Jihoon tahu, saat ini dia hanya sedang dimanfaatkan. Namun, siapa peduli?
Karena Jihoon menyukainya. Menyukai saat bibir Hyunsuk menciumnya, saat tangan-tangan kecil itu menakup pipinya, menyukai saat tubuh itu merapat hingga Jihoon bisa memeluknya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku habis panas-panasan nih
Kalau aku item kamu suka nggak?
Choi Hyunsuk
Nggak :(
Park Jihoon
Yaudah aku suntik putih aja😅
Udah makan belum?
Choi Hyunsuk
Belum
Park Jihoon
Makan dulu nggak
Atau aku pulang dari Busan sekarang nih?
**
Hyunsuk tersenyum sendiri melihat pesan singkat yang baru masuk di ponselnya. Pria itu sangat tahu bahwa dalam waktu sesiang ini Hyunsuk belum mengisi perutnya sama sekali. Dulu, Hyunsuk membentuk dirinya sebagai orang yang tidak terbantahkan dan mandiri—kecuali pada Mami tentu saja.
Dan ... Jaehyuk.
Namun, sekarang, tiba-tiba saja dia senang seseorang menasihatinya dan khawatir. Hari ini, sudah lima hari Jihoon pergi ke Busan sebagai relawan atas nama rumah sakit Universitas Hangkuk. Selama itu juga, Jihoon tidak pernah absen memberi kabar, menelfon untuk menemani Hyunsuk tidur sendirian sampai larut.
Jihoon selalu memastikan Hyunsuk tidak kesepian.
Mengingat kembali ajakan Jihoon untuk pergi bersamanya malam itu. Saat Jihoon mengatakannya setelah seharian penuh di rumah sakit, pulang di waktu yang sudah larut, dimana Hyunsuk ternyata masih menunggu kedatangan pria itu didepan laptop yang masih menyala.
Dia sempat melirik Jihoon saat pria itu tidak mengatakan apa-apa, tapi tetap berada di sisinya dan tidak bergerak sama sekali. Hyunsuk mengernyit saat melihat Jihoon ternyata hanya sedang menatapnya.
"Kenapa sih?" tanya Hyunsuk heran. Dia sering kali mendapati Jihoon hanya berdiri di sisinya, memperhatikan apa yang sedang dia kerjakan. Dan setelah itu, pria itu akan terkekeh sendiri dan mencubit pipi Hyunsuk atau menyentuhnya semacam itu.
Namun saat itu, Jihoon hanya menggeleng. "Nggak," gumamnya. Telunjuknya menyentuh poni Hyunsuk yang sudah melewati batas alis, menyingkirkannya ke sisi. "Aku harus pergi ke Busan besok."
"Oh, ya?" Hyunsuk mengernyit. "Ada kerjaan apa?"
"Jadi relawan, sekaligus penyuluhan pentingnya gizi bagi anak bersama UNICEF."
"Berapa hari?"
"Satu minggu kayaknya."
"Mm." Hyunsuk mengangguk cepat. Dia sedang mengingkari perasaannya yang merasa tidak nyaman ketika mendengar Jihoon akan pergi.