Rumah 🏠

1K 112 13
                                    

Setelah banyak sekali drama dari Ajuanda Wiliam itu akhirnya mereka bisa kembali pulang ke rumah keluarga Wiliam.

Juan pun hanya diam sambil menekuk mukanya kala dia harus ikut dengan keluarganya, ah tidak Juan masih belum bisa mempercayai itu.

Kini mereka tengah berada di mobil dengan Juan dan Jay yang berada di belakang, sedangkan kedua orang tuanya di depan.

" Mau jalan jalan dulu atau langsung pulang?" Tanya Yura sambil melirik ke arah belakang untuk menatap kedua anaknya.

" Langsung pulang aja ma, Jay cape" ucapnya singkat sambil memejamkan matanya.

" Kalo adek ingin bermain dulu atau pulang?" Tanyanya bergantian

Juan hanya cengo, apa katanya adek? Woi dirinya di panggil adek? Apakah ini berarti dia adeknya Jay?

" Adek? Siapa?" Tanyanya pelan sambil melirik Jay yang Tertidur

" Hahaha kamu nak,kamu itu adeknya Jay" kekeh Yura dan Tian yang merasa lucu akibat expresi Juan.

Juan membulatkan matanya, hei padahal Jay itu sangat seperti anak kecil apalagi dari tinggi badannya saja sudah sangat tidak pantas menjadi kakak.

" Anjir si Jay kakaknya? Yang bener aja, harusnya gue yang jadi kakak. Si Jay mah kek bocil" batin Juan.

Keadaan mobil kembali hening Juan pun mengalihkan pandangannya untuk menatap luar jendela yang ramai dengan kendaraan

" Gimana pun gue masih belum bisa Nerima mereka jadi keluarga gue" lirihnya pelan sambil memejamkan matanya.

***

Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam lebih akhirnya mereka sampai di rumahnya, dengan diikuti beberapa bodygurt di belakangnya.

Dan jangan lupakan Jay yang di gendong oleh Tian karna tertidur pulas dan Juan yang baru bangun dengan mata sayunya.

" Gak nyangka gue bakal balik lagi ke rumah yang gue anggap gak hangat" gumamnya sambil melihat sang kembaran yang di gendong oleh papanya

" Dan parahnya lagi gue harus punya kakak spek bocil" lanjutnya tak sadar di belakangnya ada sang ibu yang mendengar gumaman Juan.

Yura hanya tersenyum mendengar gumaman sang anak lalu dirinya merangkul Juan.

" Yuk masuk, pasti adek cape" ujarnya lembut

Juan hanya mengangguk dan mengikuti Yura dari belakang.

" Kamu mau langsung istirahat aja dek?" Tanya Tian yang masih menggendong anak sulungnya berharap Jay akan tertidur setelah tadi merengek.

" Eum iya deh cape juga duduk di mobil, pengen rebahan" ujarnya sedikit tak sopan.

Maklum aja lah ya Juan yang tadinya udah gak berharap ketemu keluarganya, tiba tiba banget di bawa pulang sama Yang ngaku sebagai keluarga kandungnya?.

" Yaudah yuk kita ke kamar, abang mu juga sudah sangat pulas" ujar Tian sambil melangkah kan kakinya menuju kamar sang anak.

Juan masih mencerna perkataan Tian, apakah dirinya harus sekamar dengan Jay? Oh tidak itu akan sangat canggung nantinya.

" Sekamar sama dia?" Tanya Juan

Yura yang tadinya di dapur pun menghampiri anak bungsunya yang malah diam.

" Adek gak mau sekamar sama Abang ya?" Tanya Yura lembut sambil mengusap rambut hitam legam sang anak.

" Bukan begitu, tapi kita masih canggung" jujurnya dengan menatap mata sang ibu.

" Gapapa nanti adek kenalan oke sama Abang?" Saran Yura

Juan hanya pasrah dan mengangguk lalu pergi ke kamar sang kembaran dengan langkah kaki sedikit ragu.

" Please deh gue sekamar sama dia? Nanti yang ada gak ngomong ngomong" misuhnya pelan

" Dah lah, nurut aja dulu. Nanti gue pikirin lagi cara kaburnya" monolognya sambil memasuki kamar yang di tempati kakaknya.

_____________________

Hayii semoga suka yaa..

Aku sibuk nyiapin brithday event nya ayangg jaemin guyss jadi maaf ya kalo lama😁

Btw setelah ini tamat kalian mau aku bikin cerita tentang apalagi guyss? Komen yaww, dan pemeran utamanya siapa😉

Vote and komen ya biar aku rajin nulisnya

Papay🐰🩷


badboy or baby boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang