05. RUMAH SAKIT

25 1 0
                                    

HALO

AKU UPDATE LAGI NIH.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA BUBUBB

SIAP KOMEN DISETIAP PARAGRAF ⁉️

SELAMAT MEMBACA

05. RUMAH SAKIT
___________

Sepulang sekolah semua anggota inti EGRION sedang berada di rumah sakit untuk menjenguk Gavian. Tidak memungkinkan untuk anggota EGRION jika harus datang semua, terlebih lagi jika melihat  jumlah anggota EGRION yang begitu banyak. Mereka membawa buah tangan untuk Gavian, seperti buah-buahan dan beberapa makanan lainnya.

Lengkara tadi bukan tidak ingin mengantar Raquel pulang. Tetepi ia sudah memiliki janji dengan temen-temennya untuk pergi ke rumah sakit dan menjenguk Gavian.

"Ini dari kita semua untuk lo, jangan lupa dimakan" ucap Fanoya dengan senyum manis di kedua sudut bibirnya.

Gavian menerimanya bingkisan itu, "thanks" balasannya.

Ketujuh inti EGRION sekarang sedang melingkari brangkar Gavian. Wajah lelaki itu kini lebam dan berwarna merah keunguan.

"Malam itu gue habis ngantar cewek gue ke rumahnya, di perjalanan pulang gue dihadang sama anak VEGANS. Mereka berhentiin motor gue dan langsung ngeroyok gue tanpa ampun" Gavian menjelaskan kronologi kejadian kepada teman-temannya.

Fanoya menatap miris ke arah Gavian "kalo ada gue, udah gue tendang mulut ketua VEGANS sampe ke Neptunus" kesal Fanoya, ia sampai dibuat kesal dengan tingkah ketua VEGANS yang sering mencari masalah dengan EGRION.

"Ketua VEGANS banyak tingkah, kita diem aja sering disenggol" tambah Marven dengan gelengan kepala.

"Gue sama Sadewa pernah duel di lapangan karna dia udah nantangin gue. Mungkin nggak terima karena kalah dia mau nuntut balas ke anggota EGRION. Gue nggak tahu kalo target yang dia maksud itu Gavian" terang Lengkara menjelaskan.

"Bangsat" umpat Leo, tangannya terasa gatal ingin sekali memukuli Sadewa hingga cowok itu segera berubah dan berhenti bertingkah.

Gavian menghela nafas berat, matanya melihat ke arah Aresta yang sedari tadi hanya diam tanpa sepatah kata. Wajah cowok itu juga tak kalah lebam dengan luka robek di sudut bibirnya.

"Wajah lo itu kenapa?" tanya Gavian kepada Aresta.

"Biasa, namanya juga berandalan keren" sahut Fanoya mewakili.

Lengkara memutar bola matanya malas, ia merasa muak dengan sifat Aresta yang terlalu agresif dan tidak bisa tenang. Padahal dari awal ia sudah memperingatkan agar cowok itu tidak bersikap ceroboh.

"Cogil gue si Aresta udah ngehajar Reano" kali ini jawaban yang keluar dari Fanoya tidak bercanda seperti tadi.

"Udah mode serius?" tanya Atharel berbisik.

"Diem, mulut lo berisik" ucap Fanoya melirik sinis.

"Bang, lo ngapain ngehajar Reano? walaupun dia anak VEGANS tapi dia satu-satunya orang yang nolongin gue di malam itu. Kalo nggak ada dia gue udah mati dikroyok sebelum Steveen dan Wiliam dateng" ucap Gavian, menatap Aresta dengan serius.

Aresta bersikap acuh tak acuh, ia tak peduli dengan tindakannya tadi saat di sekolah. Aresta hanya bertindak berdasarkan kemauannya saja. Jika ia sudah mengambil keputusan maka tidak akan ada seorang pun yang bisa mengubah itu.

"Kebiasaan banget main hajar orang, jadi salah sasaran 'kan" kata Fanoya geleng-geleng kepala. Gadis itu selalu berdo'a supaya nanti ada perempuan hebat yang bisa mengubah sifat Aresta yang sangat keras kepala.

ARESTA | Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang