14

577 85 6
                                    

Gulf merapikan penampilannya sekali lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gulf merapikan penampilannya sekali lagi. Tak ada sedikitpun niatnya untuk menggait perhatian pria atau wanita, dia hanya tak mau anaknya menjadi bahan ejekan teman-teman sekolah atau orang sekitar sekolah karena memiliki papah dengan penampilan kotor dan kumal. Jangan dikira dia tak tahu apa yang pawat alami di sekolah karna anaknya itu tak pernah memberitahunya.

Merasa sudah rapi, gulf beranjak dari kamarnya, mengambil kunci motor yang ada di meja ruang tamu kemudian mengunci pintu dan melaju dengan motor matic satu-satunya yang dia dan pawat miliki.

Dia mempercepat laju motornya, takut membuat putranya menunggu lama. Dalam kepala dia memikirkan pawat, kapan dia bisa membelikan pawat motor sendiri agar anaknya tak perlu menunggu dirinya menjemput. Pun dia takut anaknya malu karena masih diantar jemput orang tuanya.

Dia membuang nafas berat, “Duit darimana coba? Duit jual udang udah habis buat bayar sekolah sama makan sehari-hari” katanya, “sabar dikit lagi ya, Nak, semoga aja papah dapet rezeki banyak pas panen kangkung depan, biar bisa beliin kamu motor”

Pria manis itu mengusap sudut matanya yang basah dengan tangan kiri kemudian kembali fokus pada jalanan.

Sekitar dua puluh menit dirinya sampai di depan gerbang sekolah pawat. Dia lihat putranya sedang mengobrol dengan pria tinggi yang sudah dia kenal siapa.

“Pak, papah udah sampe tuh” Kata pawat seraya bangkit dari kursi pos satpam.

Mew menoleh ke arah gulf yang tersenyum manis padanya.

Oh Tuhan, jantung mew seketika berdetak tak normal. Wajahnya memanas dan mungkin saja sedikit memerah.

“Nunggu lama ya, gal?” tanya gulf.

Pawat menggeleng setelah menyalami tangan papahnya.

“Gak kok, pah. Setengah jam gak lama kok” Balasnya dan mendapat pukulan di bahunya dari sang papah.

“Nyusahin Pak tharn ya kamu” tuding gulf.

“Gak nyusahin kok, Mas kana. Saya sendiri yang mau nemenin gala. Kasihan plongah-plongoh kaya anak ilang” Gurau mew setelah berhasil menguasai dirinya dari senyum manis gulf serta wajah menawan pria manis itu.

Pawat mendengus, enak saja dia dikatai seperti anak hilang.

“Emang suka gitu dia, Pak kalo sendirian. Plongah plongoh. Dulu juga pernah ilang diumpetin mbah kunti gara-gara suka ngelamun di tempat sepi”

Mew terbahak sambil menatap wajah masam pawat. Gulf ikut tertawa, mengingat kejadian sepuluh tahun silam.

“Jangan suka ngelamun lagi, gal. Kalo gedhe bukan mbah kunti lagi yang nyulik” kata mew.

“Terus apa, Pak?”

“kuyang”

“Ih Pak tharn mah ngeselin kaya papah”

PAPANYA PAWAT (MEWGULF)~ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang