.
.
.
"sepertinya lebih baik aku membicarakannya dulu pada mereka dan ak-!!"kata-kata Ciel langsung terpotong karena secara tiba-tiba gerbang tersebut terbuka dan menarik Ciel beserta Mort.
Mort dengan sigap langsung menuju Ciel dan melindunginya.
mereka berdua tersedot k dan secara tiba-tiba mereka sudah di sebuh tempat lain. mungkin untuk Mort itu sangat asing, namun tidak dengan Ciel yang walaupun dirinya sudah lama meninggalkan tanah ini tapi dia tetap mengingatnya.
dia kembali.
dia kembali ke dunia manusia.
Ciel mulai melangkahkan kakinya namun di tahan oleh Mort, satu kepalanya mengigit ujung pakaian Ciel dan yang lainya mengelengkan kepalanya karena takut Ciel kenapa-kenapa.
"tak apa, aku kenal tempat ini" ucap Ciel yang mencoba menenangkan Mort
"ini kampung halaman ku, jadi tidak perlu khawatir oke?" Ciel sedikit mengelus dan menggelikitik Mort supaya lebih tenang. Awalnya Mort masih gelisah namun secara perlahan dirinya bisa beradaptasi, walau begitu dia tetap selalu menempel pada Ciel.
Ciel hanya bisa menghela nafas nya dan berjalan perlahan. pemandangan malam di temani kunang-kunang di udara dan bintang di langit membuat Ciel merasa nostalgia, walaupun dulu Ciel tidak sering keluar ruangan tapi dirinya sering berjalan-jalan di luar dengan keluarganya untuk sekedar mencari angin atau Ciel yang bosen di dalam.
Ciel ingat mereka bergandengan tangan menyelusuri semua tempat, terkadang juga dirinya di gendong oleh keluarganya, dan.. tangisan keluarganya saat dirinya akan 'dikobankan'.. tangisan ketulusan dan kehilangan.
mengingat hal itu membuat suasana hati Ciel sedih, Mort yang peka dengan suasana tuan nya tersebut langsung mencoba mnghiburnya.
"woof!"
"hehe, hentika.. baiklah-baiklah. aku tidak apa-apa, tenang oke"
"woof" sahut Mort
suasana Ciel menjadi lebih baik dan mereka melanjutkan perjalanann mereka dengan Ciel naik ke punggung Mort atas permintaan Mort sendiri. hingga akhirnya mereka sampai luar wilayah hitan tersebut.
Berbeda dengan kerajaan Vincen yang jauh dari hutan perbatasan, kerajaan Nivella bisa di bilang lumayan dekat dengan hutan perbatasan tersebut. oleh karena itu, Ciel dapat melihat kerajaan Neville kembali.
"aku.. pulang?" gumamnya
"woof!" seru Mort yang membangunkan Ciel dari lamunannya dan mengikuti Mort untuk melihat apa yang Mort ingin tunjukan.
setelah sampai dan melihat apa yang di tunjukan oleh Mort, ternyata itu adalah sebuah nisan ang bertulis namanya di sana.
Ciel kaget melihatnya, tapi dirinya memaklumi hal tersebut karena Ciel yakin orang yang membuatkan batu nisan tersebut kemungkinan besar adalah keluarganya.
ayah Eric
ibu Aurora
kak Tristan
kak Ivan
keluarganya..
Ciel sempat bersedih kembali hingga pandanganya tertuju pada kue kering yang sempat menjadi makanan Favoritnya. kue kering tersebut di simpan rapi dan tertutup di atas batu nisan, Ciel mengambil piring berisis kue kering itu dan terdapat tulisan di bawahnya.
jika kamu pulang putra ku, makanlah ini dulu
ibu akan membawanya lagi besok.
Ciel terdiam setelah membacanya, perlahan memasukan kue kering tersebut kedalam mulutnya dan memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
l Was Born To Be Sacrificed[Setiap Hari Selasa]
JugendliteraturAlvin tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan berlingkernasi sebagai salah satu novel yang sempat ia baca dulu sebagai salah satu pemeran pembantu yang bisa di bilang cukup mengenaskan dimana dirinya lahir untuk di korbankan bernama Ciel Jarl Nevi...