01 - A complicated case

663 47 2
                                    

Tiba-tiba banget bangun tidur kepikiran scene Sasuke sama Kakashi yang adu nasib. Gimana kalau Kakashi jadi villain kaya Obito? Apalagi Kakashi punya 100 masalah buat merubah dia jadi villain, tapi dia memilih menjadi orang baik.

SO, THIS TIME I'M BACK WITH A NEW STORY.

I lack confidence and feel there is no point in talking at length. So let's just go straight to the the story path.

Information :
Cerita ini tidak ada kaitannya dengan tim7 ataupun perang dunia Shinobi keempat.

Information :Cerita ini tidak ada kaitannya dengan tim7 ataupun perang dunia Shinobi keempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh itu membentur dinding setelah pukulan telak menghantamnya. Ibiki mencengkram kerah baju yang kini berlumuran darah didepannya. Mengangkat Shinobi pelarian yang kini lemas tak berdaya untuk kembali berhadapan dengannya.

"Ini kesempatan terakhir, katakan"

Kediaman Shinobi itu membuat Ibiki tak punya pilihan selain memukul wajah itu tanpa belas kasihan, membuat Shinobi itu kini terkapar dilantai tak sadarkan diri. Jiraya yang sedari tadi berdiri disamping pintu hanya diam membiarkannya. Ia sudah duga bahwa proses interogasi ini akan berakhir seperti itu.

Tanpa banyak bicara Jiraya keluar dari ruang khusus interogasi itu, membiarkan Ibiki menyelesaikan tugasnya. Matanya segera menemukan Tsunade yang sedari tadi melihat proses interogasi lewat kaca satu arah disebuah ruangan untuk mengamati proses interogasi yang terjadi.

"Bagaimana menurutmu?" Tsunade berbalik menatap Jiraya.

"Tidak ada yang bisa kukatakan" ucapan itu mengundang umpatan Tsunade.

"Butuh satu kompi pasukan ANBU untuk menangkap semua Shinobi yang membelot dan kau bahkan tak mendapatkan apapun? Yang benar saja"

"Satu hal yang bisa kupastikan" Jiraya menatap Shikamaru yang berdiri dibelakang Tsunade "Dugaanmu benar, para Shinobi yang membelot itu tak saling menyerang. Bukan salah satu dari mereka pelakunya"

Tsunade urung menyahut ucapan itu saat Shizune masuk kedalam ruangan itu "Tsunade-Sama. Para Tetua dan Daimyo ingin bertemu denganmu"

Dahi Tsunade mengernyit mendengarnya. Merasa keheranan akan hal itu termasuk Jiraya dan Shikamaru.

"Untuk apa mereka memanggilmu?"

"Entahlah, orang tua tak berguna seperti mereka memang tidak punya pekerjaan"

"Kau akan dapat masalah jika ada yang mendengarmu"

"Aku tidak peduli, semua orang pasti setuju padaku. Yang mereka lakukan hanya duduk, menguap dan mengusap dagu dikursinya tanpa melakukan apapun. Benar-benar tak berguna"

Jiraya hanya tersenyum mendengarnya. Keempatnya lalu keluar dari ruangan itu, berjalan menyusuri lorong panjang tempat interogasi dilakukan.

"Mungkinkah Tetua dan Daimyo akan bertanya tentang misi ini? Kurasa kita sudah terlalu lama menanganinya tanpa melaporkan apapun" Tsunade berdecak mendengar Shikamaru.

"Mereka pikir segalanya mudah seperti saat mereka menandatangani dokumen-dokumen bodoh dimejanya? Mereka pikir menangkap seluruh Shinobi yang membelot itu semudah menyeduh ramen instan?" Tsunade tampak meledak-ledak, membuat Shikamaru menyesal mengatakan hal yang sangat sensitif akhir-akhir ini. Mereka semua berhenti saat sampai dipersimpangan lorong. Mereka akan berpisah disana.

"Setelah interogasi selesai dilakukan, bawa dia kerumah sakit. Sakura akan menanganinya" perintah Tsunade pada Shikamaru, ia lalu berbalik pada Jiraya yang berdiri dibelakangnya "Sebaiknya kau susul Naruto dan Sasuke. Minta mereka untuk berusaha lebih keras, setidaknya dapatkan satu saja petunjuk kita benar-benar menemui jalan buntu"

Tsunade benar, mereka benar-benar sedang ada dijalan buntu.

•••••

"Sakura-San. Ino-San menitipkan ini padaku, dia bilang dia tidak bisa menunggu"

Sakura menerima satu bandel kertas dari seorang perawat wanita tepat saat ia akan membuka pintu ruangannya. Ia baru saja kembali dari mengobati Shinobi pelarian disalah satu ruangan khusus yang dijaga ketat oleh para Jounin.

Perlahan ia memasuki ruangannya yang berukuran sedang dan penuh tumpukan dokumen mulai dari yang terbaru sampai yang sudah lama. Disalah satu sudut terdapat rak besar yang berisikan tanaman obat-obatan dan peralatan medis miliknya. Sakura duduk dikursi kerjanya lalu mulai membuka dokumen ditangannya.

HARUNO SAKURA

Plat nama itu tertulis jelas diatas mejanya. Seorang Kunoichi medis yang hampir delapan tahun mendedikasikan hidupnya pada desa Konoha. Salah satu murid dari tiga legenda Sannin, Tsunade Senju. Mewarisi kekuatan Tsunade begitu juga segel Byakugou.

Sakura membuka laci meja, mengeluarkan sebuah dokumen bersampul biru dan meletakkannya diatas meja. Melihat kembali dokumen itu, ia terdiam begitu fokus membaca dan mengamati segalanya. Kasus ini merupakan misi tingkat S dan yang paling rumit yang ditangani bahkan untuk Tsunade yang merupakan Hokage sekalipun. Sebuah kasus pembunuhan yang tak biasa. Korbannya sendiri sangatlah mengejutkan.

Dimulai sekitar delapan bulan yang lalu saat tiba-tiba saja ada laporan beberapa Jounin yang bertugas di perbatasan desa ditemukan tak bernyawa. Tidak hanya itu, hampir seluruh rekannya yang ada disana banyak yang terbunuh. Seakan mereka dibantai tanpa belas kasihan. Hal itu tentu menimbulkan dampak luar biasa bagi desa Konoha. Bukan hanya itu, kasus ini semakin rumit saat satu persatu anggota ANBU juga dibunuh bak pembunuhan berantai. Seakan-akan ingin menghabisi mereka hingga ke akar-akarnya tak bersisa.

Tsunade mengerahkan seluruh Shinobi seangkatannya untuk ikut terlibat dalam misi ini dan membuat Sakura dihadapkan langsung. Ia dan semua Shinobi yang terlibat, hampir berbulan-bulan menyelidik kasus ini namun hampir selalu menemukan jalan buntu. Tak ada bukti, tak ada petunjuk.

Bola mata Sakura kembali melihat deretan foto di dokumen dihadapannya. Melihat secarik kertas bewarna putih. Ada tulisan disana, hanya satu kata dan ditulis oleh darah.

ごめんなさい ( Gomen'nasai )

Sebuah hurup kanji Jepang yang berarti maaf. Satu-satunya petunjuk yang sengaja ditinggalkan pelaku disetiap korban utamanya. Secarik kertas dengan kata maaf. Kenapa orang itu meminta maaf setelah membunuh seseorang seperti itu? Kenapa kata maaf yang ia tinggalkan dan ingin dibaca oleh semua orang?

Sakura menyisir rambutnya kebelakang. Tentu ia dan para Shinobi sudah menyimpulkan bahwa ada orang lain dalam kasus ini. Orang lain yang bukan dari Shinobi pelarian yang membelot. Orang lain yang mungkin memiliki motif tertentu melakukan semua ini.

Mereka sudah menelusuri kemungkinan pelakunya. Mereka menangkap para Shinobi yang membelot dan melakukan interogasi. Mereka juga melakukan interogasi pada seluruh pemimpin desa dimulai dari desa besar hingga desa yang lebih kecil. Namun sayangnya lagi-lagi jalan buntu yang mereka temukan.

Karena meski cara membunuh pelakunya terlihat brutal, nyatanya segalanya tetap bersih tak berjejak.

Sakura memejamkan matanya sejenak sebelum merasakan denyut di kepalanya. Kasus ini benar-benar memicu stres berlebihan pada dirinya. Bahkan seorang jenius seperti Shikamaru tak bisa dengan pasti menebak motif paling masuk akal untuk kasus ini.

Matanya kembali terbuka melihat langit-langit ruangannya yang membosankan. Secara pribadi kasus ini merupakan gangguan kejiwaan yang serius pada pelakunya. Apa yang menyebabkan seseorang bisa membunuh seperti ini? Apa yang menjadi pemicunya?

Perlahan kelopak mata itu tertutup saat alam bawah sadar mengambil kesadarannya. Sakura tertidur tanpa sadar sembari berfikir. Rasa lelahnya hampir tak terasa hingga bisa tertidur begitu saja.

ごめんなさい ( Gomen'nasai ) ( KAKASAKU - ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang