Oniel kembali membuka matanya, menghembuskan nafasnya, bibir Oniel bergetar, air mata kembali menetes."Itulah sedikit sinopsis dari buku saya yang berjudul Keabadian Kita, sebagai alternatif universe cerita cinta saya. Buku ini akan terbit besok tepat saat hari ulang tahun saya serta hari kematian kekasih saya Aprhodite Indah Nabilla. Mengabdikan dirinya dalam sebuah buku adalah hal yang paling mudah membuatnya tetap abadi, saya juga akan selalu mencintai dirinya hingga nafas terakhir saya. Sekian tentang promosi buku saya, saya pamit" ucap Oniel pada media
Oniel beranjak dari tempat ia mempromosikan bukunya, segera ia menaiki mobilnya dengan tangis yang tak lagi tertahan. Mengendarai disore hari dengan suasana yang sangat melow kala itu, langit jingga setelah hujan, tak ada suara burung berkicau, hanya banyak suara kendaraan berlalu lalang, isi kepala Oniel hanyalah Indah, Indah, Indah. Masih merasa disebelahnya ada sesosok wanita yang menemaninya setiap sore setelah berlatih tapi kali ini, ia hanya sendiri dengan playlist lagu klasik yang biasa mereka dengarkan bersama. Oniel memberhentikan mobilnya, turun dari mobil miliknya masuk ke dalam area pemakaman dengan membawa bunga matahari yang sudah ia siapkan sedari pagi.
Mendekati salah satu nisan yang dipenuhi banyak bunga matahari, dinisan tersebut bertuliskan nama Aprhodite Indah Nabilla, mendudukan dirinya disebelah makam milik Indah, mengelus nisan bahkan menciumi nisan milik Indah. Tangis Oniel semakin pecah, sembari memegang kepala teringat kejadian sore yang kelam itu, suara Indah yang lembut, beberapa luka hingga darah terus menetes dari tubuh Indah masih teringat jelas dikepala Oniel
"Nnn-dah, aak-kuu kan-gen" ucap Oniel sesegukan
Oniel mengatur nafasnya mencoba menghentikan tangisnya, lalu bercerita dimakam Indah
"Indah, udah 3 tahun ya semenjak kecelakaan itu. Kini aku tak lagi bermain sepakbola Ndah, tak ada lagi Ares sang dewa lapangan hijau itu, ayah Shani sudah tidak lagi memelihara burung kicau, dan Bu Gre tak lagi memakai gaun berwarna putih seperti yang biasa kau pakai. Banyak perubahan terjadi di keluarga ku Ndah, aku masih mengingat jelas kejadian itu" ucap Oniel sembari memegang pergelangan kakinya
FLASHBACK
Sore itu setelah bertanding dengan Elysion, Oniel dan Indah memutuskan untuk berkeliling kota sebentar menikmati sisa hari bersama, sebelum merayakan hari ulang tahun Oniel. Mereka berkeliling kesana kemari dengan motor klasik milik Oniel, tak terasa langit mulai gelap, hujan rintik rintik mulai turun, lampu lampu gedung serta lampu jalan mulai menyala, malam itu sangat dingin.
Oniel yang ingin berbelok ke kanan disambar oleh mobil dari belakang, tepat mengenai Indah yang terpental beberapa meter, Oniel tertimpa motor miliknya kaki kirinya mengalami patah, Oniel yang melihat Indah terpental berusaha mendekati Indah, para warga ikut menolong untuk memindahkan motor milik Oniel. Dengan sisa tenaga yang Oniel miliki ia mendekati tubuh Indah yang sudah lemah, memaksa berjalan meski dengan terpincang pincang sekaligus menahan rasa sakitnya. Duduk disebelah Indah memangku setengah tubuhnya, terlihat darah keluar dari kepala Indah yang sempat terbentur aspal, beberapa luka pada tubuhnya.
Hujan semakin deras, suasana sangat kacau hingga menyebabkan macet, Oniel berteriak meminta tolong, para warga sibuk menahan mobil yang menabraknya, Oniel menangis sejadi jadinya sang kekasih sudah sangat lemah saat ini, namun Indah tersenyum kepada Oniel dengan wajah yang mengalir darah.
"Sayang, aku gapapa kok. Habis ini kita rayain ulang tahun kamu ya, mereka udah nunggu dirumah kamu. Ayo pulang sayang, disini dingin kita bisa masuk angin nanti diomelin ibu Gre, Indah sayang Oniel sampai kapanpun. Bertemu dikeabadian nanti ya, Indah bakal tunggu Oniel disana. Inget bunga matahari adalah Indah, dan Indah akan hidup didalam hati Oniel sampai menyusul keberadaan Indah disana. Hidupkan kenangan manis kita ya, memang singkat tapi aku senang pernah menjalani hidup denganmu. Indah sayang Oniel" ucap indah sembari tersenyum lalu menutup matanya
Oniel menangis sejadi jadinya sembari menggoyangkan tubuh milik Indah,
"INDAHH... BANGUN SAYANG BANGUN... KAMU JANJI MAU BUAT DUNIA YANG PENUH BUNGA BERSAMA..." teriak Oniel sembari memeluk tubuh Indah yang bersimbah darah dan air hujan yang turun.
Kesadaran Oniel mulai menurun, peluknya tak lagi erat, tangisnya mulai terhenti, tubuhnya melemah,
"Oniel juga akan selalu sayang Indah" ucap Oniel dengan nada perlahan mengecil, lalu Oniel kehilangan kesadarannya.
Kembali ke Oniel yang berada dimakam Indah terus menangis sembari memeluk nisan milik Indah, hingga ia merasakan pelukan lembut serta hangat seperti Indah. Oniel sangat merindukan pelukan Indah, tangisnya terhenti
"Indah?" Tanya Oniel
"Bukan sayang, ini bunda Cindy" ucap Cindy memeluk Oniel dari belakang
"Udah ya sayang, Indah jangan dinangisin terus. Indah udah bahagia disana ditaman penuh bunga yang sering kalian impikan berdua, ayo pulang sayang" ucap Gracia sembari mengusap wajah Oniel
Oniel kembali menangis diikuti Gracia dan Cindy, Jinan dan Shani hanya melihat. Mereka berdua selalu terlihat tegar meski hatinya tersayat sayat melihat kejadian ini, Gracia dan Cindy terus menenangkan Oniel
"Oniel, ayo pulang besok kita kesini lagi setelah bukumu terbit kita ceritakan isi buku itu ke Indah. Pasti Indah sangat senang mendengarnya" ucap Shani
"Iya Nil, besok kita mampir lagi. Indah bakal sedih kalo Oniel selalu menangis disini" ucap Jinan
"Oniel mau sama Indah yah, mau ada disebelah Indah, temenin Indah pasti disana gelap, disana pasti Indah kedinginan, Indah kesepian, ONIEL MAU INDAH" ucap Oniel sembari menangis
"Udahlah sayang, kita pulang dulu ya? Ibu udah masak makanan kesukaan Indah, besok kita mampir lagi bawa bunga matahari yang banyak" ucap Gracia
Tangis Oniel terhenti, ia mulai tenang sembari melepas pelukannya pada nisan Indah,
"Ayo pulang" ucap Oniel
"Hati hati dijalan Oniel, besok mampir lagi ya cerita ke Indah buku yang Oniel bikin" ucap Indah samar samar ditelinga Oniel
Oniel mendengar suara lembut itu, Indah benar benar hidup didalam hati Oniel, tubuh Oniel merinding segera ia beranjak berdiri.
"Besok Oniel kesini lagi ya sayang, Oniel ceritain buku kita, semua tentang kita" ucap Oniel sembari mencium nisan Indah
Shani, Jinan, Gracia dan Cindy beranjak pergi dengan tangis Gracia dan Cindy yang belum berhenti, Oniel menyusul mereka namun baru beberapa langkah Oniel berjalan ia terhenti. Menoleh kebelakang pada makam Indah, melihat samar samar Indah dengan gaun berwarna putih, rambut hitam yang terurai, lalu tersenyum pada Oniel.
"Hanya daksa mu yang sudah tak dapat ku dekap, bukan berarti cinta ini akan mati. Indah kita akan segera bersua melepas renjana yang sudah berkecamuk" ucap Oniel sembari tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Biarkan aku kembali berkencan dengan khayalan
Bercerita tentang rencana setelah sah
Petak bangunan... Pagar halaman... Posisi jendela...
Letak pot bunga... Motif sofa....
Tebal selimut... Nama anak pertama...
Dan hal hal yang hampir terjadi lainnya"Wira Nagara - Aritmia
Terimakasih sudah mau membaca wp ini untuk mengabadikan dirinya yang tak sempat menjalin hubungan bersama.
Ini alternatif universe cerita ku yang bisa dihidupkan diwp ini, menjadi pemain bola terkenal adalah salah satu impian ditambah hidup bersamanya. Namun takdir berkata lain dan biarkan kenangan ini tetap hidup lalu hilang bersama waktu.
Sekian terimakasih, saya pamit.
![](https://img.wattpad.com/cover/370830201-288-k87441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Mati [END]
Novela Juvenilbxg Cerita ini untuk mengabadikan dirinya yang matanya tak pernah ku tatap, tangannya yang tak pernah ku gengam, dan raganya yang tak pernah ku peluk. Menghidupkan khayalan yang selalu ku kencani setiap malam, menyatakan bahwa episode mencintaimu ta...