Part 3

11.9K 506 5
                                    

Happy reading

___

Kini Ale Tengah tergugup lagi, bagaimana tidak. Sekarang ia sedang di tatap tiga pria dengan intens.

Ale duduk di depan dua pria tampan. dengan Daddy Arthur yang ada di ujung. Ale yang melihat seorang pria menatapnya sangat intens pun di buat bingung. Lalu Ale mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa?'. Tapi pria itu malah melongos membuang mukanya.

Sekarang Ale sudah seperti hamster yang di kepung tiga serigala, terlebih ia juga mengingat adegan tadi yang membuatnya tidak berani menatap daddynya itu.

"Anjir gua kek di kelilingi serigala pemangsa, juancokkk lahh!" batinnya menjerit

Salah satu dari pemuda itu memeluk nya erat "kakak udah sadar, adek khawatir sama kakak" ujarnya sambil menduselkan kepalanya di leher Ale dan mengecup basah leher Ale. Membuat ke dua pria di sana menatap tajam ke arahnya. Atau mungkin ke arah pria yang saat ini di pelukannya. Eh tunggu adik! Berarti dia adalah Azriel.

"anjrit, apaan tu mata cok, terus kalau ga salah ini male lead kan? ganteng banget anjirr! Gue gebet Sabi kali wk" batin Ale

Ale perlahan bergerak memeluk Azriel, jari jari lentiknya perlahan mengelus surai pemuda di depannya "eh kakakk udah gapapa kok,"

Azriel yang merasa surai nya di elus pun tak bisa menyembunyikan senyumannya, ia semakin memeluk Ale erat seperti tidak ingin kehilangan Ale, ia sambil mengendus dan menghisap pelan leher kakaknya. ia tidak menghiraukan dua orang yang menatap nya tajam bak siap mencabik cabik dirinya.

"Emhh," desah Ale saat Riel dengan kuat menghisap lehernya.

"anjir ni bocah!! malah ngelunjak anjir, ngapain pake ngehisep leher gue segala sih. Mana tu dua orang natepnya tajem banget lagi anjing lah!" batin Ale tertekan.

Karena tak tahan. Salah satu pria di sana menarik Riel kasar membuat pelukan nya pada Ale terlepas. Riel yang merasakan pelukannya terhadap kakknya terlepas pun menatap tajam pada pria yang menariknya.

Ale menghela nafas lega. Tapi... kelegaannya langsung sirna Ketika pria itu malah memeluknya dengan erat, tapi untungnya ia tidak cabul seperti adiknya, Tapii woyyy Ale tuh sesekk anjir di peluk kenceng begini.

"Huaaa dada gue kegencet anjir!" Seru Ale dalam batin.

Pria itu tidak mengatakan apa apa, tapi Ale tau pasti yang memeluknya ini adalah Abang barunya.

"Woyy woy bangg!! Sesek gue anjirr!" Seru Ale sambil mencoba melepaskan pelukan Abang barunya itu.

Arc yang mendengar Ale sesak karena pelukannya pun melonggarkan pelukannya.

"Bales pelukan Abang!" Perintah Arc mutlak.

Ale yang mendengar perintah Arc pun membalas pelukan Arc. Tapi tangannya ia hanya diam tidak bergeming.

"Elus rambutku Ale, seperti kamu ke Riel!" Perintahnya.

Ale menegang seketika, suaranya ngajak berumah tangga anjir, kalau bukan abangnya nya pasti bakal ia pepet, dengan perlahan ia mengelus rambut halus Arc, membuat Arc tersenyum tipis.

"Ohh nii Abang satu cemburu ceritanya!" Ujar Ale dalam batin.

"Sudah sudah! Ayo Ale kamu harus makan. Agar perutmu tidak kosong!" Perintah Arthur. Membuat Ale melepaskan pelukannya dari Arc. Membuat wajah Arc suram karena ia Masi ingin memeluk Ale lamaa. Tapi daddynya itu mengganggunya.

"Cihh, Ganggu!! Apa gue bunuh aja tu tua Bangka?!" Batin Arc kesal.

"Ale mau makan apa? Biar Daddy ambilin," tanya Arthur sambil menatap lembut Ale.

You Are Mine Ale Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang