Bab 04

107 10 0
                                    

Riwoo menoleh ke sumber suara di sana ada tiga anak dari kelas sebelah Gyuvin, Ricky,dan Gunwook. Gyuvin lalu mendekat ke arah Riwoo dan menarik kerah seragamnya.

"Nemuin lo di sekolah ternyata sesusah itu ya? Kenapa sih lo selalu nempel sama Seungho? Supaya bisa ngehindar dari kita? JAWAB!" Gyuvin memukul pipi Riwoo dan meninggalkan bekas lembam.

"Udah Vin ntar bapak nya marah, terus terus nyuruh anak buahnya gebukin kita lagi" ucap Gunwook berpura pura bersimpatik
"Lo lupa bokap gue siapa? Gue bisa aja bikin ayahnya bertekuk lutut di depan gue, kan bokap gue polisi Wook, mudah kali buat nangkap bos narkoba kek ayahnya" ucap Ricky sambil menatap cermin yang dia pegang.

Mereka ini memang anak biang onar, suka bikin masalah dan ngebully orang, dan Riwoo adalah salah satu korbannya, hanya karna mereka tau rahasia Riwoo mereka memeras dan menjadikan Riwoo samsak tinju mereka, tak satupun sahabatnya tau masalah ini karna Riwoo tak mau rahasianya terbongkar, yaitu bahwa ayahnya adalah seorang bos narkotika terbesar di korea, hal ini adalah aib untuk Riwoo ya bagaimana siapa yang bisa menerima fakta bahwa ayahnya adalah pelaku kriminal, dan karena menutupi ini juga Anxiety nya semakin buruk.











Seungho dan Leehan sudah berkeliling sekolah untuk mencari Riwoo namun pria mungil itu tak terlihat di mana pun.

"Gimana sekarang hyung" Leehan memegang lutut nya sambil mengambil nafas sebanyak banyaknya karena kelelahan
"Gue juga gak tau, apa kita berlebihan ya?" Dari kejauhan terlihat Taesan dan Woonhak yang berjalan ke arah mereka.

"Kalian kenapa sih hyung?" Tanya Woonhak kala melihat dua hyungnya ngos-ngosan
"Gak papa kita lagi lomba lari" ucap Seungho spontan
"Udah selesai kan? Ayo pulang hyung" ucap Taesan yang sudah siap dari tadi untuk pulang namun karena Sungho tak terlihat dia terpaksa harus mencarinya.
"Jaehyun mana?" Tanya Leehan
"Dia ada urusan, jadi pulang duluan" jawab Taesan.
"Yaudah kalo gitu gue pulang duluan ya" Woonhak lalu pergi meninggalkan ketiga orang itu.

Sungho tampak berpikir sebentar
"Taesan lo bisa antar Leehan pulang gak? Soalnya tadi dia jatuh terus kakinya keseleo jadi agak susah buat jalan, yan kan Han?" Sungho memberikan isyarat lewat matanya
"Hah! Ah iya aduh kaki gue" Leehan lalu berpura pura kesakitan dan sedikit meringis
"Terus lo gimana hyung?"
"Nah itu! Gue masih ada urusan lo antar Leehan pulang ya, gak usah balik juga buat jemput gue, langsung pulang aja" Taesan tampak menimang nimang permintaan Sungho walau akhirnya dia tetap setuju, Taesan dan Leehan akhirnya pergi dan tak lupa akting Leehan yang berpura pura keseleo terlihat sangat nyata, nah sekarang Sungho bisa fokus mencari Riwoo.








Sungho berjalan menuju satu tempat yang belum dia cek, pagar belakang sekolah dan sepertinya Riwoo di sana karna dia mendengar suara ribut dari sana, saat dia sampai dia melihat Riwoo terbaring di tanah, dengan lebam di sana sini, dengan tiga orang yang dia kurang kenal tapi sepertinya mereka anak kelas sebelah.

"BERHENTI BERHENTI KALIAN NGAPAIN SIH?!" Sungho dengan cepat menghentikan aksi Gyuvin yang hendak melayangkan satu pukulan lagi ke Riwoo.

"KALIAN GILA YA, INI NAMANYA PEMBULLYAN TAU GAK!" Sungho membantu Riwoo untuk duduk, dia lalu menatap ketiga orang itu, dan membaca nametag mereka.

"Kim Gyuvin, Shin Ricky, Park Gunwook oke gue tandain kalian bertiga" Sungho lalu membawa Riwoo pergi dari sana.









Sungho sedang mengobati lebam Riwoo di UKS
"Lo kenapa gak kasih tau kita sih Woo, kan kita bisa bantu" omel Sungho sembari mengobati lebam Riwoo.
"Gak papa cuman masalah kecil, gue masih bisa tanganin sendiri" bohong! Walau dia bilang begitu Sungho bisa melihat dengan jelas tubuh Riwoo yang bergetar ketakutan sepertinya Anxiety nya kambuh, entah karena di bully atau lainnya.

Sungho lalu menyimpan obat obatan yang dia pakai ke dalam p3k, Riwoo masih menunduk Sungho lalu duduk di samping nya dan  memeluknya
"Gue tau mungkin banyak hal yang gak bisa lo ceritain ke kita tapi, lo harus percaya sama kita karena kita sahabat lo Woo, kita temenan gak setahun dua tahun tapi bertahun-tahun jadi kita pasti paham, apapun itu" Sungho mengelus punggung Riwoo lalu menggenggam erat tangannya, saat itu juga air mata Riwoo tak bisa di bendung, semuanya mengalir turun bersamaan dengan Anxiety nya yang muncul.












Kini Sungho berada di rumah nya bersama dengan Riwoo,Leehan,dan Taesan, Riwoo bilang dia akan menceritakan semuanya jadi Sungho menelfon Leehan agar datang ke rumahnya dan ternyata Taesan juga masih berada di rumah Leehan jadilah mereka pergi bersama, Jaehyun dan Woonhak entah lah, Sungho sudah menelfon mereka tapi Jaehyun tak mengangkat nya, sedangkan Woonhak Mungkin saja Handphone nya di pegang bokap nya agar anak itu fokus belajar.

Sudah hampir setengah jam mereka duduk di rumah Sungho sampai-sampai Taesan menguap karna ngantuk

"Hooaam... Lo mau ngomong apa sih hyung? Buruan gue ngantuk" Taesan tampak benar benar ngantuk dan bosan, sedangkan Riwoo dia benar-benar sedang bertarung melawan kekuatan terbesarnya, Sungho lalu mengusap tangan Riwoo.

"Gak papa pelan pelan aja" kata yang sederhana namun bisa membuat Riwoo sedikit lebih tenang, Riwoo lalu menarik nafas panjang.
"Gue mau jujur, sebenarnya gue punya satu rahasia, bokap gue sebenernya... Eum... Bokap gue..." Riwoo masih gugup

"Gak papa hyung, apapun itu gue percaya sama lo" ucap Leehan membuat Taesan bingung
"Apa maksudnya?"
"Bokap gue sebenernya bos narkotika, dia udah ngejual miliaran narkotika ke seluruh Asia, tapi sumpah gue gak sekalipun ikut ikutan, gue bahkan marah ke bokap gue sendiri makanya gue sekarang ngekos" Ucap Riwoo cukup cepat namun masih bisa di tangkap oleh ketiga orang yang ada di sana

"Hah apa bokap lo apa?" Riwoo udah panik suara Taesan terdengar tak bersahabat.
"Taesan" Leehan memegang tangan Taesan , namun di tepis oleh Taesan.
"San dengerin dulu Riwoo itu gak salah,dia sama sekali gak pernah ikut ikutan jual apalagi make barang kek gitu" Sungho menahan tubuh Taesan agar tak mendekati Riwoo, namun Taesan mendorong nya.












"Lo masih berhubungan sama bokap lo?" Taesan memegang kedua bahu Riwoo
"Gue udah gak kontakan selama tiga tahun ini" Taesan lalu memeluk Riwoo, membuat Leehan dan Sungho cukup kaget
"Gue gak peduli hyung, lo ngejualin kek, make kek gue gak peduli, asal lo udah ngejauh dari bokap lo gue gak masalah hyung"Riwoo lalu memeluk Taesan
"Makasih makasih" Riwoo menangis dalam pelukan Taesan dan itu membuat Sungho cukup panik karna pria mungil ini sudah banyak menangis hari ini.

"Kenapa lo kelihatan gak kaget Han?" Tanya Riwoo kala reda dari tangis nya,lalu di angguki Taesan. Leehan lalu melihat Sungho dan mereka berdua saling tatap.
"Ya karna gue udah duga hyung, sama kayak Sungho hyung dari awal kita udah tau ada yang gak beres sama lo"ucap Leehan lalu Sungho hanya tersenyum saat melihat wajah terkejut Riwoo.

"Bentar, maksudnya apa lo udah ngeduga ini?" Tanya Taesan bingung
"Ya kita awalnya cuman berpikir Riwoo punya Anxiety berlebihan, tapi siapa sangka alasan Anxiety lo itu ini" jelas Sungho
"Anxiety?" Riwoo tampak bingung
"Lo belum pernah cek?" Tanya Leehan
Dan di jawab gelengan oleh Riwoo
"Gimana kalo besok kita nemenin lo buat cek mumpung libur gimana?" Usul Sungho
"Ide bagus gue setuju kita bisa pergi naik mobil nyokap gue, lagi nganggur soalnya" usul Taesan dan di hadiahi dua jempol dan tepuk tangan dari Leehan dan Sungho
"Kalian emang gak malu" mereka melihat ke arah Riwoo
"Buat apa malu? Kan kita sahabat harus saling tolong dong, masa akrab pas butuh doang" mereka berempat lalu berpelukan layaknya Teletubbies sambil berputar putar di ruang tamu Sungho.

"Tapi Jaehyun hyung sama Woonhak gimana mereka bisa terima gak ya" ucapan Riwoo membuat putaran itu berhenti sejenak
"Ah udah gak papa besok kita pikirin"Ucap Leehan lalu mereka berputar lagi.






































"Oke bos, aman udah sampai kok"























































Thankyou for reading

Our MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang