Naresh sister's

274 35 0
                                    

Freya terbangun saat matahari sudah menerobos masuk mengenai mukanya. Sudah 1 minggu dia tinggal di Jakarta , menjalani hari-harinya yang lebih baik saat ini. Seperti biasa Freya beranjak menuju kamar mandi sebelum turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi non Freya". Sapa bi uni ketika Freya sampai di meja makan.

"Pagi bi uni". Balas Freya "Oh iya bi, tolong bangunkan  cepio ya!". Lanjutnya

"Baik non, bibi permisi ke atas dulu".

"Bi'. Cegah Freya "Ambil 2 tutup panci dulu".

Bi uni mengerutkan keningnya "untuk apa non?".

"Udah ambil dulu ya". Bi uni menurut saja dan kembali ke dapur untuk mengambil tutup panci.

"Ini non tutup pancinya". Ucap bi uni sambil menyodorkan 2 tutup panci berukuran sedang.

"Eh bibi bawa aja ke atas, nanti masuk aja langsung bangunin cepio pake itu".

Bi uni tambah di buat bingung dengan Freya "Mana berani saya non, nanti kalo non Fiony marah gimana?".

"Cepio itu susah di bangunin bi, mau di goyangin badannya atau sampe di tari kakinya pun ga bakal mempan jadi ga bisa kalo pake cara halus". Jelas Freya meyakinkan bi uni.

"Trus gimana caranya non?".

"Ya bibi tinggal aduin aja tutup pancinya. Yang kenceng bi kalo perlu deket telinga cepio".

"Ya udah deh non, bibi coba ya". Bi uni melenggang pergi, sedangkan Freya tersenyum membayangkan Fiony yang dibangunkan oleh bi uni.

Bi uni masuk ke kamar Fiony dan melaksanakan perintah Freya dengan sedikit takut.

Prang...prang...prang

"Eeeeeh...Berisik Freyanaaa". Kesal Fiony menutup mukanya dengan bantal.

"Maaf non, ini bi uni". Ucap bi uni sedikit gemetar "Non Fiony bangun, non Freya sudah menunggu di bawah untuk sarapan".

Fiony mengangkat bantalnya dan membalikan badan melihat bi uni yang sedang berdiri memegang 2 tutup panci dan mukanya tersenyum takut.

"Pasti bi uni di suruh Freya kan?". Tanya Fiony menunjuk tutup panci

"I..iya non". Jawab bi uni

"Ah bi uni, aku ga akan sarapan nanti aja langsung makan siang aku masih ngantuk bi. Tolong bilang juga ke Freya jangan ganggu aku tidur". Ucap Fiony kembali mencari posisi enak untuk terlelap.

"Iya non, bibi permisi dulu". Pamit bi uni keluar dan menutup pintu kamar Fiony pela-pelan

Bi uni turun menghampiri Freya yang masih menghabiskan sarapannya.

"Non Freya". Panggil bi uni, Freya menoleh ke arahnya

"Non Fiony ga akan sarapan katanya nanti aja langsung makan siang solnya masih ngantuk, trus non Fiony juga suruh bibi bilang ke non Freya buat engga ganggu tidurnya".

"Ya udah bi gapapa".

"Ada yang bisa bibi bantu lagi non?".

"Engga".

"Bi uni lanjut ke dapur dulu ya non Freya". Pamitnya.

***
Siang ini Naresh sister's sudah berada di supermarket yang cukup besar dan komplit. Tugas Freya hanya mendorong troli dan mengikuti ke mana Fiony berjalan, sedangkan Fiony sibuk dengan memilih barang-barang yang di butuhkan nya. Kaki Freya pegal sudah 1 jam mereka berputar-putar dan troli sudah hampir penuh.

"Cepio gue cape". Keluh Freya

"Sabar masih belum komplit". Ucap Fiony tanpa mengalihkan pandangannya tetap fokus memilah dan memilih barang.

Freya tercengang "Udah hampir 1 troli lu masih bilang belum komplit".

"Iya mangkanya, tolong ambil troli lagi sana".Suruh Fiony seenak jidat.

"Ga mau. Gue mau cari tempat duduk aja".

"Ehh..ya udah kalo gitu ambilin troli kosong dulu nanti lo bisa cari tempat duduk sambil jagain troli yang udah penuh".

"Iyaaa..". Freya melengos pergi dengan perasaan sedikit kesal.

(Dia belanja buat stok satu 1 tahun kali ya sampe 2 troli begitu) Batin Freya

Freya datang dengan troli kosongnya ke tempat Fiony, sebenarnya tadi Freya sedikit dibuat bingung mencari Fiony yang ternyata sudah tidak di tempat tadi.

"Aah... Cepio bukannya tunggu dulu di tempat tadi kan gue jadi bingung nyari lo". Kesal Freya bertambah

"Iya sorry, tuh bawa kalo mau cari tempat duduk". Tunjuk Fiony ke troli yang sudah penuh dan melanjutkan jalan sambil membawa troli kosong.

Freya duduk di salah satu kursi panjang yang lumayan dekat dengan kasir. Dia mengistirahatkan kakinya yang pegal karena lama berdiri dan jalan. Lalu Freya mengeluarkan hpnya terdapat beberapa notifikasi.

Freya membulatkan matanya. bagaimana bisa Mervyn mengetahui akun instagramnya, tiktok dan apk X nya, bahkan cowo itu tidak hanya memfollow tapi juga men-DM Freya lewat instagram.

(Gue bikin babak belur dulu apa biar dia ga berani deketin gue) Batin Freya.

Setelah hampir setengah jam Freya menunggu akhirnya Fiony muncul dan mengajaknya untuk mengantri bayar di kasir.

"Fe laper deh, cari makan yu?". Ajak Fiony, kebetulan mereka sekarang sudah di parkiran sedang memasukan belanjaannya ke dalam mobil.

"Kenapa ga di rumah aja si". Malas Freya

"Gue pengen bakso, kayanya seger deh apa lagi kalo pedes uuhh..". Ucap Fiony sambil membayangkannya

"Terserah".

Fiony menyetir mobilnya menuju ke tempat bakso yang menurutnya enak. Fiony memarkiran mobilnya melihat tempat makan bakso yang cukup besar dan ramai, Fiony yakin pasti bakso di sini enak karena banyak orang yang datang kesana.

"Rame ce, take away aja ya?".

"Engga mau, enakan makan di tempat. Udah yo cari tempat duduk dulu aja pasti ada ko". Fiony menarik paksa Freya untuk masuk.

Seperti dugaan Fiony memang benar masi ada beberapa bangku yang kosong, kebanyakan orang memilih tempat yang lesehan. Mereka memesan terlebih dahulu sebelum duduk.

Dan sekitar 8 menit pesanan mereka datang. Fiony dan Freya langsung melahap bakso yang sudah tersedia di depan mereka yang terlihat sangat menggugah selera.

Uhukkk..uhukk..uhukk Freya tiba-tiba tersedak, Fiony yang sedang menikmati makannya pun berhenti untuk menyodorkan minuman ke Freya.

"Udah gapapa?". Tanya Fiony sedikit panik, yang mendapat gelengan kepala dari Freya

"Gue tau, gue pinter milih tempat bakso yang enak tapi ya ga rakus juga Fe makannya sampe keselek gitu". Ungkap Fiony

Freya hanya terdiam, sesekali dia mencuri pandangannya ke arah cowo yang baru saja datang bersama cewe yang iya rangkul lalu duduk di meja yang lumayan pojok.

(Mervyn?) Batin Freya lalu tersenyum sinis

Disisi lain cowo tersebut juga menyadari keberadaan Freya yang sedang menikmati makannya tapi tak berniat menghampiri.

Yang Punya Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang