09. KEHEBOHAN PENGHUNI SMA GAJAH MADHA

19 2 0
                                    

HALOO PREND

AYO KAWAL CERITA INI SAMPAI ENDING 🏴

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN DI SETIAP PARAGRAF

SELAMAT MEMBACA

"___jadilah suara yang didengarkan, bukan gema yang diabaikan" _Rauquella Shaqueena Pramoedya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"___jadilah suara yang didengarkan, bukan gema yang diabaikan" _Rauquella Shaqueena Pramoedya

"Mulailah untuk memahami diri sendiri, sebab belum tentu orang lain memahami apa yang kamu rasakan"

10. KEHEBOHAN PENGHUNI SMA GAJAH MADHA
__________________

Raquel sedang menatap pantulannya di cermin. Gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Raquel hanya tinggal turun untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Raquel keluar dari kamarnya, ia menuruni satu persatu anak tangga. Kursi yang sering ditempati Dipta yang biasa Raquel melihat sang ayah menyambutnya dengan senyuman sekarang tidak lagi ada. Baru sehari ditinggal ke luar kota sudah membuat Raquel rindu.

"Pagi non"

"Nyonya Praline dan mas Lengkara sudah pergi tadi pagi" kata Mayang memberi tahu.

Raquel melihat sekeliling rumah, ia tidak melihat Praline dan juga Lengkara. Kemana mereka pergi? Ruquel menghembuskan nafasnya pelan, ia merasa malas jika tidak ada orang yang menemaninya makan.

"Gue sarapan di sekolah aja"

"Yasudah kalo gitu"

"Semangat untuk hari ini, non geulis" ucap Mayang memberi semangat.

Melihat perilaku Mayang yang terlihat baik kepadanya, membuat Raquel sedikit merasa bersalah. Sepertinya ia sudah salah dalam menilai pembantu barunya itu. Tidak ada salahnya untuk mempercayai seseorang 'kan?

Raquel mengangguk, "makasih" balasnya singkat.

Gadis cantik itu kemudian berdiri dari duduknya, ia segera berjalan ke luar rumah karena tidak ingin telat. Gadis dengan seragam putih abu itu melihat ke sekitar, Raquel sama sekali tidak melihat keberadaan pak Budi di pos. Apa supirnya itu lupa bahwa pagi ini adalah jadwal pak Budi mengantarkannya kesekolah.

"Bunda 'kan bisa bawa mobil sendiri kenapa harus diantar pak Budi sih" gerutu Raquel, andai saja ada ayahnya mungkin segala masalahnya akan teratasi sekarang. Tidak memungkinkan jika Raquel berjalan kaki dengan jarak yang jauh, yang ada dirinya telat dan bajunya akan bau keringat.

ARESTA | Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang