25 - mon chéri

703 56 52
                                    

listen to this song ; My Name — Reed Wonder, Aurora Olivas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

listen to this song ; My Name — Reed Wonder, Aurora Olivas.

Mengambil posisi lebih nyaman diatas kursi. Dia menyilangkan kakinya, semakin digiring ke dalam tiap halaman yang dia balik, matanya terus bergerak untuk menangkap kata demi kata. Sesaat, dia mengigit kuku jarinya, berupaya menahan jeritan yang terancam keluar, disertai perasaan gemas pada salah satu adegan yang dibaca. Titik permasalahan akan segera terungkap. Hanyut pada imajinasi yang dibentuk oleh otaknya, sampai tak menyadari kehadiran seseorang yang bahkan telah memperhatikannya sejak belasan menit berlalu.


Zakiel menatap wajah Naleeya yang begitu serius membaca buku novel, perempuan itu sesekali menampilkan senyum yang tertahan serta ekspresi tegang, membuat Zakiel pun turut menikmati keindahan wajah kekasihnya yang secara alami terbentuk.

Berada pada halaman dimana sang tokoh utama mendapati kebenaran tak terduga membuat Naleeya merasa tak nyaman, saat akan membalikkan halaman berikut, imajinasinya luntur, dan dia tersadar pada dunianya kala merasa sebelah bahunya tergigit. Wajahnya otomatis menoleh ke samping, disuguhkan oleh ekspresi wajah Zakiel yang kelewat datar tapi tetap tampan. Cowok itu berdecak sebelum menjauhkan wajahnya yang tadi berada diatas bahu Naleeya.

Perempuan tersebut meletakkan pembatas halaman, berniat akan melanjutkannya dimalam hari. Dia memandang penuh pada Zakiel usai menaruh bukunya diatas meja, sebelah tangannya meraih sisi rahang cowok tersebut, mengusap lembut dan mengamati setiap inci lainnya. Suhu tubuh Zakiel telah kembali normal. Tapi dia tetap menanyakan pada cowok tersebut untuk memastikan. “Sudah sehat?”

Zakiel mengangguk. Menarik kursi Naleeya agar lebih dempet padanya. Tentu gerakan tersebut membuat Naleeya tertegun, dia melirik ke sekitar, ada beberapa murid yang sedang fokus pada buku bacaannya namun jauh dari tempat dia dan Zakiel. Mereka sedang berada di perpustakaan, sebetulnya Naleeya kira Zakiel tidak akan menjumpainya sampai kemari karena sebelumnya cowok tersebut telah mengirimkan pesan akan mengurus sesuatu pada waktu istirahat. Maka ketika Naleeya telah selesai mengisi perut dan memiliki setidaknya lebih banyak waktu, dari pada bosan di dalam kelas dia membawa diri ke perpustakaan. Tak menyadari bahwa Zakiel memang mengikutinya sejak awal

“Leeya.” Sejak kesehatannya kembali, suara Zakiel terdengar berbeda, lebih berat dan serak. Hal tersebut membuat Naleeya kepalang pusing dan berusaha lebih keras menekan ketidakwarasan sebab dengan hal tersebut membuat Zakiel berkali-kali lipat terkesan lebih seksi serta memukau.

“Apa?”

Zakiel menggeleng, sebelah tangannya menopang dagu, seulas senyum hadir menghiasi wajah rupawan tersebut. “My mistress is so pretty.”

“Kenapa?” tanya Naleeya. Pujian yang sama telah terlontar sebelumnya sebanyak dua puluh kali, cowok tersebut tak berhenti menyampaikan kata-kata beracun — menyerang titik lemah Naleeya secara beruntun, mengacaukan suasana hatinya, tak ayal kadang perempuan itu memberi respon sewot agar Zakiel berhenti menunjukkan keterkagumannya secara terang-terangan.

Exquisite Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang