Day that we will always remember

552 60 16
                                    

Harus ada satu hal, yang kita nggak ngarang tentang itu
__________

Hyunsuk duduk dengan gelisah. Sejak tadi, dia hanya akan menyumbang tawa datar yang terdengar cemas. Setiap kali mendengar Jihoon bicara, dia akan menahan napas, lalu melepasnya dengan gusar. Jihoon datang terlalu mendadak, Hyunsuk tidak sempat menyiapkan diri untuk bersandiwara. Lebih tepatnya, mereka tidak sempat menyiapkan skenario seperti apa yang akan mereka lakonkan. Jadi, sejak tadi Hyunsuk lebih banyak diam dan menyetujui apa yang Jihoon katakan demi tidak adanya perselisihan jawaban.

Acara makan malam yang tadinya berubah layaknya suasana dalam pengadilan, seakan orang-orang disana sedang menunggu hakim mengetuk palunya tiga kali, kini mereda.

Keluarga Saeshin Group beranjak tidak lama setelah Jaehyuk tiba-tiba bangkit dari kursinya dengan tergesa. Padahal saat itu, Papa sedang mati-matian meredakan suasana. Hyunsuk bahkan tidak mendapatkan lirikan sedikitpun dari pria itu. Jaehyuk pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun.

Tuan Yoon sendiri yang mengumpati jika anaknya tidak memiliki sopan santun. Namun, dari gerak gelisah Jaehyuk, Hyunsuk dapat membacanya. Dia tahu apa yang dipikirkan pria itu.

Mungkin ... tentang Asahi?

Entahlah.

Hyunsuk tengah mendengar Papa bicara, tapi perhatiannya tertahan oleh layar ponselnya yang berpendar di atas meja, menampilkan sebuah pesan.

Jaehyukkie

Kenapa begini?

Kenapa kamu nggak pernah ngomong sama aku?

Aku mau bicara

Nanti, setelah kamu tenang dan mau ngungkapin segalanya

Aku selalu nungguin

Hyunsuk belum membalasnya. Belum ada ide yang cocok untuk menjawab pertanyaan berendet Jaehyuk. Tadi, pria itu pergi dan mengabaikan Hyunsuk. Sekarang, tidak salah kan, kalau Hyunsuk juga bertindak seperti itu?

"Jadi, Jihoon ini sudah kenal Hyunsuk sejak kapan?"

Pertanyaan itu membuat Hyunsuk dan Jihoon saling tatap, mereka tersenyum. "Sudah kenal sejak lima bulan yang lalu, Tante." Oke, mari kita mulai kebohongan ini. Malam itu, dia ingat Hyunsuk berkata jika hubungannya dengan Jaehyuk renggang sejak empat bulan yang lalu. Jihoon menjawab dengan sangat santai, bahkan dia tersenyum ke arah Hyunsuk untuk menenangkannya.

"Oh ya, wah sudah cukup lama berarti?" tanya Tante Areum. "Kalau boleh tahu, bagaimana kalian bisa bertemu?"

Jihoon sempat terdiam, dia tampak berpikir keras untuk beberapa saat. Lalu, suara Hyunsuk terdengar sebelum dia berbicara. "Kita .... ketemu di Britania Raya pas Hyunsuk ada workshop disana, Mi."

"Iya, Tante. Kebetulan, ayah memiliki bisnis disana." Jihoon menambahi. "Ji's Peach Corporation, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi kesehatan. Sekarang, ayah juga mulai mengembangkannya di Korea."

"Ji's Peach Corporation?" gumam Papa, mengulang. Seolah ingin memastikan sesuatu. "Industri yang sekarang paling berpengaruh di alat kesehatan itu?" tanyanya antusias. "Wah ...."

Jihoon tersenyum. "Dan sekarang, saya bekerja sebagai dokter di rumah sakit Universitas Hangkuk. Sebagai dokter bedah."

Hyunsuk tertegun. Dia menatap samping wajah Jihoon dengan kernyitan. Dia tidak menyangka Jihoon akan dengan mudah mengungkapkan identitasnya. Ternyata pria itu tampak tidak tanggung-tanggung dalam berakting, padahal dia sendiri tahu jika hubungannya dengan Hyunsuk tidak akan berakhir lebih dari sekedar kesepakatan.

Silent's || HOONSUK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang