” ah astaga aku melamun akibat memperhatikan gadis di depanku hingga dia memanggil ku lagi

“ah iya, maafkan aku. Ada yang bisa aku bantu?..” aku bingung siapa namanya dan memberhentikan ucapanku

“ah iya, namaku Aoyama Hinbie” ucapnya sambil tersenyum lembut padaku

“Oh Aoyama san, aku Kamado Tanjirou. Kau mau membeli arang?” Dia hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaanku saat aku memutar badanku hendak mengambil arang ternyata arang itu telah ludes terjual semua dan terakhir tadi paman si toko yang membeli seluruhnya kemudian aku menghadap ke arah Aoyama san dengan raut wajah bersalah

“maaf kan aku Aoyama san, arang nya terjual habis” ucapku, tapi raut wajahnya tampak kecewa “apa kau sangat membutuhkannya Aoyama san?” ucapku lagi tapi aku baru tau sepertinya gadis di depanku ini lebih tua dari ku akan aku tanya lagi nanti 

“Ah iyaa, kami kehabisan arang hari ini dan sangat membutuhkannya” ucapnya, aku merasa tidak enak mendengar itu tampak dari aromanya dia benar-benar membutuhkannya

“bagaimana kau ikut denganku ke rumah, di sana masih ada stock tersisa?” tawarku

“apakah boleh?” tanyanya padaku dengan raut wajah riang, ah syukurlah aroma kekecewaannya memudar

“Tentu, tapi rumahku di atas gunung itu, apakah tidak apa-apa?” tunjukku pada gunung Kumotori ia mengangguk tanda setuju

TANJIROU POV END





Di sinilah mereka sekarang sedang berjalan menuju rumah Tanjirou, tampak canggung tidak mau membuka pembicaraan sama sekali sesekali mereka curi-curi pandang, seperti orang yang canggung. Jalan menuju rumah Tanjirou cukup sulit tapi tidak seberapa bagi Hinbie yang sudah terbiasa dengan rintangan yang di beri oleh Shikai Sensei nya. Gunung yang asri dengan pohon tinggi dimana-mana udara yang segar kicauan burung dan bersih

ano~ Aoyama san kau tampaknya begitu senang?” Tanjirou membuka obrolan pertama kali nya dengan senyum hangatnya,Hinbie tersentak mendengar itu ia lupa bahwa penciuman Tanjirou tajam

“Tentu! Hutan ini sangat indah dan udaranya begitu segar, kau beruntung sekali tinggal disini"

“ ah iya, aku juga memikirkan itu udara di sini sangat segar, maaf lancang kau bukan dari desa tadi kan Aoyama san” Tanjirou penasaran

“Hahaha kau mengetahuinya ya? Kau benar aku bukan dari desa itu aku berasal dari gunung Motoriyama” (anggap aja itu ya soalnya author lihat itu dekat dengan gunung Kumotori, tapi ga tau itu emang benaran gunung atau ga, soalnya di maps itu gunung hehehe) kalau di ilustrasikan gunung Kumotori di arah Utara dan sedangkan gunung Motoriyama di Timur (anggap aja ya temen-temen biar deket gitu loh sebelahan jadi Cuma butuh 5 jam aja menuju desa yang di tengah tengah antara gunung dua itu)

“Wah dekat juga ya Aoyama san bersebelahan gunung dengan gunung Kumotori” jawab Tanjirou senang, tapi ekspresi Aoyama tampak kaget membuat Tanjirou kaget

“ad.. ada apa Aoyama san?” panik Tanjirou

“Jangan kaku begitu Tanjirou, panggil saja aku Hinbie ya! Mari berteman mulai sekarang” senyum mengembang Hinbie tunjukkan pada Tanjirou memancarkan aroma yang tulus yang dilihat oleh Tanjirou, Tanjirou yang melihat tampak kagum dari aroma yang ia pancarkan

“Baiklah Hinbie chan! Eh tapi kau tampaknya lebih tua dari ku?! Apakah aku harus memanggilmu nee-san?” spontan Tanjirou mengatakan itu membuat sang empu berjengit kaget

“ah sumimasen!” Tanjirou tunduk 90° merasa bersalah

“Walau kita berbeda 2 tahun aku tidak mau dipanggil kakak Tanjirou~” Hinbie ngambek melipat tangannya membuang muka kesamping,

“Ah kawaii~” Tanjirou bergumam dalam hati

“Ayo lanjutkan perjalanna kita Tanjirou!” semangat Hinbie





Tadaima okaa-san” akhirnya Tanjirou dan Hinbie sampai juga di kediaman Tanjirou, tampak wanita yang cantik itu keluar dengan pakaian khasnya dan memakai tudung putih sedang memegang mangkok sepertinya akan memasak sesuatu tampak juga hari mulai sore

Okaeri Tanjirou, ah siapa itu Tanjirou?”

“Ha.. halo bibi aku Aoyama Hinbie salam kenal” Hinbie membungkuk sopan pada Bibi Kie

“Hallo Hinbie chan, aku Kamado Kie. Ada apa Hinbie chan?” Kie menjawab dengan lemah lembut

“Ah aku ma..”

“NII-CHAN!!!” kalimat Hinbie terpotong karena suara beberapa anak kecil keluar rumah melihat bahwa kakaknya Tanjirou sudah pulang

“ ah Shigeru, Hanako.” Mereka berlari memeluk Tanjirou di susul dengan Nezuko menggendong Rokuta di punggungnya disebelah nya terdapat Takeo

Kimetsu No Yaiba X Readers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang