02 - A tense meeting

353 39 7
                                    

Sakura baru saja keluar dari kamar mandi saat tiba-tiba lampu di kamarnya mati. Ia merogoh senter kecil yang berada didalam laci meja samping tempat tidurnya. Berjalan kearah pintu, membuka pintu apartemennya dan terdiam melihat lorong didepannya yang gelap dan sepi.

Sakura merasakan seluruh bulu di tubuhnya meremang, lebih lagi ketika menyadari tidak ada siapapun disana. Ia berjalan menuruni tangga mencari seseorang untuk mengetahui apa yang terjadi. Sakura sampai ditangga terakhir dan langsung dikejutkan oleh salah satu penghuni pria yang tergeletak tak berdaya. Darah menggenang disekitarnya. Ia mencoba mengguncang tubuh itu namun percuma, saat ia memeriksa denyut nadinya, sudah tak ada. Bukan hanya itu ada penghuni yang lain bergeletakan disepanjang lorong apartement dengan keadaan yang sama.

Astaga, ada apa ini sebenarnya?

Senter kecil yang digenggam Sakura terjatuh saat ia mendengar suara teriakan kesakitan. Keributan berasal dari lorong yang mengarah kepintu utama yang sayangnya adalah satu-satunya akses keluar saat ini seluruh sistem pintu darurat kini tengah ikut lumpuh. Sakura berjalan perlahan. Ia bersandar pada tembok sebelum mengintip dibaliknya.

Seketika gadis bersurai merah muda itu membeku ditempat saat bola matanya menangkap salah satu Shinobi seangkatannya yang kini tengah tak berdaya dicekik oleh seseorang yang begitu asing diantara tubuh-tubuh yang bergeletakan. Tangan itu mencekik lehernya tanpa ampun. Shinobi itu bahkan tak bisa melawan saat orang asing itu mengeluarkan sebuah cahaya kebiruan dengan kilatan petir ditelapak tangannya, mengarahkan pada dadanya hingga menebus jantungnya.

Shinobi itu tergeletak dilantai tak bernyawa dan sosok asing itu berdiri melihatnya begitu saja. Tak lama segerombol Shinobi yang mungkin datang karena pesan bala bantuan datang. Ekspresi mereka begitu terkejut dengan pemandangan didepannya seperti bagaimana Sakura sekarang. Selanjutnya terjadi begitu cepat. Bagaimana sosok itu dengan tanpa perasaan menyerang mereka dan menebas jantung mereka yang sudah terkapar tewas pada Shinobi lainnya. Bahkan sebelum para Shinobi itu dapat melakukan jutsu-jutsu mereka, pukulan serta tendangan mereka dapatkan.

Sosok itu dengan mudah menjatuhkan para Shinobi dengan sekali lemparan kunai. Membantingnya ke lantai, membenturkan salah satu kepala Shinobi yang menyergapnya dari belakang. Ia bertarung dengan cepat dan sulit ditebak. Sekeras apapun para Shinobi itu menghentikannya, hanya kematian yang menjemput.

Sakura melihatnya hampir tak berkedip. Melihat sosok asing itu yang kini satu-satunya orang yang berdiri tegak diantara tubuh yang bergeletakan dilantai. Tangannya perlahan membuka topeng yang dipakainya, semua yang melekat ditubuhnya berwarna hitam. Kaos lengan panjang, celana jins dan masker yang menutupi setengah wajahnya, seakan menggambarkan malaikat maut paling menakutkan.

Yang sama sekali tak Sakura sangka adalah saat tiba-tiba saja mata itu bertemu dengannya. Melihatnya dengan pandangan dingin yang mengirim rasa ketakutan pada Sakura. Dengan cepat Sakura berlari dari sana menuju tangga darurat untuk bersembunyi.

Sakura terjebak ditempat itu dengan pembunuh berdarah dingin. Masih dengan senter ditangannya Sakura terus menaiki anak tangga menuju unit apartementnya. Langkahnya tiba-tiba terhenti saat tiba-tiba saja sebuah kunai terlempar kearahnya, nyaris mengenai tangannya. Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok itu kini berdiri tak jauh dibelakangnya.

Astaga, sejak kapan? Sakura sama sekali tak menyadarinya.

Gadis itu mengambil kunai itu dan menodongkannya pada sosok itu meski tangannya gemetar, namun sebelum ia bisa melemparkan kunai itu, sebuah kunai lain terlempar kearahnya, beruntung Sakura bisa menghindari kunai itu. Namun detik kemudian Sakura meringis saat merasakan tubuhnya membungkuk terhimpit ditembok dengan satu tangannya yang ditahan dibelakang punggungnya kuat. Tak ingin menyerah satu tangannya yang bebas dengan tergesa-gesa meraih kunai yang tergeletak dilantai. Tepat saat tangannya menemukan kunai itu, Sakura dengan cepat menusukkannya pada tangan yang menahannya. Membuatnya terlepas lalu berlari menaiki tangga dengan ketakutan luar biasa. Untuk sejenak ia bisa melihat telapak tangan pembunuh itu bercucuran darah karena terluka oleh serangannya. Ia benar-benar harus pergi dari tempat itu.

ごめんなさい ( Gomen'nasai ) ( KAKASAKU - ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang