8. Hashira Air

28 3 0
                                    

KIMETSU NO YAIBA X READERS
♡♡♡♡♡♡♡♡
HAPPY READING



Pagi ini Tanjirou sudah bersiap untuk kembali ke puncak gunung yang sudah bersemalam dirumah paman Saburou dan tak lupa berterimakasih pada paman Saburou

“Hati hati ya” Saburou memperhatikan Tanjirou berjalan mendaki gunung membawa keranjang arang kosong
Selama perjalanan berlangsung Tanjirou banyak melamun dengan pikiran mengelana kemana-mana, dan salju tahun ini sungguh tebal dan lebat tampak Tanjirou berjalan Tercetak cukup dalam

TANJIROU POV
Entah mengapa aku sangat mengkhawatirkan keluargaku, tapi semoga mereka tidak apa-apa dan tadi malam aku seperti mendengar dentuman besar dari atas gunung tapi aku berpikir itu petir tapi apa dihari bersalju ada petir? Ah ya aku teringat dengan Hinbie dia tidak berkunjung sudah sekitar 2 minggu 4 hari lamanya hehehe aku menghitung sejak terakhir kali ia berkunjung ke rumahku. Dimana dia sekarang ya?

Aku terhenti di pertengahan jalan aku mencium aroma darah kemudian aku panik dan kembali berlari menghempas semua pikiran negative yang ada, tepat sudah berada dihalaman rumah aku juga mencium aroma lavender. Aku tahu betul itu aroma Hinbie aku semakin panik dan terhenti ketika melihat keadaan rumah. Pupil mataku mengecil melihat adikku Nezuko sedang memeluk Rokuta dengan bergelinang darah dan Hinbie?! Hinbie berada di depan Nezuko dengan banyak darah disekitar tubuhnya darah merembes dari kaki bawahnya aku berspekulasi Hinbie hendak menyelamatkan Nezuko dan Rokuta tapi berakhir disana meringkuk dengan wajah pucat.

“Aakhh!!” aku berteriak melepaskan keranjang arang dan berlari menuju Nezuko “Nezuko! Hinbie! Ada apa? Ada apa? Apa yang terjadi?” keringat bercucuran dari keningku tidak dapat mencerna apa yang terjadi didepan mataku, tak sengaja aku refleks melihat kesamping yang tertuju ke dalam rumah membuat aku bertambah shock dadaku sesak jantungku memompa begitu kencang melihat keadaan dari dalam rumah, aku berusaha bangkit dan berpegangan pada kusen fusuma.

Darah! Penuh darah, keluarga ku.. tergeletak dengan bergelinang darah aku merosot ke bawah dengan dada sesak menyaksikan yang ada.

Kaa-chan.. Hanako...”

“Takeo.. Shigeru..”

“Nezuko... Rokuta.. Hinbie...”

Deru nafasku tercekat aku mual kepalaku pusing tidak dapat mencerna semuanya, apa yang terjadi semuanya? Selain aroma tubuh keluargaku dan Hinbie aku mencium aroma orang lain disini, tapi aku yakin itu bukan aroma teman Hinbie

Srek..

Aku terkejut dan memutar tubuhku melihat suara gesekan salju, itu Hinbie syukurlah dia selamat aku mendekat ke arah Hinbie dan menangkup wajahnya di pahaku menyingkirkan helaian rambut dari mukanya dan beberapa salju

“Tanjirou..” suara serak di keluarkan Hinbie, aku refleks menangis memeluknya “Selamatkan Nezuko..” sekali lagi dia berucap aku tersentak dan meletakkan kepala Hinbie dan beralih kepada Nezuko, benar Nezuko masih bernapas walau detak jantungnya kian melambat aku lihat Hinbie sudah bangun dari pingsannya namun aku yakin dari aromanya dia merasa kesakitan ku lihat dia menyingkap kimono merahnya sebatas paha aku kaget luka sabetan yang ia dapat sungguh dalam, ada apa semalam. Hinbie telaten mengikat luka sobeknya dengan perban yang ia bawa dan beralih menatap ku

“ayo Tanjirou kita harus menuruni gunung untuk menyelamatkan adikmu Nezuko” tampak Hinbie berusaha bangkit menguatkan tubuhnya. Aku masih berdiam melihat Hinbie dan Nezuko secara bergantian sampai dia memegang pundakku

“ayo, jangan melamun!” Aku menggendong Nezuko untuk menuruni gunung, aku masih belum berani menanyakan apa yang terjadi tapi fokus ku sekarang adalah menyelamatkan Nezuko dan mengobati Hinbie

Didalam perjalanan sesekali aku melihat kearah Hinbie mana tahu ia akan pingsan dijalan akibat luka yang ia dapat, tapi sepertinya Hinbie mengetahui maksudku

“jangan khawatir, fisikku sudah dilatih agar tahan banting” senyum Hinbie merekah meyakinkanku “tambahkan kekuatan larimu Tanjirou kita harus mencari dokter di kota”

