06. TUGAS UNTUK WAKIL EGRION

21 1 0
                                    

HAI

VOTE + KOMEN DIKENCENGIN BIAR AUTHOR MAKIN CEMUNGUT 💋

SELAMAT MEMBACA

06. TUGAS UNTUK WAKIL EGRION.
__________

"Seorang berandalan bukan berati merugikan orang lain, kita semua nakal bukan berati tidak memiliki iman"
__EGRION GANG.

***

"Kenapa bengong?"

Suara Marven itu membuyarkan lamunan Aresta. Kedua cowok itu sekarang sedang berada di rofftop rumah sakit. Aresta hanya berniat ingin menghirup udara segar tetapi Marven malah mengikutinya layaknya seperti buntut.

"Lagi mikirin apa?"

"Kalo ada masalah cerita ke temen lo yang ganteng ini" Marven menepuk dadanya bangga.

"Lagi mikir gimana caranya dapet pelukan dari seorang ibu" jawab Aresta, sebenarnya bukan hal itu yang membuat Aresta melamun.

Aresta tertawa renyah, tidak seharusnya membahas hal yang tidak untuk dibahas. "Gue lagi liat kota bandung dari atas sini" Aresta dan Marven bisa melihat sepenjuru kota Bandung dari atas rofftop rumah sakit. Pemandangan yang sangat indah ketika di malam hari.

"Kota Bandung indah, ya?"

Aresta mengangguk setuju, "lebih indah lagi kalo gue di peluk mama. Sambil dia bilang gini ; gimana hari ini nak?" gumam Aresta, ia sedang membayangkan betapa bahagianya ia nanti jika hal yang ia inginkan bisa terwujud. Yaitu, mendapatkan pelukan dari mamanya.

"Nih orang mabuk kayanya"

"Lupakan" balas Aresta singkat, tidak ingin terlalu membahas.

"Tadi Arvazea nelfon gue" ucap Aresta memberi tahu. Hubungannya dengan Arvazea hanya Marven yang tahu. Aresta tak memberitahu kepada temen-temannya yang lain.

"Terus?"

"Dia ngajak putus"

"Cewek lo ngajak break up itu karena lo yang selalu cuekin dia. Seharusnya lo jadi cowok harus bisa meluangkan waktu buat cewek lo. Main sama temen boleh, tapi harus inget di sana lo punya cewek yang butuh perhatian lo juga. Kalo nggak mau ribet dalam hal percintaan, mending jangan pacaran" ucap Marven menjelaskan sekaligus memberikan saran.

"Kenapa buaya darat seperti lo lebih paham cara ngetreat perempuan?" tanya Aresta.

"Karena peternak lebih tahu cara merawat hewan ternaknya" jawab Marven yang langsung mendapatkan toyoran kuat dari Aresta.

"Setia ke satu orang itu seru. Itu perkara hal yang mudah, tapi nggak semua orang bisa melakukannya" tutur Aresta, tidak ada maksud menyindir siapapun.

Marven tertegun mendengar penuturan sahabatnya itu. Cowok itu mengingat jelas bahwa ia juga pernah setia dengan satu perempuan. Ya, Marven akui bahwa semua orang bisa jatuh cinta tetapi tidak semuanya bisa setia dengan satu hati. Kesetiaan merupakan sikap yang mahal, perwujudan dari pribadi hebat dan bisa dipercaya. Menjaga sebuah kesetiaan bukan perkara mudah, butuh usaha yang tak main-main.

"Kita udah di tungguin sama Lengkara dan yang lain" kata Marven, ia tidak ingin memperpanjang masalah percintaan sahabatnya. Biarkan itu menjadi masalah pribadi Aresta.

Aresta dan Marven segera turun ke bawah, karena tidak ingin membuang banyak waktu mereka berdua memilih menggunakan lift. Tak butuh waktu lama lift pun terbuka, Aresta bisa melihat jika temen-temannya yang lain sedang menunggunya di loby rumah sakit.

ARESTA | Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang