4

610 82 4
                                    

Pria dengan paras manis itu memarkirkan motornya di sebelah pohon besar tempat para siswa dan guru memarkirkan kendaraannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria dengan paras manis itu memarkirkan motornya di sebelah pohon besar tempat para siswa dan guru memarkirkan kendaraannya. Dia rapikan pakaiannya terlebih dahulu sebelum melangkahkan kaki menuju tangga. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, dia mencoba mencari dimana letak kelas putranya.

“Di dalem kayanya kelasnya, katanya di deket sungai” Gumam gulf.

Kepalanya mendongak, membaca tulisan yang tertera pada setiap sisi pintu. Senyum manisnya terkembang ketika menemukan ruang administrasi. Dia mempercepat langkahnya, dia tepuk dua kali tas selempang yang dia bawa. Dirinya hendak membayarkan SPP putranya yang sudah menunggak tiga bulan.

Dia memberi salam, membuat dua wanita yang menjaga meja administrasi dan tiga orang siswa yang tengah mengisi tinta spidol menoleh.

“Silakan masuk, ada yang bisa saya bantu?” tanya wanita berwajah manis dengan nama laras tertera pada nametag nya.

“Saya mau bayar SPP Galaxy Pawat, Bu” Kata gulf dengan sedikit grogi, pasalnya ini pertama kalinya dia membayarkan SPP putranya seorang diri, biasanya pawat sendirilah yang membayarkannya.

Bu laras mengangguk kemudian mengambil buku SPP pawat yang diserahkan gulf.

“Bukan asrama ya, Mas?” tanya Bu laras.

“Bukan, Bu.”

Bu laras mengangguk, “SPP tiga bulan yang harus dibayar enam ratus ribu, sama kemarin galaxy beli dasi, jadi totalnya enam ratus dua puluh ribu”

Gulf mengambil uang dari tasnya, menghitungnya sebentar kemudian menyerahkannya pada Bu laras.

“Ditunggu sebentar ya, Mas”

Gulf mengangguk kemudian memilih untuk duduk sembari menunggu Bu laras mencatat dan menyelesaikan pembayarannya.

Dia menoleh kanan kiri dan berhenti pada pintu. Dia pandangi halaman yang terlihat dari sana. Senyumnya tersungging, teringat memori masalalu ketika dirinya masih sekolah. Di sini, di tempat yang sama dengan putranya menimbah ilmu. Dalam hati dia menekankan, bahwa pawat harus lulus dan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Tidak seperti dirinya yang berhenti sekolah karena kendala ekonomi dan harus menikah pada saat itu juga. Memilukan sekali.

Cukup lama terbengong, suara Bu laras menyadarkannya. Dia bangkit kemudian mengambil buku SPP serta kuitansi.

“Dengan saudara siapa?” tanya Bu laras.

“Gulfy kanara” Jawab gulf.

“Hubungan dengan anak didik Galaxy?”

“papah (ibu)”

“Ha?”

“Saya papahnya”

Bu laras membola tak percaya, dia perhatikan sebentar pria manis di depannya. Dalam hati dia telah mengatakan puluhan kata ketidakpercayaannya.

PAPANYA PAWAT (MEWGULF)~ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang