06 - You are mine

214 24 5
                                    

"Sasuke, sudah dapat kabar mengenai Sakura?"

"Pernahkan kau berpikir, Ino. Jika aku pasti akan langsung memberitahu kalian jika aku mendapatkan kabar? Berhentilah menanyakan hal yang sama untuk kesekian kalinya, kau membuat kepalaku sakit"

"Oh, maaf. Aku harap Sakura baik-baik saja. Berjanjilah langsung kabari aku jika kau mendapatkan informasi tentangnya"

"Hmmm. Pergi dulu"

Ino mengangguk, memperhatikan pundak Sasuke yang semakin menghilang karena jarak. Ia lalu berbalik, melangkah cepat menuju gedung rumah sakit.

Kini Ino telah berada diatap gedung rumah sakit tempat yang telah Sakura resmikan sebagai tempat favoritnya untuk menyendiri. Biasanya Ino akan menemani dan membawakannya secangkir kopi agar tidak mudah mengantuk. Tapi saat ini, rasanya benar-benar hampa tanpa kehadiran gadis merah muda itu disisinya.

Jelas saja, semua orang tau jika Ino dan Sakura adalah sahabat yang tak pernah berpisah dan tak bisa dipisahkan. Singkatnya, Sakura sangat bergantung pada dirinya yang lebih tua beberapa bulan darinya itu.

Angin berhembus menghempaskan rambut pirang Ino, membuat bentuknya sedikit berantakan namun malah membuatnya semakin terlihat cantik. Menerawang langit sejenak sebelum kembali berbalik dan melangkah cepat meninggalkan tempat itu.

•••••

Jam menunjukkan pukul satu malam dan Sakura baru saja terbangun dari tidurnya karena sebuah mimpi buruk. Kamarnya benar-benar gelap gulita, Sakura bangkit dari tempat tidurnya, berjalan masuk kedalam kamar mandi dan tidak langsung menyalakan lampu.

Beberapa saat setelah menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi, Sakura keluar dan bersiap kembali tidur dan hanya menyalakan lampu tidur yang ada disamping tempat tidur nya "Aaaaaa" teriak Sakura, lalu ambruk ke lantai.

"Berisik" ucap seseorang yang ada di atas tempat tidur. Sakura langsung menutup mulutnya, membekapnya dengan kedua tangannya. Ia benar-benar terkejut, bagaimana bisa Kakashi ada disana? Di tempat tidurnya.

Sakura kembali berdiri, ingin memastikan itu benar-benar Kakashi. Dan itu memang Kakashi. Sakura menggigit bibir bawahnya "Kenapa dia jadi lebih sering ke kamarku?" Decaknya kesal.

Dilihatnya sebotol beer ada disebelah tangan pria itu. Sepertinya ia mabuk dan sampai disana, hah, kenapa malah menyusahkan diri pergi ke kamar Sakura? Kenapa tidak langsung ke kamarnya.

"Kakashi? Apakah kau mabuk?" Tanyanya. Kakashi tak merespon, bahkan dalam keadaan mabuk pun dia irit bicara.

"Biar aku antar ke kamar mu" ucap Sakura pada Kakashi yang terpejam. Ia tidak mau ambil resiko tidur di sofa. Dapat di pastikan Sakura tidak akan tertidur semalaman.

Sakura mengambil botol beer yang di pegang Kakashi, meletakkannya di atas meja lalu lanjut menariknya dan segera membawanya ke kamarnya. Itu rencananya. Tapi Sakura sadar ini bukan seperti di film yang ia pernah tonton, ia tidak bisa membawanya, badannya tidak memungkinkan.

Sakura sudah menariknya sekuat mungkin, tapi Kakashi terlalu berat untuknya. Ia menyerah, ia menoleh menatap wajah pria itu yang hanya disinari cahaya lampu tidur temaram. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi seperti biasa.

"Kenapa dia mabuk seperti ini?"

Kakashi mulai membuka matanya, membuat Sakura reflek bangun dari posisinya. Sofa memanglah opsi yang harus ia terima malam ini sepertinya. Sakura hendak berjalan ke arah sofa sebelum Kakashi benar-benar menyadari dirinya, tapi tangan Sakura sudah lebih dulu di cekal oleh pria itu. Sakura berusaha melepasnya tapi genggaman Kakashi sangatlah kencang.

"Tidur denganku" ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur. Sakura membelalakkkan matanya. Itu sebuah permintaan atau perintah?

Belum sempat Sakura jawab, Kakashi langsung menarik Sakura kearahnya yang membuatnya langsung jatuh tepat di atasnya. Mata onix pria itu bertemu dengan matanya, sungguh ini sangat dekat "Apa yang kau lakukan?" Tanya Sakura.

Kakahsi tak menjawab, secara tiba-tiba ia malah berguling membalik posisi mereka. Menjadi Kakashi yang di atas Sakura dengan Sakura yang ada dibawahnya. Posisi yang membingungkan. Sakura mendorong dada pria itu agar menyingkir darinya dan itu adalah usaha yang sia-sia.

"Apa kau membenciku?" Entah pertanyaan atau tebakan, yang pasti jawabannya adalah benar. Tapi Sakura tidak mungkin menjawab iya. Jadi ia menggeleng "Tidak, aku tidak membenci siapapun"

Kakashi tersenyum miring, sungguh, melihat senyuman kakahsi dengan jarak sedekat ini entah Sakura harus sebut musibah atau keberuntungannya.

Cup.

Kakashi kembali mengecupnya secara tiba-tiba, lagi. "Kau? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?" Kakashi kembali tersenyum miring, disambung dengan kekehan kecil "Tentu saja aku bisa melakukannya, kau milikku, aku berhak melakukan apapun padamu"

Sakura mengernyitkan dahinya, miliknya katanya? Apa maksudnya? "Aku bukan milikmu"

Kakashi kembali terkekeh "Kau milikku, sejak pertama aku membawamu kerumah ini. Kau adalah milikku" Kakashi menatap Sakura yang terdiam "Itu kenapa selama ini aku membiarkanmu hidup, karena kau milikku"

Sakura memalingkan wajahnya, tak ingin menatap pria itu "Aku tak ingin menjadi milikmu" ucapnya pelan.

Kakashi memegang dagu Sakura, memposisikannya agar kembali menatapnya. Menatap mata onix itu yang terlihat hitam pekat, jika di lihat dengan lampu remang seperti sekarang ini. Kakashi kembali memajukan wajahnya, ia kembali mencium bibir Sakura. Kali ini Sakura tak melawan, ia membiarkan pria itu menciumnya.

Sakura melingkarkan tangannya ke leher Kakashi. Ciuman panjang itu berhenti karena mereka yang kehabisan nafas. Dilihatnya sekilas kabut di mata Kakashi, fakta itu membuat kupu-kupu bersemayam di perut Sakura.

"Tidur denganku" ucapnya lagi.

Sakura merasakan pipinya seperti memerah karena ucapan Kakashi. Tidakkah ini keterlaluan dan terlalu berlebihan? "Tidak, ciuman sudah cukup" tolaknya.

Kakashi menaikan sebelah alisnya, ia lalu mengangkat tangan Sakura ke atas lalu mengeluarkan sesuatu dari celananya.

Cklek.

Sebuah borgol berhasil menjerat tangan kiri Sakura dan tangan kanan Kakashi "Apa-apaan ini? Lepas" pintanya, Kakashi malah tersenyum membuat Sakura berdecak kesal "Ini pemaksaan, kau tidak boleh lakukan ini"

Kakashi menggeleng "Bukan paksaan jika kau yang memintanya" ia lalu bangun dari atasnya, membuat Sakura juga mau tidak mau ikut bangun "Aku harus ke kamar mandi" ucapnya, Sakura memutar bola matanya. Pria itu sengaja melakukan itu.

Sakura menggeleng "Kau tidak akan kemana-mana" ia langsung mengambil posisi duduk diatas kasurnya "Aww" teriak Sakura pada Kakashi yang tetap berjalan dengan tangannya yang ikut tertarik paksa. Bisa Sakura rasakan besi borgolnya melukai tangannya. Meskipun begitu, Kakashi tidak juga menghentikan jalannya.

Sakura melirik jam di dinding, sudah pukul tiga dan ia masih berdebat dengan Kakashi. Kakashi terus berjalan ke arah kamar mandi dan Sakura terpaksa mengikuti dibelakang. Ia memalingkan wajahnya saat Kakashi sedang menyelesaikan urusannya di kamar mandi.

"Mau kemana lagi?" Tanyanya. Kakashi kembali berjalan, kali ini ia berjalan keluar kamar menuju kamarnya dan kemudian masuk. Kakashi mengambil sebotol beer lagi dan meminumnya tanpa berkata apapun. Sakura duduk disebelahnya hanya memperhatikan. Ia sudah mengantuk dan matanya terasa begitu berat, ia memutuskan untuk meletakkan kepalanya diatas pundak pria itu. Sepertinya rasa kantuknya benar-benar akan membawanya ke alam mimpi.

ごめんなさい ( Gomen'nasai ) ( KAKASAKU - ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang