07 - Beautiful Wound

202 28 18
                                    

JDERRR...

Derasnya hujan dan suara guntur saling bersahutan membuat orang-orang tidak berminat untuk keluar rumah. Mereka lebih memilih untuk menghangatkan diri dirumah.

Hayate tengah duduk di kursi kamarnya ditemani secangkir kopi panas sambil menatap hujan dari balik jendela. Tidak ada yang menarik sebenarnya, tapi telinganya tiba-tiba menjadi fokus saat mendengar jeritan seorang wanita di samping rumahnya yang mana itu adalah rumah Yugao, kekasihnya.

Hayate bangun dari duduknya, dengan panik ia keluar dari rumahnya dan mendekati pintu rumah Yugao dan mengetuk nya beberapa kali "Yugao?"

Lagi, teriakan itu terdengar membuat Hayate semakin panik.

"Yugao. Ada apa? Jawab aku, Yugao"

"Percuma saja kau menjerit-jerit seperti itu, tidak akan ada yang datang membantumu"

Saat itulah Hayate tersadar ada orang lain di rumah Yugao. Seseorang yang kini menjadi penyebab teriakan ketakutan kekasihnya. Keributan terdengar setelahnya bahkan Hayate dapat mendengar sumpah serapah dan geraman kemarahan orang asing itu bersahutan dengan teriakan Yugao. Membuat Hayate dengan kebingungan mencari jalan masuk.

"Ya. Brengsek, menjauh darinya" serunya sembari mencoba merusak handle pintu rumah Yugao namun percuma.

Suara dentuman keras yang tiba-tiba terdengar mengagetkan Hayate. Seperti sesuatu telah menghantam tembok dengan begitu keras. Segalanya hening setelahnya. Tak lagi terdengar suara orang asing itu, tak lagi terdengar suara Yugao disana. Kesunyian itu justru membuat Hayate tak tenang.

"Yugao?"

Tak ada sahutan. Justru kini Hayate mendengar suara handle pintu yang ditekan dan perlahan pintu mulai terbuka. Dengan detak jantung yang meningkat Hayate menunggu siapa yang akan keluar. Sama sekali tak menduga jika hal selanjutnya yang ia lihat adalah seorang pria tinggi dengan rambut perak serta masker yang menutupi sebagian wajahnya. Pria itu kini menatapnya.

"Hatake Kakashi?"

Hayate bertanya dengan tak percaya saat untuk pertama kalinya melihat pria itu setelah 20 tahun yang lalu. Kakashi berdiri tepat didepan pintu, baju pria itu sobek terkoyak memperlihatkan bahu kirinya yang terluka.

Bagaimana bisa?

Bagaimana mungkin?

Seluruh pertanyaan itu terngiang di kepalanya saat perlahan matanya melihat kekasihnya Yugao tergeletak didalam. Matanya terbuka dengan genangan darah di sekitar kepalanya. Iris hitam Hayate dapat melihat bercak darah di tembok, menjelaskan penyebab kekasihnya kehilangan nyawa.

Sebelum sempat Hayate menarik pedangnya. Kakashi sudah lebih dulu menyerangnya dengan Raikiri miliknya dan menembus telak jantung Hayate.

"Gomen'nasai" ucap Kakashi kemudian menarik tangannya dengan sekali tarikan. Tubuh Hayate ambruk dihadapannya.

•••••

Sakura bangun dari tidurnya dengan sedikit merasa pening pada kepalanya, mungkin efek tidur terlalu larut semalam. Gadis itu menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, tertatih bangun dan duduk di tepi ranjang.

Sambil mengurut tengkuknya, Sakura mengerjapkan mata melihat sekeliling. Masih kamar yang sama, kamar disuatu bangunan entah dimana yang hampir tak pernah ia tinggalkan sejak 20 hari lalu.

"Memimpikan Ino lagi..."

Akhir-akhir ini Sakura selalu terbangun setelah memimpikan sahabat satu-satunya itu. Entahlah, mungkin efek kerinduan yang ia rasakan terhadap Ino. Ia dan Ino belum pernah terpisah selama ini, meski saat tengah menjalankan misi sekalipun.

ごめんなさい ( Gomen'nasai ) ( KAKASAKU - ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang