.
.
.
.
.
"hah?"
"huh?"
"maaf sebelumnya, kamu bilang apa?"
"apa para iblis tak mengerti dengan bahasa ku? tapi aku mengerti bahasa mu"
"bukan-bukan, aku paham bahasa mu tapi sebelumnya kenapa kamu bertanya seperti itu"
"bukankah itu hal yang di haruskan? pengorbanan untuk menutup kembali pintu antara dunia manusia dan dunia iblis?" tanya Ciel
iblis itu mengerutkan keningnya dan menyentuh keningnya tersebut "manusia memang bodoh ya"
"..."
"apa mereka tidak belajar dari apa yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya?! hah.. oh maaf sebelum itu"
"tidak masalah, pada dasarnya kebanyakan manusia hanya menilai dari apa yang dia ketahui dari satu sisi saja, dan sering mengabaikan sisi yang lain yang merugikan mereka" ucap Ciel dengan nada tenang dan sama sekali tidak ada emosi di wajahnya
iblis itu memeperhatikan Ciel dengan seksama, dia sangat tertarik dengan manusia kecil ini "hmmm... sejujurnya, hanya kamu yang berhasil bertahan hidup sejauh ini. karena ketika aku menyadari gerbang pembatas sedikit terbuka, maka orang yang di kirim itu sudah menjadi santapan Wild Devil" jelas iblis itu
"wild devil?"
"itu adalah sebutan untuk iblis yang tidak berakal, mungkin untuk lebih mudah kamu pahami mereka bisa di samakan dengan hewan-hewan yang ada di dunia manusia, entah itu herbivora, karnivora atau omnivora"
Ciel sedikit berfikir "itu artinya, semua tumbal yang di korbankan tidak di makan oleh kalian, melainkan iblis liar?"
"tentu saja! walaupun kami iblis, kami tidak memakan manusia. sistem di dunia ini tidak jauh dengan dunia manusia juga. dimana kami hanya memakan Wild devil saja. daging manusia adalah racun untuk kami para iblis, begitupun sebaliknya" jelasnya kembali
Ciel hanya mengangguk-angguk paham dengan informasi yang baru saja dia dapatkan.
intinya dunia manusia dan dunia iblis itu tidak berbeda jauh. mulai dari sistem pemerintahan ataupun sistem dunia nya tersebut, hanya saja jumlah iblis lebih sedikit karena sistem berkembang biak mereka relatif lebih lama daripada manusia juga kekuatan nya lebih besar dari manusia.
"oh ya, maaf sebelumnya karena saya belum memperkenalkan diri sebelum kita mengobrol panjang lebar. nama saya adaalah Carlos Uzi Vincent, saya adalah raja dunia ini" ucap Carlos memperkenalkan diri
Ciel mengagguk "salam kenal yang mulia, nama saya adalah Ciel Jarl Naville"
"Naville? kamu pasti seorang pangeran"
"anda mengetahui nya?"
"tentu, bahkan proses pembentukan kerajaan kalian pun aku mengetahuinya" ucap carlos dengan bangga.
"itu artinya anda sudah tua"
"jadi itu kesempulan yang kau tangkap? kau tidak penasaran dengan proses pembentukan kerajaan mu?"
Ciel sejujurnya tak peduli dengan dengan hal itu "tidak"
"hehh.. kau dingin sekali ya, apa sungguh kau tak ingin mengetahuinya? atau pertanyaan yang lain yang menganjal di otak mungil mu itu?"
"ada"
"apa itu?"
"sekarang bagaimana?"
"sekarang bagaimana?-" Carlos berfikir sejenak lalu akhirnya dia mengerti apa maksud Ciel "oh! aku pun tak tahu" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
l Was Born To Be Sacrificed[Setiap Hari Selasa]
Fiksi RemajaAlvin tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan berlingkernasi sebagai salah satu novel yang sempat ia baca dulu sebagai salah satu pemeran pembantu yang bisa di bilang cukup mengenaskan dimana dirinya lahir untuk di korbankan bernama Ciel Jarl Nevi...