Babak Baru: Embrio Sebuah Mimpi
Kembali dari perjalanan ke Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya, keempat sahabat-Rony, Salma, Nabila, dan Paul-merasa ada api semangat yang berkobar lebih besar dalam diri mereka. Pengalaman menjadi pembicara di berbagai sekolah dan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang telah membuka mata mereka akan pentingnya peran pemuda dalam membangun bangsa.
"Guys, kalian ingat enggak pas kita lagi di UGM? Ada mahasiswa yang cerita tentang program mereka yang keliling Indonesia buat ngasih edukasi ke anak-anak di daerah terpencil," ujar Rony memulai pembicaraan saat istirahat.
"Iya, terus dia bilang kalau program kayak gitu itu penting banget buat masa depan bangsa," tambah Salma.
"Terus, pas kita di Unair, ada yang cerita tentang pentingnya kesehatan mental buat anak muda," sambung Nabila.
"Kita kan udah ngerasain sendiri gimana rasanya jadi pembicara dan memberikan motivasi ke orang lain. Kenapa kita enggak bikin organisasi yang kayak gitu juga?" usul Paul.
Setelah pembahasan diperjalanan pulang itu terwujud dan semoga terlaksana juga, maka keesokan harinya dimana setelah pulang sekolah mereka membicarakan soal Organisasi kepemudaan ini
"Guys sore ini, gimana kalau kita bikin organisasi kepemudaan aja?" usul Rony saat mereka berkumpul di rumah Salma.
"Ide bagus, Rony!" seru Salma. "Kita bisa bikin organisasi yang fokusnya memberikan motivasi dan edukasi ke anak-anak muda di seluruh Indonesia."
"Dan kita bisa bikin program-program yang seru dan bermanfaat," tambah Nabila. "Misalnya, kita bisa bikin workshop, seminar, atau bahkan mengadakan lomba-lomba yang bisa menginspirasi banyak orang."
Paul mengangguk setuju. "Kita juga bisa kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, perusahaan, atau organisasi non-profit lainnya, untuk memperluas jangkauan kita."
Ide Paul langsung disambut antusias oleh teman-temannya. Mereka mulai membayangkan bagaimana jika mereka bisa membuat organisasi kepemudaan yang memberikan dampak positif bagi banyak orang.
"Tapi, gimana caranya ya kita bisa bikin organisasi sebesar itu? Kita kan masih sekolah," tanya Salma.
"Kita bisa mulai dari yang kecil dulu. Misalnya, kita buat proposal, cari sponsor, terus bikin program yang sederhana," jawab Rony.
"Setuju! Kita bisa mulai dari sekolah kita sendiri dulu. Misalnya, kita bikin workshop tentang motivasi atau pengembangan diri," tambah Nabila.
Menyusun Rencana Besar
Langkah pertama yang mereka lakukan adalah menyusun proposal dan mencari sponsor. Mereka membuat proposal yang sangat detail, mulai dari visi dan misi organisasi, program-program yang akan dilaksanakan, hingga rencana anggaran.
"Kita butuh sponsor yang serius dan punya visi yang sama dengan kita," kata Rony.
"Aku punya beberapa kontak perusahaan besar," ujar Salma. "Kita coba ajak mereka untuk berkolaborasi."
Mereka pun mulai menyusun rencana besar untuk organisasi mereka. Mereka sepakat untuk menamai organisasi mereka "Generasi Muda Indonesia Cerdas" (GMIC). Tujuan utama GMIC adalah memberikan edukasi dan motivasi kepada generasi muda di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang kurang mendapat perhatian.
Setelah melalui diskusi panjang, mereka memutuskan untuk fokus pada beberapa program utama, yaitu:
Program Edukasi: Memberikan pelatihan dan workshop tentang berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, teknologi, dan kewirausahaan.Program Motivasi: Mengadakan seminar dan talkshow dengan menghadirkan pembicara-pembicara inspiratif.Program Sosial: Melakukan kegiatan sosial seperti bakti sosial, penggalangan dana, dan kampanye peduli lingkungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH UNTUK SEPENUH HATI
FantasiSinopsis "RUMAH UNTUK SEPENUH HATI" Di SMA Nusantara 17, empat sahabat dengan cita-cita besar menjalani hidup penuh warna meski dalam kesederhanaan yang mewah. Nagata Rony Pamungkas, siswa yang dikenal dengan kepintaran dan keberanian, memiliki impi...