Sinopsis "RUMAH UNTUK SEPENUH HATI"
Di SMA Nusantara 17, empat sahabat dengan cita-cita besar menjalani hidup penuh warna meski dalam kesederhanaan yang mewah. Nagata Rony Pamungkas, siswa yang dikenal dengan kepintaran dan keberanian, memiliki impi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semester kedua Nagata di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dimulai dengan semangat baru. Januari yang dingin memberi semangat pada Nagata untuk menyelesaikan studi S2-nya. Selama bulan-bulan pertama, Nagata menghadapi sejumlah mata kuliah yang menantang, termasuk Hukum Internasional dan Hukum Perdata. Tidak hanya itu, dia harus membagi waktu antara kuliah dan mengurus bayi kembar ZZ yang baru berusia 4 bulan.
Nagata dan Humaira, yang kini menjadi orang tua baru, harus menyeimbangkan tugas-tugas akademis dengan tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Zaidan Zulfan dan Zahra Zahumai, bayi kembar mereka, memerlukan perhatian ekstra, dan Nagata merasa tantangan ini semakin berat.
Kampus Fakultas Hukum UI ramai dengan aktivitas mahasiswa. Nagata sering terlihat membawa laptopnya ke berbagai sudut kampus, baik di perpustakaan atau kafe. Sementara itu, di rumah, Humaira sibuk merawat bayi sambil menjalankan aktivitasnya sebagai dosen dan praktisi hukum.
Mengatur Waktu
Nagata dan Humaira mengatur rutinitas harian mereka dengan ketat. Pagi hari dimulai dengan menyusui dan menyiapkan makanan untuk Zaidan dan Zahra. Setelah itu, Nagata menuju kampus untuk mengikuti kuliah dan seminar. Malam hari dihabiskan dengan membaca jurnal dan menyelesaikan tugas kuliah, sementara Humaira merawat bayi. dikarenakan Zaidan dan Zahra sekarang sedang aktif-aktifnya maka rumah di sulap semuanya menjadi tempat untuk bermain mereka semua dari ruang tamu, ruang keluarga dan ruang kerja papah mereka pula.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di rumah, suasana cukup sibuk dengan dua bayi yang aktif. Ruang tamu diubah menjadi area bermain bayi, dengan mainan dan perlengkapan bayi di sekelilingnya. Di kampus, Nagata terlihat cemas ketika harus menghadiri kelas atau seminar, khawatir tentang bagaimana Humaira menangani bayi saat dia tidak ada.
Tantangan Akademi
Masuk bulan Februari, Nagata menghadapi ujian tengah semester yang sangat penting. Dia harus menyisihkan waktu untuk belajar di antara rutinitas mengurus bayi dan membantu Humaira. Kegelisahan meningkat karena tugas-tugas akademik yang semakin menumpuk.
Nagata sering menghabiskan waktu di ruang belajar perpustakaan fakultas. Suasana ruang perpustakaan yang tenang kontras dengan keramaian rumahnya. Di rumah, Humaira berjuang dengan waktu tidur yang tidak teratur dari bayi mereka, sementara Nagata sering menghubungi Humaira melalui pesan singkat untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
