Chapter 12

1.4K 203 14
                                    

Wendy dan Joy mematung saat pintunya dibuka. Bukan Irene yang menyambut mereka tapi gadis jangkung bermata sipit yang minim ekpresi dan hanya memakai tanktop oblong dan celana panjang.

Seulgi bersandar di pintu menatap mereka datar dengan kedua tangannya di kantung celananya.

"P-permisi, kami mencari Irene" Ucap Wendy terbata bahkan terlihat belum sadar, dia menatap Seulgi seperti mempelajari tubuhnya. Bahkan Joy juga menatap Seulgi dari kepala hingga kakinya dan kembali menatap wajahnya.

"Apa dia Kang Seulgi? Bagaimana bisa dia di tempat Irene, dia kekasih Irene? Tapi bagaimana bisa dia mau dengan manusia pecicilan seperti Irene? Dia saja terlihat seperti orang yang menyukai ketenangan" batin Wendy.

"Dia di dalam" Ucap Seulgi, dia membuka pintu lebih lebar mempersilahkan kedua orang itu masuk.

Wendy membulatkan matanya saat melihat bekas cakaran di leher Seulgi, meskipun itu tertutupi rambut tapi karena bentuknya memanjang dan hampir menyentuh tulang selangkanya, itu dapat terlihat terlebih rambut Seulgi hanya sebahu. Apalagi posisinya berjalan di samping Seulgi jadi bekas cakaran itu benar benar terlihat. Belum selesai keterkejutannya, dia kembali melotot saat melihat bekas gigitan di bahu kanannya saat Seulgi berbalik hendak mengajaknya berbicara.

"Masuk saja, Irene ada di kamar"

Pikiran Wendy jadi ke mana mana setelah mendengar ucapan Seulgi,

"Bagaimana jika Irene belum memakai pakaiannya? Kenapa dia bisa sesantai ini menyuruhku masuk, apa dia tidak masalah jika tubuh kekasihnya dilihat orang lain? Dan lagi, bekas percintaan mereka kan pasti masih ada, apa tidak di bersihkan dulu?"

"Halo" Seulgi mengibaskan tangannya saat dua orang di hadapannya hanya menatapnya.

"Uh-eh ya, kami masuk" Jawab Joy yang pertama kali sadar.

"Ayo babe" Joy menggandeng tangan Wendy yang sepertinya baru saja sadar saat dia menyentuh tangannya.

"Ada apa dengan mereka?" Tanya Seulgi keheranan dengan tingkah aneh Wendy dan Joy, dia menggeleng pelan karena merasa aneh dengan kedua teman Irene itu, setelahnya dia ke dapur mengambil minum karena merasa haus.
.
.
.
.
.

Wendy dan Joy menganga tak percaya saat melihat bekas gigitan di leher Irene, itu bukan hanya satu. Dan jika di perhatikan lagi itu adalah hickey. Ranjangnya juga terlihat berantakan spreinya jatuh ke lantai seperti ada yang menendangnya.

Selama mengenal Irene, sahabatnya itu adalah orang yang tidak suka saat kekasihnya meninggalkan tanda di lehernya.

Mereka berdua mendekati Irene, Joy duduk di sisi ranjang Irene sedangkan Wendy berdiri di sampingnya, keduanya seperti punya banyak pertanyaan untuk Irene.

"Irene, apa dia Kang Seulgi?? Dia kekasih mu??!" Tanya Wendy tak percaya.

"Irene kau berdarah?!" Histeris Joy saat tidak sengaja melihat noda darah di bed covernya.

Wendy dan Irene mengikuti arah pandang Joy, dan memang ada bekas darah yang terlihat hampir kering.

"Irene ah, kau baik baik saja?!" Panik Wendy memeriksa tubuh sahabatnya.

"Kau juga terlihat seperti habis menangis" ucap Joy melihat wajah sembab Irene, tiba tiba kepalanya memikirkan hal hal yang tidak pantas.

"Apa ini ulah kekasih mu? Dia pasti kasar sekali kan? Kau sampai menangis dan berdarah seperti ini. Kau pasti sangat kesakitan selama kalian melakukannya" Joy menatap Irene kasihan. Wajah Irene juga terlihat sedikit pucat memperkuat dugaannya.

Wendy ikut kasihan pada sahabatnya itu, tapi selama menjalin hubungan Irene tidak pernah mengizinkan kekasihnya menyentuhnya. Dia orang yang selalu mengendalikan.

Give Me a Taste || SeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang