Chapter 17

1.8K 211 9
                                    

Irene menghela napasnya pelan begitu tak mendapat ibunya di rumah. Akhir akhir ini Eugene lebih sibuk di perusahaan sehingga tidak memiliki banyak waktu untuknya, dan kemungkinan ibunya itu akan mengadakan business trip, jadi untuk beberapa waktu ke depan Irene akan kesepian jika di rumah.

Jika dulu dia akan tetap bosan meski pergi ke tempat kekasih kekasihnya, tapi sekarang berbeda. Dengan Seulgi rasanya selalu menyenangkan di tiap detiknya.

Irene memutuskan untuk mandi lebih dulu karena merasa tubuhnya sangat lengket setelah seharian beraktivitas, apalagi di kampus tadi Seulgi membuatnya lebih dari sekedar berkeringat. Memikirkan itu membuatnya malu tapi entah kenapa dia suka, dia menerima semua perlakuan Seulgi padanya.

Rasanya aneh di perlakukan semanis dan sepanas itu, terlebih orang yang terlihat dingin seperti Seulgi rasanya mustahil melakukan hal panas.

"Padahal aku mengira dia polos awalnya" gumam Irene memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Dia melepas pakaiannya satu persatu dan melihat tubuh telanjangnya.

"Tadi kita bahkan masih berpakaian tapi bisa sepanas itu" Irene menyentuh bibirnya saat mengingat ciuman memabukkan Seulgi.

"Bagaimana jika seandainya tadi itu lebih?" Irene memejamkan matanya mencoba membayangkan dia dan Seulgi yang sama sama tanpa busana.

"Shit! Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya" umpat Irene merasakan kewanitaannya berdenyut, dia menyentuh kemaluannya dan benar saja dia sudah basah.

"Astaga Kang Seulgi, apa yang kau lakukan padaku??" Irene benar benar tidak percaya dengan tubuhnya, hanya mengingat dan membayangkan Seulgi saja dia bisa sebasah itu.

"Dia kan tidak disini, tidak ada yang membantuku mengatasi ini, menyentuh diriku sendiri juga rasanya berbeda dari sentuhannya" frustasi Irene saat merasa gairahnya tidak bisa dia kendalikan.

Irene keluar mengambil ponselnya di ranjang, dia benar benar butuh Seulgi sekarang.
.
.
.
.
.

Ini masih pukul 20:05, tapi Seulgi sudah mengantuk, setelah mandi dia berniat tidur lebih cepat.

Seulgi baru saja merebahkan dirinya di ranjang dan baru berniat memejamkan matanya tapi dering ponselnya membangunkannya.

"Kenapa?" Tanya Seulgi dengan mata terpejam.

"Sayang di mana?" Tanya Irene.

Alis Seulgi tertaut mendengar suara kekasihnya yang serak, napasnya juga memberat. Yang Seulgi tidak ketahui, Irene di seberang sana mati matian menahan diri untuk tidak menyentuh dirinya setelah mendengar suara seraknya yang seksi.

"Di rumah, kenapa?" Tanya Seulgi dia bangun dan bersandar di kepala ranjangnya.

"Bisakah kau kesini?"

"Tapi ini sudah malam, dan aku mengantuk" ucap Seulgi sedikit malas, dia melirik jam dindingnya memang belum selarut itu tapi dia sangat mengantuk.

"Tapi aku menginginkan mu"

Seulgi terdiam beberapa detik, Irene juga diam karena menunggu Seulgi berbicara.

"Menginginkan ku?" Tanya Seulgi memastikan.

"Hmm.. bisakah kau kesini? tidur saja disini malam ini, eomma ku juga tidak pulang" ucap Irene pelan.

"T-tidur?" Seulgi berdiri seketika, kenapa dia jadi berdebar mendengarnya.

"Di apartemen mu?" Tanya Seulgi lagi.

"Di rumah ku, aku akan mengirim lokasinya" Ucap Irene.

Ini kali pertama Seulgi ke rumahnya, kalau apartemennya Seulgi jelas sudah hapal.

Give Me a Taste || SeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang