"Apa semalaman dia terus tidur seperti itu?" Ia lantas melangkah memasuki kamar itu lebih dalam, menghampiri sesosok gadis cantik bertubuh ramping yang tengah tertidur lelap diatas karpet. Sepasang mata emerald yang tadinya terpejam itu tiba-tiba mengerjap pelan.
"Tidurmu nyenyak?"
Sepertinya suara Kakashi bagaikan peringatan tanda bahaya ditelinga Sakura yang langsung memberi instruksi pada otaknya untuk segera membuka mata lebar-lebar. Dan benar saja, Sakura terbelalak kaget saat mendapati wajah yang lagi-lagi sialnya ia akui sangat tampan itu tepat didepan batang hidungnya.
"Mau apa kau?"
BRUGH.
Terjatuhlah Sakura saat ia berusaha meronta karena keterkejutannya yang Kakashi rasa sungguh sangat berlebihan. Kakashi akui jika Sakura memang cantik. Tapi terlepas dari semua itu, Kakashi yang sama sekali tidak bersalah hanya diam berdiri tanpa berniat sedikitpun untuk membantu gadis itu berdiri
"Akhh... Hidungku sakit"
Kakashi menahan tawa gelinya saat melihat Sakura memegangi hidungnya yang memerah dengan lucunya. Gadis itu jatuh tertelungkup hingga mencium lantai. Tak tega juga melihat Sakura setengah menangis karena sepertinya hidungnya benar-benar kesakitan. Kakashi sedikit membungkukkan tubuh seraya mengulurkan tangannya bermaksud membantu Sakura untuk berdiri dan tegap. Namun dengan kesal, Sakura menepis tangan Kakashi sambil melayangkan tatapan pembunuhnya pada pemilik iris hitam itu.
"Jangan sentuh aku" katanya setengah membentak, tangan kanannya masih setia menutupi hidungnya yang memerah.
"Aku hanya membantumu berdiri"
"Tidak perlu, aku bukan nenek-nenek"
"Tidak ada yang berkata begitu" ucap Kakashi tanpa peduli apapun reaksi Sakura.
Sadar jika dirinya berada dalam posisi yang sama sekali tidak menguntungkan, Sakura mulai berpikir macam-macam dalam berbagai arti tentunya. Bukan maksud menjadi seorang berotak mesum atau sejenisnya. Namun apapun bisa terjadi padanya jika hanya sendirian berada di sarang penjahat kelas atas. Sakura meningkatkan kewaspadaannya dengan memundurkan satu langkahnya dari Kakashi.
Ada beberapa hal yang dipelajari Sakura setelah hampir satu minggu disekap ditempat itu. Beberapa hal tentang penculiknya yang sangat tak terduga. Kakashi cenderung pendiam dan dingin, namun terkadang dia juga bisa menjadi sangat perhatian. Begitu membingungkan, begitu rumit. Seseorang dengan karakter yang begitu abstrak. Kakashi benar-benar orang dengan perhitungan luar biasa, bahkan dari cara ia bicara Sakura tahu dia begitu cerdas. Seseorang yang begitu sulit kau baca isi pikirannya.
Tapi dari semua hal yang terjadi, yang paling tak Sakura mengerti adalah alasan pria itu menculiknya. Kenapa dia membawanya ketempat itu bukan malah membunuhnya seperti para Shinobi yang tewas malam itu? Apa yang pria itu inginkan darinya?
Sakura tidak dibunuh tapi juga tidak dilepaskan. Ia hanya dibiarkan dikamar dengan pintu jeruji besi yang kuat bak penjara. Memberinya makan teratur, memberinya pakaian bersih setiap harinya dan membiarkannya begitu saja. Jika ia dijadikan sandera, tentu hal itu tak masuk akal mengingat posisinya yang hanya seorang ahli medis. Sakura bukanlah Shinobi aktif seperti teman-temannya. Ia sama sekali tak memiliki kuasa berarti untuk disandera begitu lama. Sakura benar-benar tak mengerti isi pikiran pria itu.
Kakashi tersenyum melihat pergerakan Sakura. Pria bersurai perak itu menghampiri Sakura lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi putih sang gadis yang ia bersumpah demi apapun jauh lebih lembut dan halus dari yang ia pikirkan, dengan punggung jemari kokohnya sambil menatap paras cantik yang juga balas menatapnya lekat-lekat.
PLAK.
Kakashi merasakan panas dan perih secara bersamaan saat Sakura menepis tangannya dengan kasar, bahkan suara pukulannya terdengar dengan jelas menggema diruangan itu. Sakura menatapnya dingin, sangat dingin hingga Kakashi tak mampu menunjukkan senyum seperti sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ごめんなさい ( Gomen'nasai ) ( KAKASAKU - ON GOING )
AkčníTidak ada manusia yang dilahirkan jahat, mereka hanya melalui hal yang tidak biasa sehingga membuat mereka menjadi jahat. Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto Cover © Artis