FZ 12
Kini waktu menunjukkan pukul sebelas malam, Jimmi kini tengah berada di ruangannya. Malam ini dia sengaja memilih untuk lembur, dia mengambil jadwal lembur temanya. Buakan tanpa alasan dia mengambil lembur, dia melakukan itu agar mengurangi rasa sakit hatinya karena melihat Sea tampak semakin dekat dengan kedua orang tua Sea, sampai sampai Ray ikut acara makan malam dengan kedua orang tua Sea.
"Gua kayanya kali ini gak ada harapan lagi deh buat perjuangkan Sea" Gumam Jimmy.
Jimmy menghela napasnya dengan berat, "Kelihatannya juga Sea jauh lebih bahagia sama Ray dibanding sama gua." Lanjut Jimmy.
Disisi lain Sea baru saja sampai di rumah, mereka baru sampai dari makan malam bersama dengan Ray. Setelah selesai makan malampun mereka tak langsung pulang, tetapi mereka pergi jalan jalan terlbih dahulu walaupun hanya sebentar.
Sea membaringkan badannya diatas kasur kemudian dia membuka ponselnya, lalu dia membuka aplikasi pesan. Sea melihat pesan paling atas adalah pesan dari Jimmy, Sea membuka pesan tersebut kemudian dia menghela napanya berat, "Cuma dengan cara ini gua bisa melupkan lu Jim" Lirih Sea.
Sea memejamkan matanya, "Kenapa semuanya terasa berat banget sih ya Tuhan" Batin Sea.
Sea membuka matanya kemudian dia kembali membua ponselnya, lalu dia menelepon seseorang. Di dering pertama panggilan Sea lagsung di jawab oleh seseorang tersebut.
"Halo." Sapa seseorag tersebut.
"Kenapa Sea?." Tanya seseorang tersebu lagi, karena Sea yang tak kunjung berbicara.
"Lu gak apa apa?." Tanyanya lagi.
"Kenapa?." Lirh Sea.
"Maksudnya?." Tanya seseorang tersebut.
"Kenapa harus sesulit ini, kenapa harus se sakit ini. Kalau tahu bakal bikin sakit kaya gini, gua gak akan mau kenal dari awal." Lirih Sea.
Sea mendengar helaan napas dari sebrang sana, kemudian dia mendengarkan penjelasan dari seseorang tersebut. "Sea, dari awal mungkin gua gak ngerti dan gak sadar sama perasaan gua sendiri. Tetapi lama kelamaan gua sadar sama perasaan gua, walaupun memang benar, kalau gua berusaha menepis perasaan itu. Tapi bukan tanpa alasan, gua berusaha buat menepis perasaan gua karena gua rasa gua gak pantas dan gua juga merasa gak berhak untuk memiliki perasaan ke lu. Pasti lu bertanya tanya, kenapa gua merasa seperti itu, gua merasa seprti itu karena gua sudah kenal lu dari kecil, lu juga sudah di titipkan ke gua oleh orang tua lu. Mereka mengatakan kalau gua harus menjadi sosok kakak yang baik buat lu, awalnya gua merasa sakit hati dengan kata kata itu, karena gua lebih menginginkan status yang lebih dari seorang kakak dan adik." Jelas Jimmy dengan panjang lebar, dia menjeda penjelasannya. Dia merasa tidak cukup kuat hatinya untuk menjelaskan apa yang telah terjadi dengannya.
"Tapi kenapa gak bilang dari awal?." Tanya Sea lirih.
"Karena gua gak mau merusak hubungan kita Sea." Jawab Jimmy.
"Dan gua juga gak mau mengecewakan orang tua lu, apalagi ketika awalnya orang tua lu mengatakan kepada gua jangan sampai lu bergaul dengan seseorang yang jauh dari Tuhan apalagi hal hal yang melibatkan dunia sesama jenis." Lanjut Jimmy.
Sea terdiam untuk beberapa waktu, dia tidak menyangka jika ayah dan ibunya mengatakan hal itu dan dia juga tidak menyangka jika selama ini Jimmy juga menyukainya, hanya saja dia tidak menampakan perasaanya.
"Gua hanya takut Sea, gua gak mengungkapkan bukan berarti gua gak memiliki perasaan khusus. Apalagi ketika lu selalu bertingkah seolah lu adalah sosok pasangan untuk gua. Setiap pagi menyiapkan sarapan, menyiapkan baju kerja gua, menyiapkan bekal makan siang gua dan bahkan lu mengirimkan pesan kepada gua setiap saat, walapun itu hanya untuk memastikan semuanya baik baik saja dan hanya untuk menyemangati gua bekerja. Orang bodoh mana yang tidak terbawa suasana jika diperlakukan seperti itu Sea." Jelas Jimmy menggebu gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE [BXB]
Fanfic"Aku akan terus mencintaimu walaupun kamu menganggap ku hanya sebatas teman." Sea. "Sejauh apapun lu mencintai gua, hubungan kita gak akan lebih dari teman." Jimmy.