DELAPAN

183 18 0
                                    

"Lun, ngerjain PR-nya bisa dilanjut besok aja nggak? Gue mau ada urusan di luar soalnya."

Ya, Kinara terpaksa mengusir Luna. Tidak mungkin ia membiarkan gadis itu melihat Reygan datang ke rumah ini.

"Mau ke mana emang?" tanya Luna.

"Mau ke rumah Tante gue. Ada urusan mendadak," jawabnya berbohong.

"Oh, yaudah kalau gitu."

Luna membereskan buku-bukunya dengan dibantu oleh Kinara. Setelah itu, Kinara mengantarkannya ke depan untuk menemui tukang ojeknya.

Setelah memastikan Luna pergi, Kinara masuk kembali ke dalam rumah dan menghampiri ibunya yang masih sibuk di dapur.

"Luna udah pulang?" tanya Miranda.

Kinara mengangguk. Lalu menghela napasnya panjang.

"Harusnya kamu bilang ke Reygan kalau di sini masih ada Luna."

"Belum sempat aku ngomong, tapi teleponnya udah dimatikan sama tuh orang. Pas aku telepon balik, nomornya udah nggak aktif."

Miranda terkekeh. "Mungkin dia buru-buru," ucapnya.

Kinara berdecak kesal. "Ck, padahal aku udah nggak mau balik ke sana, tapi masih dijemput aja," gerutunya.

"Nggak boleh gitu, Kinara. Gimanapun juga, kalian udah menikah. Kalian harus tinggal satu rumah."

"Aku nggak betah, Bu. Tinggal sama orang kaya itu nggak enak."

"Nanti lama-lama juga terbiasa. Coba deh, kamu terima takdir kamu dengan ikhlas. InsyaAllah nggak bakal keberatan lagi."

Kinara menghela napas. Daripada semakin bad mood, ia memilih untuk pergi ke kamarnya saja. Percuma saja ia curhat, ibunya tidak akan paham dengan posisinya.

Tak lama kemudian, terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya. Kinara yang menduga jika itu Reygan, sontak langsung menarik selimutnya dan berpura-pura tidur. Berharap dengan cara ini, pria itu tidak jadi mengajaknya pergi.

"Assalamualaikum, Bu ..."

"Waalaikum salam. Masuk, Rey," sahut Miranda.

Reygan duduk di sofa. Menunggu Kinara dan Miranda datang menemuinya.

"Mau makan dulu?" tawar Miranda.

Reygan menggeleng. "Reygan buru-buru. Mau diajak Kakek keluar soalnya," ucapnya.

"Oh, sama Kinara juga?" tanya Miranda, yang hanya dibalas oleh Reygan dengan anggukkan kepala.

"Ra ... ini loh, Ra. Udah ditungguin sama Reygan," ucap Miranda sambil membuka pintu kamar putrinya.

Miranda menghela napas. Ia tahu, putrinya itu hanya pura-pura tidur saja.

"Ra, bangun. Kamu mau diajak Kakek keluar," ucapnya lagi sambil menarik selimut yang dipakai Kinara.

Kinara berdecak kesal. Dengan wajah yang cemberut, ia duduk dan merapikan rambutnya yang berantakan. Ia tahu, tidak ada gunanya menolak lebih lama lagi. Dengan langkah malas, ia pun berjalan keluar kamar dan menuju ruang tamu.

Melihat Kinara datang, Reygan langsung berdiri dari duduknya. "Ayo," ajaknya tak sabaran.

Kinara menghela napas. Ia melirik ibunya, sedangkan sang Ibu hanya mengangguk seraya tersenyum manis.

"Bentar, gue ambil baju dulu," ucapnya ketus.

Reygan hanya mengangguk singkat. Beberapa menit kemudian, Kinara sudah siap dengan membawa tas kecilnya.

REYNARA (Pernikahan Rahasia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang