08. BRAGA ART CAFE

25 1 0
                                    

HALO SENG 💋

VOTE ITU GRATIS! HARGAI AUTHOR YANG SUDAH CAPEK-CAPEK MIKIRIN ALUR CERITA

SELAMAT MEMBACA SEMOGA KALIAN SUKA, AAMIIN.

08. BRAGA ART CAFE
____________

Aresta memarkirakan motor sport hitamnya. Cowok itu melihat sekeliling  Braga Art Cafe, itu adalah nama tempat sesuai lokasi yang di Sherlock oleh Fanoya. Lihatlah gadis itu! Sekarang Fanoya tidak terlihat keberadaannya. Kerjaannya selalu membuat Aresta bingung. Braga Art Cafe adalah sebuah cafe yang terletak di kota bandung. Tempat makan dengan konsep tradisional dan artistik, menyajikan aneka hidangan bercita rasa nusantara.

Duarr!

Fanoya memegang pundak Aresta tanpa aba-aba, membuat cowok itu tersentak kaget.

"Bangsat, gue kaget"

Fanoya terkikik geli, "lagian diem bae disini, gue 'kan jadi pengen kerjain lo"

"Lo ngapain kesini?" tanya Aresta langsung ke inti.

"Ketemu sama selingkuhan" jawab Fanoya enteng.

Mendengar itu Aresta langsung menoyor pelan dahi Fanoya, sedangkan gadis itu menyengir menapakkan gigi putih rapihnya. "bercanda doang kali, serius amat hidup lo"

"Gue aduin ke Reygan" ancam Aresta tak main-main, membuat Fanoya memundurkan sedikit wajahnya.

"Serem banget abang gue main ngaduan"

"Fa, tugas Bu Ajeng biar gue yang nyelesain" pamit Karin, teman sekelas Fanoya. Gadis itu baru saja keluar dari dalam Cafe sembari membawa buku ditangannya.

Fanoya mengangguk sembari melambaikan tangannya. "thanks, Rin. Hati-hati di jalan" Gadis cantik dengan rambut ekor kuda itu kembali menatap ke arah Aresta, seraya menunjuk dengan siapa tadi ia bersama.

"Noh, liat sendiri 'kan gue lagi sama Karin disini"

"Iya, gue percaya"

"Bang, uang gue sekarat nih" ucap Fanoya langsung ke inti masalah.

Aresta yang sudah tahu itu langsung mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa uang lembar merah Soekarno kepada Fanoya. Bukan tanpa alasan Fanoya meminta uang, tetapi karena Aresta sendiri lah yang menyuruh gadis itu meminta. Dengan kata lain bahwa Aresta menjadi ATM berjalan Fanoya.

"Jadi makin sayang"

"Mending rasa sayang lo itu simpen buat Reygan" sarkas Aresta, karena mau bagaimanapun Fanoya adalah pacar dari temannya sendiri.

Singkatnya begini, selain donatur dilarang mengatur. Jadi itulah alasan mengapa Fanoya sangat nurut ke apa yang dikatakan oleh Aresta.

"Bokap sama nyokap lo kerja apa? Perasaan duit lo gak pernah habis" tanya Fanoya penasaran.

"Ngepet" jawab Aresta sekenanya.

Fanoya tertawa mendengar penuturan Aresta yang bisa dibilang ngasal. "sabi nggak ko gue join? Gue bisa kok jadi babinya buat keliling cari uang" ucap Fanoya begitu bersemangat. Menjadi bagian dari keluarga Meheswara tidak akan datang untuk kedua kalinya.

"Goblok anying"

Lagi dan lagi Fanoya tertawa. Ia selalu dibuat tertawa ketika bersama dengan Aresta. Bagi Fanoya, Aresta adalah laki-laki yang memiliki sikap cuek dan dingin bagaikan kutub. Namun, sangat perhatian kepada orang terdekatnya.

ARESTA | Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang