Sejak kemarin Win hanya diam saja membuat Gulf merasa bingung apa yang putranya itu pikirkan kenapa ia seperti tidak suka saat sudah sampai disini, bahkan ia tidak ingin bicara dengan siapapun.
"Sayang!"
"Iya Pa!"
"Ada apa hmmm.. Sepertinya Papa perhatikan kau sedang murung? Apa ada yang sedang kau pikirkan?"
"Tidak ada Pa, Win hanya sedang malas saja,"
"Pasti ada sebab akibat, jika seperti ini lebih baik kita kembali ke desa saja,"
"Maafkan Win Pa, Win masih ingin disini,"
"Sekarang katakan pada Papa, apa yang membuat Win seperti ini? Kenapa Win mendiami Sean, apa Win pernah memikirkan bagaimana perasaan Sean? Lalu Win datang kerumah nenek tujuannya untuk apa? Hanya untuk mendiami semua orang?"
Ya, sekarang Win tau jika Papa nya sedang marah padanya karna sikapnya yang seperti ini, bukan ini yang Win maksud namun ia kesal dengan daddy nya saat ia datang mendapati daddy nya berbicara dengan Mama Sean.
"Bagaimana perasaan Win jika ada di posisi Sean? Win akan merasa sedih tidak jika Sean bersikap seperti Win? Kalian hanya beda dua bulan dan Win sebagai Phi harusnya memberi contoh yang baik untuk Sean, apa Win mengerti?"
Win hanya bisa menangis sesenggukan bahkan kini ia tidak berani menatap Papa nya.
"Katakan sesuatu pada Papa, jangan hanya diam saja dan membuat Papa marah, jika tidak besok kita kembali ke desa,"
"Win minta maaf Pa, hiksss.. Win mengaku salah dan Win akan meminta maaf pada Sean,"
"Win tau, Papa hanya tidak ingin Win menjadi orang yang egois, tidak ada yang ingin berada di posisi Sean ataupun Win, jika Win ingin marah Win marah saja pada Papa dan Papa akan mendengar keluh kesah Win,"
"Ini semua bukan tentang Papa, tapi tentang daddy, Win kesal Win tidak suka,"
"Apa yang sudah daddy mu lakukan? Kenapa Win bicara seperti itu?"
"Win hanya tidak suka, jika daddy bicara dengan Mama nya Sean, itu sebabnya Win mendiami Sean dan tidak ingin bicara dengan daddy,"
Tentu saja Gulf sedikit terkejut saat Win mengatakan itu, apa sebelumnya Win pernah bertemu dengan Jenie pikirnya.
"Tapi tidak seharusnya Win mendiami Sean, karna Sean tidak bersalah,"
"Sean tetap bersalah, karna Mama nya sudah merebut daddy dari Papa,"
"Win mau menurut dengan Papa tidak?"
"Hiksss... Mau,"
"Jadi apa?"
"Win tidak boleh marah dengan Sean, karna Sean saudara Win,"
"Anak pintar, Win dan Sean saudara jadi harus saling menyanyangi, mengerti?"
"Mengerti Pa!"
Harus dengan cara lembut Gulf memberitahu Win agar putranya mengerti, jika ia dengan nada tinggi sudah di pastikan Win tidak akan mau bicara.
"Sudah malam, ayo sekarang Win istirahat,"
"Win mau tidur sama Papa saja,"
"Pergilah ke kamar daddy, nanti Papa akan menyusulmu,"
Win pergi ke kamar Mew namun saat ia masuk ia melihat daddy nya baru selesai mandi, Win pun menundukkan kepalanya dan tidak ingin menatap Mew.
"Sayang, ada apa hmmm..?" Win hanya diam membuat Mew merasa penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Yang Sama (Tahap Revisi)
RomanceCerita cinta yang begitu rumit dan membuat emosi... Akankah berakhir happy ending?