Hinbie menambah kekuatan laju larinya, aku kesusahan mengikuti laju lari Hinbie tapi aku akan sekuat tenaga untuk menyelamatkan Nezuko, ada apa ini? Aku bingung kenapa hal ini bisa terjadi? Beruang? Apa beruang tidak berhibernasi? Aku kesulitan berjalan aku kesusahan melangkah untuk menghindari batang yang tumbang dan aku ingat didepan rumahku terdapat pohon tumbang disana seperti terjadinya perkelahian yang dahsyat.
Aku kesulitan bernapas dengan udara dingin ini, aku tak sadar air mataku jatuh tapi aku harus tetap maju dan berlari kencang menyusul Hinbie didepan sana tapi aku ragu ini masih jauh dari kota. Tidak! Kakak akan menyelamatkanmu

TANJIROU POV END

Dalam larinya Hinbie menangis, ia sengaja menambah laju larinya agar tidak terlihat oleh Tanjirou bahwa ia menangis, mengingat kejadian semalam menjadikan dadanya sakit. Bagaimana perasaan Tanjirou? Ia lebih sakit ketimbang dirinya, Tapi alur akan terus berjalan dengan sendirinya
Hinbie teringat bahwa dia belum bertelepati dengan orang rumah bahwa dia sudah berada dengan Tanjirou

“Akeno Squad! Aku sudah berada dengan Tanjirou maaf tidak bilang sebelumnya aku berangkat pagi pagi sekali jam 4 untuk menuju kediamannya.”

Hinbie mendengar erangan dari belakang, dan memutar badannya untuk mengecek betapa kaget nya Hinbie lupa dengan scene ini, Tanjirou jatuh dari atas tebing kemudian aku berlari kearah Tanjirou untuk menggapai tangannya namun sialnya aku tak sempat

“Tanjirou!!”

Ia selamat untungnya akibat salju yang tebal, Hinbie langsung melompat dari atas menuju bawah dengan deru napas yang tak stabil dan memegang luka yang ia dapat serta tulang yang patah akibat tendangan tentakel Muzan, Hinbie berteriak dalam hati menahan rasa sakit ketika ia melompat

“kau tidak apa-apa Tanjirou?” ucap Hinbie khawatir membantu Tanjirou berdiri Tanjirou hanya mengangguk tanda ia baik-baik saja, Tanjirou menelisik setiap pohon yang ada mencari Nezuko dan mereka berdua melihat di pohon yang sama terdapat Nezuko berdiri merundukkan kepalanya

Tanjirou berbicara agar tidak apa-apa dan akan mencari dokter untuk Nezuko tapi tidak ada tanggapan sedangkan Hinbie diam di tempat dengan mata berkaca-kaca melihat momen ini
Seperti di filmnya Nezuko menyerang Tanjirou dan dihadang dengan gagang kapak yang Tanjirou bawa sebelumnya hingga tubuh Nezuko semakin besar, Hinbie tidak tinggal diam membantu Tanjirou untuk menyingkir dari Tanjirou. Tanjirou berusaha menyadarkan Nezuko dengan kata-kata nya dan tetesan air mengenai pipi Tanjirou, kami kaget dengan tangisan Nezuko termasuk diriku ikutan menangis.

Dan hashira datang yang akan memenggal tubuh Nezuko, aku melompat kebelakang dan Tanjirou menyingkirkan Nezuko untuk tidak terluka dan malah mengenai rambut Tanjirou yang panjang hingga terpotong.

Hinbie bangkit dan berlari menuju mereka berdua untuk melindungi mereka dengan merentangkan tangan kiri Hinbie dan menatap tajam kearah Tomioka Giyuu

Sekali lagi Tanjirou dibuat terkejut dengan kedatangan Tomioka dan kekuatan dahsyatnya yang mau memenggal adiknya, Tanjirou melirik Katana yang di pegang Tomioka
katana? Sama seperti Hinbie? Apa mereka teman? Tapi sepertinya tidak. Hinbie berusaha melindungi aku dari orang itu”

“Kenapa kau melindunginya?”

“dia adikku, dia adalah adikku” Tanjirou mengeratkan pelukannya kepada Nezuko

“seorang hashira ya? Mau apa kau?” ujar Hinbie memegang tulang rusuknya

“kau? Kau yang kami cari dan kau di tunggu dengan oyakata-sama” ujar Giyuu dengan nada datarnya

Kembali dengan scene aslinya Tanjirou dan Giyuu berkelahi akibat ucapan Giyuu membuktikan bahwa Tanjirou mampu tapi malah dapat pukulan di tengkuk Tanjirou menggunakan gagang nichirin dan erangan kemarahan dari nezuko dan yah Nezuko dipukul hingga pingsan oleh Giyuu

HINBIE POV
“Sekarang apa kau percaya Tomioka Giyuu?” aku bersender di pohon disebelah pohon giyuu sambil memegang tulang rusukku, tidak ada jawaban dari Giyuu, ia terus menatap kedua anak itu 

“kau datang terlambat bodoh, aku harus bertarung dengan oni itu seorang diri” ujarku marah mendengus kesal, tampak Giyuu menoleh kearahku
“Maafkan aku, burung gagakku sudah terlalu tua hingga lamban untuk memberi sebuah informasi.” Giyuu menatapku dan beralih menatap sobekkan kimono ku “kau terluka?”

“ya” aku merunduk seraya memegang tulang rusukku, tanpa aku sadar Giyuu mendekatiku dan menyuruhku untuk duduk

“Duduklah, aku akan mengganti perbanmu” Giyuu menyingkap rok kimono ku hingga ke paha, tampak darah segar kembali merembes disana akibat aku terjun bebas untuk bertemu Tanjirou, Giyuu tampak telaten melilitkan perban di pahaku tapi itu kencang sakali bodoh itu sakit

“ittai!” aku memukul lengannya “kau terlalu kencang mengikatnya bodoh” marahku, aku kaget dia tersenyum walau setipis benang

“katakan siapa yang menyerang keluarga bocah ini”

“Kibutsuji Muzan” ujarku penuh penekanan, sontak Giyuu terkejut bukan main “dia sang Raja iblis”

“Kau sangat beruntung selamat setelah melawannya” Giyuu kembali berdiri dan menyender dibatang pohon “bawa anak itu ke guruku bernama Urokodaki, kali ini aku akan melepasmu kalau tidak aku sudah lama menculikmu untuk membawamu ke oyakata-sama”

“hee~ kau banyak bicara ya Giyuu” ejekku

“kita tidak seakrab itu, jangan menyebutku dengan nama itu” tukasnya

haik.. haik.. Tomioka san”

Arigato nee~ Tomioka san” ucapku memandang pemuda bermata biru gelap itu, sang empu beralih membalas tatapan ku dengan ekspresi bingung

“Apa maksud mu orang asing”

Seketika jantung ku seperti tertusuk beribu panah akibat kalimat asing itu, tapi benar kami memang pernah bertemu beberapa kali ketika mereka para hashira ingin menangkap ku dan rekanku berakhir kejar-kejaran. Jadi tidak salah para hashira itu menyebut kami dengan orang Asing.
“Untuk kau telah mau peduli dengan luka ku dan untuk kedua orang didepan kau itu Tomioka san” ujarku tersenyum sendu terhadap kebaikan yang dimiliki Seorang Giyuu. Giyuu tampak kaget dengan bola mata yang membesar dan masih tidak mau membalas ucapanku, aahh anak itu sungguh butuh psikolog dan segera ke psikiater

“Kau seharusnya teruslah bersosialisasi Tomioka san, aku senang kalau kau terus berbicara banyak seperti itu. Tidak seperti saat kita pertama kali bertemu saat kau ingin menangkapku dan rekanku lainnya” cengirku

“Orang aneh” Tukasnya beralih menatap kesamping membuang muka.

“Bangsat kau Tomioka Giyuu!! Awas aja lo ya gue celupi tubuh lo ke danau beku sono!” Perempat imaginer muncul di jidad ku menahan marah.

Setelah obrolan itu Tanjirou terbangun sambil menangis, sepertinya anak itu sedang memimpikan keluarganya tadi hatiku terenyuh ia langsung memeluk Nezuko setelah bangun dari mimpinya

“Pergilah dan temuilah pria yang bernama Urokodaki Sakonji di bawah kaki gunung Sagiri, katakan kalau Tomioka Giyuu mengirimmu” tcih Giyuu itu pake segala melipat tangan sok keren lu, pingin gua jitak palak lu pingin gua tabok muka datar lu awas aja ya lu Giyuu gua dendam ama lu.

“adikmu akan bertahan karena sinar matahari belum keluar, jangan membuatnya terkena sinar matahari secara langsung” kemudian kang galon itu menghilang menyisakan kami bertiga

“mari Tanjirou aku akan mengantarmu dengan orang bernama Urokodaki itu, tapi sebelum itu mari kita kubur keluargamu terlebih dahulu”





Aku dan Tanjirou berdoa untuk ketenangan keluarga Kamado, dengan Nezuko memperhatikan kami bak seorang anak kecil

“ayo” ujar Tanjirou meraih tangan Nezuko, haduhh aku iri deh mana ya abangku?

Grep

Aku kaget tanganku diraih juga dengan Tanjirou disisi kirinya, kami bertiga bergandengan tangan menuju tempat itu meninggalkan rumah itu dengan penuh kenangan







Yosh udah mulai masuk ke alurnya ya kemarin masih filler semua, tapi kedepannya juga banyak fillernya deh, biar kerasa aja real life di kimetsu no yaiba
Biar ga salah alur Nylly sampe nonton ulang dari eps 1 seraya menulis cerita ini xixixi (*^^*)
Mungkin untuk 2 tahun pelatihan Tanjirou, Nylly ga fokus ke Tanjirou nya, Nylly bakal fokus ke MC kita Hinbie, yahh~ walaupun ada scene mereka bertemu dan ngobrol bersama
Okee see you latter |*・ω・)ノ





T
B
C





SAMPAI JUMPA ☆

Kimetsu No Yaiba X Readers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang