EMPAT BELAS

153 20 0
                                    

Kinara berdiri di depan cermin, mematut dirinya sendiri dengan gaun sederhana yang ia pilih. Acara pesta yang akan ia hadiri malam ini bukanlah pesta biasa. Aldo memintanya menjadi pendampingnya, jadi ia berdandan secantik mungkin karena akan menjadi pusat perhatian. Ia tidak mau mempermalukan Aldo, dan juga tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri.

"Lo mau berangkat sendiri apa bareng gue?" Reygan muncul di ambang pintu kamar, mengenakan setelan kasual rapi yang memancarkan aura percaya diri.

"Bareng Luna," jawab Kinara sambil memoles wajahnya dengan bedak.

"Naik apa?"

"Taksi, lah."

"Oh, yaudah. Kirain mau bareng gue."

"Nggak usah macem-macem, deh. Lo sendiri yang buat peraturan kalau pernikahan kita harus dirahasiakan dari semua orang. Gimana kalau rahasia kita terbongkar cuma gara-gara ada yang lihat kita boncengan? Udah deh, jangan cari perkara. Gue males ribut," cerocos Kinara.

"Iya, iya, nggak usah bawel. Orang gue juga cuma nawarin." Reygan menutup pintunya kembali, lalu segera berjalan keluar rumah sambil memakai jaketnya.

Sementara itu, Kinara hanya bisa memandangi pintu kamarnya sambil menghembuskan napasnya kasar.

Sampai di garasi, Reygan langsung memakai helm dan menaiki ninja hitamnya. Kemudian ia segera menyalakan mesin motornya dan meluncur keluar dari garasi, menyusuri jalanan perumahan yang terlihat sangat sepi.

***

Reygan melaju cepat di jalanan, menikmati perjalanan malam menuju tempat yang sudah ditentukan. Setelah beberapa waktu, dia akhirnya sampai di sebuah Hotel mewah yang berada di pusat kota.

Acara diadakan di ballroom lantai dua, dan Reygan segera menuju ke sana bersama Novan yang sedari tadi sudah menunggunya.

Di sisi lain, Kinara baru saja turun dari taksi bersama Luna. Keduanya melangkah masuk ke dalam gedung, dan mengikuti petunjuk yang mengarahkannya menuju ruang acara.

Sampai di ballroom, Luna dan Kinara segera masuk ke dalam ruangan yang sudah didekorasi dengan sangat elegan.

Di sudut ruangan, Kinara melihat Reygan yang berdiri di samping Aldo dan juga Novan. Mereka tampak sibuk berbincang-bincang. Namun ketika menyadari kehadirannya, Aldo langsung melambaikan tangan dan berlari kecil menghampirinya sambil tersenyum lebar.

"Mau langsung duduk?" tanya Aldo.

Kinara mengangguk. "Acaranya udah mau dimulai, 'kan?" tanyanya.

"Sebentar lagi. Nunggu MC-nya datang," jawab Aldo.

Kinara mengedarkan pandangannya, mencari tempat duduk yang masih kosong.

"Kalian berdua duduk satu meja sama The Titans aja," ucap Aldo. Membuat Kinara langsung menatapnya kaget.

"Serius lo? Lo nggak takut gue sama Sandy baku hantam?" tanya Kinara.

"Iya. Gue mending pulang, daripada duduk deketan sama geng setan," sahut Luna dengan ketus.

Aldo menghela napas. "Radit sama Sandy nggak bisa datang, jadi nggak ada yang perlu kalian khawatirkan," ucapnya.

"Tapi masih ada Reygan sama Novan," ketus Luna lagi.

"Reygan sama Novan nggak sejahat yang kalian pikirkan. Mereka sebenarnya baik, cuma kadang suka usil aja," jelas Aldo, berharap kedua gadis itu bisa mengerti.

Kinara mengedarkan pandangannya lagi. Kursi dan meja bundar yang tadi tersisa kini sudah penuh semua. Tinggal satu saja yang masih kosong, dan itu berada di depan sendiri. Sepertinya itu, meja yang dimaksud oleh Aldo.

"Nah 'kan, nggak kebagian tempat duduk. Udah, sana. Duduk di meja kita aja," ucap Aldo sambil mendorong kedua gadis itu dengan pelan.

Kinara dan Luna saling melempar pandangan sambil menghembuskan napas kasar. Kemudian dengan sangat terpaksa, mereka pun berjalan menuju meja bundar yang berada di barisan paling depan tersebut.

***

Acara sudah dimulai. Kinara dan Luna sedang menjadi pusat perhatian saat ini, karena duduk satu meja dengan geng paling populer di sekolahnya.

Jangan dikira mereka merasa senang karena menjadi pusat perhatian. Luna bahkan gelisah sedari tadi, karena mendapat tatapan dan lirikan tak enak dari teman-temannya yang merasa iri. Sementara itu, Kinara mencoba untuk mengabaikannya. Dia memang memiliki sifat acuh yang sangat kuat, jadi tidak begitu peduli dengan apapun yang dilakukan oleh orang lain kepadanya.

"Do, mantan lo datang, Do!" seru Novan sambil menggoyang-goyangkan tangan Aldo. Untung saja suaranya tidak terlalu keras, karena tenggelam dalam suara MC yang menggelegar di ruangan.

"Emang sengaja gue undang," balas Aldo dengan begitu santainya.

"Kenapa tiba-tiba lo undang? Bukannya lo udah nggak pernah berhubungan sama dia?" tanya Novan.

Ya, Aldo dan mantan pacarnya sudah lama putus. Jika dihitung, mungkin sudah hampir dua tahun ini, Aldo menyandang status jomblo. Dan selama itu pula, Aldo tidak pernah mendekati wanita lagi.

"Ada sesuatu yang pengen gue tunjukin ke dia," jawab Aldo sambil tersenyum menyeringai.

Tiba di inti acara, sang MC mengundang Aldo ke panggung untuk memberi sambutan. Semua mata langsung tertuju pada Aldo, saat ia berjalan menuju panggung dengan senyuman lebar di wajahnya.

Setelah mikrofon diberikan padanya, Aldo memulai pidatonya. "Selamat malam semua. Gue, Alfredo Oscar Dewangga, mau ngucapin terima kasih yang sebanyak-banyaknya buat kalian semua yang udah mau hadir di acara ulang tahun yang sederhana ini."

Suasana ballroom dipenuhi dengan tepuk tangan dan sorakan. Aldo melanjutkan, "Gue harap kalian semua bisa menikmati acara pesta ini dengan hati bahagia. Gue udah siapin beberapa doorprize buat kalian. Ada iPhone, iPad, Macbook, dan beberapa hadiah lainnya. Nanti bakal gue undi di akhir acara. Oke? Have fun, guys!"

"Oh iya, gue mau minta bantuan seseorang buat potong kuenya. Olivia Kinara, bisa naik ke atas panggung?"

Suara sorakan dan tepuk tangan kembali menggema di ruangan. Kinara yang merasa sangat keberatan lantas melirik Reygan, namun pria itu malah memalingkan wajahnya ke arah lain. Karena tak ingin mempermalukan Aldo, akhirnya ia terpaksa naik ke atas panggung dengan hati yang sangat berat.

Pergunjingan pun dimulai. Kinara bisa melihat teman-temannya yang langsung berbisik satu sama lain. Mereka tampak tidak suka, padahal mereka semua tahu jika ia dan Aldo berteman baik di kelas.

"Ini dia momen yang kita tunggu-tunggu," kata sang MC dengan semangat.

"Mari kita hitung mundur bersama-sama!"

Semua orang mulai menghitung mundur dari angka sepuluh, dan Aldo langsung memegang tangan Kinara dan memposisikan tangan mereka berdua di atas pisau panjang.

Ketika angka satu terucap, Aldo dan Kinara langsung memotong kuenya. Tepuk tangan dan sorakan pun kembali memenuhi ruangan saat mereka mengangkat potongan kue yang pertama dan membagikannya ke teman-teman terdekat.

Kinara tidak tahu, jika sedari tadi mantan pacar Aldo sudah memperhatikannya dengan wajah marah. Saat ia turun dari panggung, wanita itu langsung mendekat dan menyiramkan segelas minuman ke gaunnya, hingga membuat semua orang langsung terkejut melihatnya.

"Astaga!" pekik Kinara sambil mencoba menghapus minuman yang membasahi gaunnya.

***

Lanjut?

REYNARA (Pernikahan Rahasia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang