11

140 13 0
                                    

Daur hidup akan selalu berputar, tapi hidup ku seperti macet tak mau berputar keatas. Ezakiel Alreska

Lea mengelilingi ruang guru bersama bu Rani "Setiap guru emang dapet ruangan pribadi ya bu?" tanya Lea, pasalnya di belakang meja guru terdapat pintu lagi.

"Enggak semuanya si bu, ruang guru non-ASN ada di samping ruangan kepala sekolah tadi, ruangannya gak besar".

Bu Rani memencet pin lalu pintunya terbuka
"Ini ruangan ibu lalu meja di depan itu juga meja ibu, pin nya sudah saya kirim melalui email sekolah. Saya pamit, selamat mengajar juga buat bu Lea semoga betah" jelas Rani

"Terimakasih banyak bu Rani".

"Sama-sama bu saya permisi" jawab bu Rani lalu pergi.

Lea membuka map untuk melihat schedule dirinya mengajar di kelas mana "Kelas 10 B, kelas Ezakiel dan Aron?.

"Kenapa setiap mengingat Ezakiel gue sesek gini, berasa penyakitan gue" batin Lea

Setelah beberapa menit Lea merasa sudah baikan, ia segera menuju lantai dua.

Dirinya di buat bingung kenapa kelasnya sangat ramai padahal ini sudah waktunya jam pelajaran. Buru-buru ia melangkah semakin cepat, betapa terkejutnya Lea melihat perut Ezakiel yang berdarah.

Lea melihat Aron yang berusaha memisahkan Ezakiel, sedangkan Ezakiel berusaha menyalakan korek api pada temannya yang terduduk lemas.

Lea baru ingat kebiasaan Ezakiel selalu membawa korek padahal ia tidak merokok.

Jantung Lea berdetak kencang melihat Aron yang kesusahan dan melepaskan Ezakiel, sebelum Ezakiel menyentuh temannya yang sudah bersimpuh, Lea menarik tangan Ezakiel hingga kepala Lea membentur dada Ezakiel yang lebih tinggi.

"Kiel calm, membalas perbuatan itu hal yang buruk".

Ezakiel terdiam sesaat mendapat pelukan dadakan, walaupun ini belum bisa di bilang pelukan Ezakiel merasa hangat, tetapi kehangatan itu tidak bertahan lama ketika mendengar lontaran yang membuatnya berdenyut.

Ezakiel mendorong Lea.

Lea merintih pelan.

"Ibu gpp kan?" tanya Aron panik.

Lea mengangguk "Kamu udah tau ya kalo ibu ngajar di sini" tak sempat Aron membalas dirinya sudah terkejut mendengar teriakkan Ezakiel.

"Jadi ketika ada yang bilang kalo aku anak yang di buang bunda dan aku tidak dipedulikan ayah aku harus diam saja! ENGGAK AKU HARUS TUTUP MULUT SAMPAH DIA YANG UDAH FITNAH BUNDA".

"Ayah sayang kok sama aku, aku enggak di buang sama mereka"lirih Ezakiel sebelum kesadarannya direnggut.

"Ezakiel!" teriak Lea dan Aron bersamaan.

"Aron tolong bantu papah Kiel ke mobil ibu" Aron mengangguk cepat.

"Darah Kiel banyak banget Ar" panik Lea.

Aron sama kalutnya tetapi dia harus tenang tidak boleh gegabah.
"Ibu tenang ya, Eza anak yang kuat" yakin Aron.

"Ibu di belakang aja temenin Ezakiel biar Aron yang nyetir" Lea mengangguk.

"Berhenti" teriak seseorang.

"Anda jangan mentang-mentang guru baru bisa keluar seenaknya, sekarang jadwal anda mengajar di kelas 10 B".

"Maaf sebelumnya anda siapa, saya belum mengenal anda. Tetapi yang perlu anda tahu murid saya yang berada di kelas 10 B sedang terluka jadi apa menurut anda tindakan saya ini salah" cecar Lea beruntun.

Guru itu mendecih lalu menjawab "Saya Anton guru bk. Hiraukan saja anak kriminal itu dia memang sering berbuat ulah tidak usah membantunya, nanti dia merasa besar kepala karena ada yang memihak nya".

Sebelum Lea semakin meledak Aron mendorong Lea untuk masuk mobil "Maaf bu sekarang bukan waktunya meladeni pak buncit".

Aron segera memutari mobil dan menyetir keluar dari area sekolah.

*

Singkat padat pak buncit awokawok🙏

*👙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fost And Found Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang