18

445 92 24
                                    

"HELLLOOOOOO GUYYSSSS!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HELLLOOOOOO GUYYSSSS!"

Telinga Pawat langsung mendapat sentilan cukup kencang dari sobatnya yang tempat duduknya tepat berada di tengah di antara dia dan bright.

"Kita bertiga duduk jejeran, kaga perlu pake teriak, bego!" ucap win kesal.

"Jari lo udah sembuh,sa?" tanya pawat.

"Udah doms" wajah mengerut kesal itu berubah menjadi lebih tenang, kedua mata terpejam dengan senyum tersungging di bibir.

"Oh ciumannya si angga berhasil berarti"

Sedetik kemudian ekspresi bright kembali berubah, aura gelap seakan menguar di sekitar pawat.

"SEMBARANGAN MULUT LO YE!! JARI GUE SEMBUH KARNA GUE HABIS GUE KASIH PROPOSAL!"

Tawa pawat pecah mendengar kata terakhir sobatnya, "Proposal bisa dipake nyebuhin canteng ye sekarang wkwk"

"Propolis anying, mulut pake taipo segala"

Win yang sedari tadi menyimak pertengkaran remeh temeh pawat dan bright ikut tertawa.

"Capek gue nyaksiin ketololan lo berdua, cok hahaha" katanya.

Bright menoleh cepat ke arah sobatnya yang merasa dirinya sultan itu dengan mata melotot. Tangannya terangkat lalu terayun dan mendarat tepat di----

"KAGA PAKE NABOK PELI GUE JUGA DONG ANYING!! NGILU ANCOK"

-selangkangan win.

Wajah remaja tujuh belas tahun itu meringis sakit sambil menangkup selangkangannya yang nyeri bukan main. Tangan laknat bright benar-benar ingin dia potong.

"Ya Allah, impoten hamba" rintih win.

Pawat tak mampu berkata-kata, hanya tertawa sambil memegang perutnya yang sakit.

"Hahaha ayo dilanjut gelutnya wahai anak-anak hahahah"

Win dan bright lanjut beradu mulut, saling menyalahkan satu sama lain, melempar makian, sumpah serapah, umpatan. Orang-orang yang berada di sekitar kantin geleng kepala menyaksikan pemandangan itu. Sudah tidak heran sebenarnya, apalagi untuk kalangan kelas sepuluh. Bright dan win memang terkenal sering bertengkar kendati mereka berdua sepasang sahabat.

"Udah selesai gelutnya?" tanya pawat ketika dua sobatnya tak lagi berisik.

"Alhamdulillah udah" jawab bright dengan nafas terengah.

"aksa jancok! Kaga gue tebengin pulang lo nanti asu!" win menunjukkan jari tengahnya tepat di depan wajah bright, "Ya Allah masih ngilu burung gue"

"Elus dah tuh, angga biar kaga ngilu" Usul pawat kemudian meminum es tehnya.

"Ngaceng yang ada, cok." Es teh yang baru saja disedot langsung menyembur dari mulut pawat. Putra gulf itu tertawa sambil terbatuk.

"Lo mau bilang apaan, buruan dah. Atau gue tarik sekalian burung lo" bright mendelik ke arah pawat yang masih belum bisa berhenti tertawa.

PAPANYA PAWAT (MEWGULF)~ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang